Mohon tunggu...
Aldy M. Aripin
Aldy M. Aripin Mohon Tunggu... Administrasi - Pengembara

Suami dari seorang istri, ayah dari dua orang anak dan eyang dari tiga orang putu. Blog Pribadi : www.personfield.web.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Oleh-oleh dari Pedalaman Kalbar: Manusia Lanting (III)

7 Juni 2015   02:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:18 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk lebih efektif, biasanya mereka menjadikan lanting sebagai tempat tinggal juga, kegiatan MCK (mandi, cuci dan kakus) dan aktifitas sehari-hari lainnya.   Umumnya di darat mereka telah memiliki tempat tinggal permanen karena mereka tidak mengijinkan anak-anak ikut tinggal dilanting dengan pertimbangan keamanan (tetapi di lanting yang saya tempati, juga ditempati oleh anak-anak tuan rumah).

Bagi keluarga yang masih menggunakan kayu bakar untuk memasak, perapian dibuat diluar (sebelah hilir) bangunan utama begitu juga dengan toilet dan kandang ternak.  Tetapi bagi keluarga yang mampu, perapian/dapur dan toliet sudah disatukan dengan bangunan utama (mereka sudah menggunakan kompor gas).

Ditempat yang sama, juga ditambat Speedboat, Longboat, Motor Klotok, Sampan.  Kendaraan air ini merupakan kendaraan yang wajib dimiliki.  Sampan digunakan untuk transportasi jarak dekat.  Speedboat digunakan untuk jarak tempuh yang jauh/menengah, memerlukan waktu tempuh secepatnya dan jumlah penumpang yang terbatas.  Longboat digunakan untuk jarak tempuh menengah dan jauh, mengangkut lebih banyak penumpang dan tidak memerlukan waktu tempuh yang terlalu cepat.  Motor Klotok digunakan untuk angkutan barang dagangan dan butuh daya angkut besar.

KELEBIHAN DAN KEKURANGANNYA.

Hidup diatas atas lanting, layaknya hidup ditempat lain, tentu saja memiliki kelebihan dan kekurangan, mereka yang sudah terbiasa menjalaninya, tidak melihat hal tersebut sebagai sesuatu yang menyulitkan.

Kelebihan hidup diatas lanting : Bagi para pedagang, berjualan dilanting lebih mendekatkan mereka pada konsumen yang datang, sumber air yang sangat mudah, bongkar muat barang jadi dekat, tidak terpengaruh kemungkinan tenggelam jika pasang naik sangat tinggi, jika hendak hilir mudik lebih mudah mencegat kendaraan angkut (taxi air).

Kekurangannya hidup diatas lanting : Pemilik harus cekatan dan pintar memperkirakan turun naik air sungai agar tidak kandas dikala pasang surut, kendaraan yang singgah dan berangkat selain mendatangkan rejeki juga menimbulkan kebisingan, anak-anak sering tidak turut serta dengan ibunya (jika sang ibu yang berjualan kecuali masih menyusui), membutuhkan biasa yang besar untuk membangun dan melakukan perawatan, cukup membahayakan bagi pengguna perahu karena arus menjadi lebih deras.

[caption id="attachment_419633" align="aligncenter" width="585" caption="Lanting yang kami diami selama beberapa hari di Desa Nanga Kesange, Kecamatan Ambalau, Kabupaten Sintang, Kalbar. Perapian masih menggunakan tungku kayu bakar. | Dok. Pribadi"]

[/caption]

Dengan kondisi yang ada saat ini, pilihan yang cukup bijak dan cerdik bagi mereka untuk tetap tinggal diatas lanting dan sepertinya kehidupan seperti ini masih akan berlangsung lama.  Sebagai contoh, Pontianak yang notabene ibukota propinsi dan merupakan kota terbesar di Kalbar, masih bisa ditemukan keluarga yang berdiam diatas lanting.  Itulah kehidupan, berbagai cara orang menjalani dan menikmatinya.

Catatan : Mengapa lebih banyak etnis Tionghua (China) yang menggunakan bangunan ini? karena mereka, kehidupan ekonominya lebih baik dan mayoritas usaha mereka adalah berdagang, tempat tinggal seperti ini dirasakan cocok untuk melakukan jemput bola terhadap konsumen yang datang.

TULISAN YANG BERHUBUNGAN :

Sandung, Saksi bisu ritual kematian suku Dayak
Ngensudah, Prosesi Terakhir Ritual Kematian Suk Dayak (Kenyilu)
Oleh-Oleh dari Pedalaman Kalbar: Mahalnya Biaya Transportasi dan Kesederhanaan Penduduk Setempat (I)
Oleh-oleh dari Pedalaman Kalbar: Penambang Emas Tanpa Izin dan Pencemaran Lingkungan (II)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun