Mohon tunggu...
Mochamad Nafis Allausy
Mochamad Nafis Allausy Mohon Tunggu... Programmer - Tura

Programmer yang suka sepak bola

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Teror di Desa Malam (Part 1)

9 Juli 2024   22:01 Diperbarui: 9 Juli 2024   22:03 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mysterious Night Silhouette (stockcake)

Prolog

Di tengah hamparan hijau pegunungan Jawa Tengah, tersembunyi sebuah desa bernama Desa Malam. Desa ini terkenal karena keindahan alam dan kedamaian yang melingkupi setiap sudutnya. Namun, di balik ketenangan itu, tersimpan rahasia-rahasia menyeramkan yang hanya diceritakan pada malam hari. Setiap orang tua di desa selalu memperingatkan anak-anak mereka untuk tidak keluar rumah setelah maghrib, sebab makhluk gaib yang dikenal sebagai Wewe Gombel sering muncul untuk menakut-nakuti.

Bab 1: Kedatangan Kembali

Dito adalah seorang pemuda yang baru saja kembali ke Desa Malam setelah bertahun-tahun merantau ke kota untuk bekerja. Ia kembali ke desa untuk menghabiskan waktu bersama keluarganya dan mencari kedamaian yang tidak pernah ia dapatkan di kota. Kembali ke rumah keluarganya, Dito merasa seolah kembali ke masa kecil, namun ada sesuatu yang berbeda. Setiap malam, ia mendengar cerita-cerita menyeramkan tentang Wewe Gombel yang sering muncul di hutan bambu dekat desa.

Malam itu, saat bulan purnama menggantung di langit, Dito memutuskan untuk mengabaikan peringatan yang diberikan oleh orang-orang tua di desa. Penasaran dengan kebenaran di balik cerita-cerita itu, ia memutuskan untuk pergi ke hutan bambu yang terkenal angker.

Bab 2: Perjalanan Malam

Dengan berbekal senter dan doa dari ibunya, Dito menyusuri jalan setapak menuju hutan bambu. Udara malam itu terasa dingin, dan angin berdesir di antara pohon-pohon bambu yang tinggi menjulang. Suara binatang malam dan daun kering yang terinjak menambah kesan mencekam. Saat memasuki hutan, Dito merasa ada yang mengikutinya. Ketika ia menoleh, tidak ada apa-apa, hanya bayangan pohon yang bergerak karena angin.

Ketika ia sedang asyik melangkah, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang mengikuti di belakangnya. Dito berhenti, tetapi suara itu terus berlanjut. Ia menoleh, namun tidak ada siapa-siapa. Hanya pohon-pohon bambu yang bergoyang diterpa angin.

"Siapa di sana?" teriak Dito dengan suara bergetar.

Tidak ada jawaban. Dito merasa bulu kuduknya meremang. Ia mempercepat langkahnya, berharap bisa segera keluar dari hutan bambu itu.

Bab 3: Penampakan di Tengah Malam

Di tengah hutan bambu, Dito melihat sosok Wewe Gombel. Makhluk itu memiliki tubuh tinggi dengan rambut panjang yang menjuntai ke tanah. Wajahnya pucat dengan mata cekung yang bersinar merah. Mulutnya yang lebar menampakkan gigi-gigi tajam saat ia tertawa cekikikan. Wewe Gombel memakai pakaian compang-camping yang kotor dan berlumuran darah.

Dito membeku di tempat, tidak mampu bergerak atau berteriak. Wewe Gombel mendekat, tangannya yang panjang dan kurus mengarah ke Dito. Makhluk itu mulai berbicara dengan suara yang serak, "Kenapa kau datang ke sini, anak manusia? Apa kau tidak takut?"

Dengan suara bergetar, Dito mencoba menjawab, "Aku hanya ingin tahu tentang cerita-cerita yang diceritakan oleh orang-orang di desa."

Wewe Gombel tersenyum lebar, semakin menampakkan gigi-gigi tajamnya. "Cerita-cerita itu nyata, dan sekarang kau akan merasakannya sendiri," katanya sambil tertawa cekikikan.

Bab 4: Lari dari Teror

Dito segera sadar bahwa ia harus lari untuk menyelamatkan diri. Dengan sekuat tenaga, ia berlari keluar dari hutan bambu, namun Wewe Gombel mengejarnya dengan kecepatan yang mengerikan. Setiap kali Dito menoleh, makhluk itu semakin dekat, tangannya yang kurus hampir menyentuh bahunya.

"Allahu Akbar, Allahu Akbar," Dito mulai mengucapkan doa-doa dengan suara lantang, berharap agar makhluk itu pergi. Perlahan, suara cekikikan Wewe Gombel mulai menghilang, dan bau anyir pun mereda. Dito terus berlari hingga ia keluar dari hutan dan sampai di desa.

Bab 5: Kesadaran Baru

Warga desa yang mendengar teriakan Dito segera keluar dan menolongnya. Dengan napas yang terengah-engah, Dito menceritakan apa yang terjadi. Pak Tarman, seorang tetua desa, berkata dengan nada serius, "Kita tidak bisa mengabaikan keberadaan mereka. Doa dan keimanan kita adalah perlindungan terbaik dari gangguan makhluk gaib."

Sejak malam itu, Dito tidak pernah lagi meremehkan peringatan dari warga desa. Ia ikut menjaga adat dan kepercayaan yang telah diwariskan oleh leluhur, selalu mengingatkan anak-anak muda di desa untuk menghormati kepercayaan tersebut.

Desa Malam kembali tenang, namun kisah Dito tentang pertemuannya dengan Wewe Gombel menjadi legenda baru yang selalu diceritakan untuk mengingatkan generasi mendatang tentang pentingnya menghormati adat dan menjaga keimanan. Desa itu pun dikenal bukan hanya karena keindahan alamnya, tetapi juga karena kekayaan budaya dan kepercayaan yang diwariskan oleh leluhur, menjadikan desa tersebut tempat yang penuh misteri dan keajaiban yang tak terlupakan.

*Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun