Mohon tunggu...
Aldy M. Aripin
Aldy M. Aripin Mohon Tunggu... Administrasi - Pengembara

Suami dari seorang istri, ayah dari dua orang anak dan eyang dari tiga orang putu. Blog Pribadi : www.personfield.web.id

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Hotel Bintang : Kemewahan yang Terabaikan

20 Juli 2015   16:32 Diperbarui: 20 Juli 2015   16:36 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="ilustrasi | news.ralali.com"][/caption]Hotel berbintang 3 keatas sudah dapat menggambarkan kemewahan, sementara yang dianggap kemewahan bukan hanya makan enak, tidur dikasur empuk, ruangan ber-Ac, tetapi yang tidak kalah pentingnya, bagaimana buang hajat dengan enak. Hmmmm...

Ini kejadian nyata dan sedang saya alami saat ini, dari rombongan yang ikut berlibur ternyata 90% tidak bisa menggunakan closet duduk, karena mereka terbiasa dengan closet jongkok. Akibatnya, saya menjadi tertuduh biang kacaunya urusan buang hajat, solusi sementara, jika buang air silahkan nangkring langsung dia atas closet duduk (maaf, ini bukan solusi, karena sangat berbahaya).

Dari kejadian ini saya berfikir, kemewahan yang dijanjikan pihak hotel, bukan berarti kemewahan buat sang tamu dan anehnya seperti tidak ada tamu yang komplain masalah ini.  Entah karena malu atau menganggap yang disebut dengan hotel tamu harus terima apa adanya, bukan sebaliknya.

Saya sendiri enggan menanyakan ke pihak hotel tentang fasilitas closet jongkok, karena setahu saya, pada hotel-hotel berbintang, tidak pernah disediakan closet jongkok. Saya cuma berfikir akan memberikan masukan via kotak saran.  Sekalian memberikan pelajaran kepada anggota rombongan bahwa kemewahan orang kota tidak selamanya cocok untuk orang kampung, kalau masih ada yang ngedumel akan saya sarankan buang hajat dijamban yang banyak disungai kapuas.

Yang sudah pasti fasilitas closet jongkok sengaja ditiadakan oleh pihak pengelola,  mungkin pertimbangannya, closet jenis ini dianggap tidak modern, out of date dan tidak ada penggunanya lagi dan secara sepihak tamu dipaksa menggunakan closet duduk yang hampir tidak pernah mereka gunakan bahkan dilihat oleh tamu-tamu baru.  Menurut saya fasilitas closet jongkok harus tetap disediakan oleh pihak hotel, untuk memberikan pelayanan extra kepada tamu dan akan berimbas pada pendapatan hotel secara tidak langsung.

Bagaimana tamu mau makan banyak dan enak, jika sisa olahan dalam perut tak dapat disalurkan? Tamupun ogah memperpanjang masa inap jika sulit buang air.  Jika ini yang terjadi, pihak hotel juga yang dirugikan dan tentu tamunya juga, mau nginap enak dan mewah tapi tak bisa buang hajat, sepele memang tapi sangat mengganggu dan mengurangi kenyamanan.

Apalah artinya menginap dihotel berkelas bintang dengan harga hampir tujuh angka, menu makan tersedia enak, tempat tidur nyaman, tapi kemewahan itu menjadi hilang hanya karena urusan buang hajat.  Saatnya pihak hotel berfikir untuk menyediakan fasilitas tersebut atau tamu boleh bawa closet sendiri?

Disebuah hotel di Pontianak, 20 Juli 2014. (Plus belajar posting via perangkat kecil/hp berbasis android).

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun