Mohon tunggu...
Aldy M. Aripin
Aldy M. Aripin Mohon Tunggu... Administrasi - Pengembara

Suami dari seorang istri, ayah dari dua orang anak dan eyang dari tiga orang putu. Blog Pribadi : www.personfield.web.id

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Oleh-Oleh dari Pedalaman Kalbar: Mahalnya Biaya Transportasi dan Kesederhanaan Penduduk Setempat (I)

16 Mei 2015   06:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:56 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_417782" align="aligncenter" width="270" caption="Sepundu, tempat mengikat hewan kurban saat dilakukan pesta kematian; ritual ini mirip dengan yang dilaksakan di Riam Batang, Kalteng, Hanya beda nama | Dok. Pribadi"]

14317300181529345748
14317300181529345748
[/caption]

Jika ada yang meninggal, pada malam hari dibakar sejenis kayu yang mengeluarkan bau cukup menyengat dan rada-rada mistis (dalam bahasa lain di namakan kayu lukai), pada anak-anak, dikening mereka beri tanda plus (tambah) dari arang kayu lukai, sementara keluarga yang meninggal dikenakan semacam gelang yang mereka yakini berfungsi sebagai penolak bala (saya melihatnya hanya sebagai sugesti).

Setelah melihat beberapa lokasi, seperti Nokan Sengkumang dan sebuah petajahan, pada hari ketiga saya dan rombongan meninggalkan Desa Nanga Kesangei menggunakan jalur air, walaupun berbahaya tapi tidak lebih berbahaya dari jalan darat. Tetapi Tuhan masih memberikan kemudahan, pada hari kedua, hujan mengguyur daerah penghuluan Desa, sehingga air naik cukup tinggi, kekhawatiran kami terhadang riam tinggi diperjalanan tidak terjadi. Perjalanan selama 5.5 jam mengikuti arus sungai yang deras berjalan dengan mulus sampai di tempat tujuan. Untuk melakukan perjalanan pulang pergi, saya harus mengeluarkan dana sekitar lima belas juta rupiah.


Lanting, sejenis rakit, pondasi terdiri dari beberapa potong kayu yang disusun berjajar dengan diameter minimal 80cm, umumnya dari jenis kayu tengkawang tungkul (Shorea stenoptera Burck), balok dudukan pondasi diikat dengan beberapa balok ulin yang ditancapkan pada pondasi, rangka selanjutnya sama dengan kerangka rumah yang terbuat dari kayu, tetapi plafon/tiang jenang dibuat lebih rendah dan ukuran kayu yang digunakan sebagai rangka badan umumnya 4cm x 8cm, rangka atap bervariasi mengikuti jenis atap yang digunakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun