Mohon tunggu...
Mochamad Nafis Allausy
Mochamad Nafis Allausy Mohon Tunggu... Programmer - Tura

Programmer yang suka sepak bola

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Teror di Desa Malam (Part 2)

10 Juli 2024   22:46 Diperbarui: 10 Juli 2024   23:02 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak kejadian itu, Dito semakin dekat dengan warga desa dan lebih aktif dalam menjaga adat dan kepercayaan yang telah diwariskan oleh leluhur. Ia menjadi sosok yang dihormati dan diandalkan dalam menghadapi segala tantangan yang ada di desa.

Namun, kejadian itu tidak hanya mengubah pandangan Dito terhadap makhluk gaib, tetapi juga memperdalam hubungannya dengan orang-orang di sekitarnya. Ia belajar bahwa keberanian bukan hanya soal menghadapi ketakutan, tetapi juga tentang menjaga dan melindungi yang dicintai.

Epilog: Warisan Kehidupan

Waktu berlalu, dan Desa Malam tetap menjadi tempat yang dihormati karena kekayaan budaya dan cerita-cerita mistisnya. Dito kini dikenal sebagai pelindung desa, seorang pemuda yang dengan penuh keberanian menghadapi teror malam dan tetap teguh menjaga kepercayaan leluhurnya.

Setiap malam, Dito duduk bersama anak-anak di desa, menceritakan kisah-kisah tentang Wewe Gombel, Kuntilanak, dan makhluk-makhluk gaib lainnya. Namun, ia juga mengajarkan pentingnya doa dan keimanan sebagai pelindung utama mereka. Anak-anak mendengarkan dengan penuh antusias, mengingat setiap kata yang diucapkan Dito.

"Kita hidup berdampingan dengan dunia yang tak terlihat," kata Dito kepada mereka. "Dengan doa dan keyakinan, kita bisa menjaga diri kita dari segala bentuk gangguan."

Desa Malam tetap damai, dengan Dito yang selalu siap menghadapi apapun yang datang. Masyarakat desa merasa aman dan nyaman karena tahu bahwa mereka memiliki pelindung yang tangguh dan penuh keyakinan.

Dan begitu, Desa Malam menjadi contoh bagaimana tradisi, keimanan, dan keberanian dapat bersatu untuk menghadapi segala bentuk tantangan, menjaga harmoni antara dunia nyata dan dunia gaib.

*Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun