Mohon tunggu...
Allan SyakaBuana
Allan SyakaBuana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka fotografi dan videografi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perceraian Dampak Psikologis Anak Remaja

13 Maret 2023   13:22 Diperbarui: 13 Maret 2023   13:42 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul : Perceraian Berdampak Pada Psikologis

Anak Usia Remaja

Nama Penulis : Risnawati, S. Kep., Ns., M. Kes.

Tahun diterbitkan: 2018

Nama penerbit : CV BUDI UTAMA

Nomer ISBN : 978-602-475-156-2

Jumlah halaman : 55

Buku yang berjudul "Perceraian Berdampak Pada Psikologis Anak Usia Remaja" yang ditulis oleh Risnawati, S. Kep., Ns., M. Kes. Di dalam buku ini membahas tentang permasalahan remaja, perkembangan psikologis remaja, dan psikologis remaja akibat perceraian. Di balik itu memang buku ini hanya membahas sebagian kecil saja tentang masalah psikologis remaja disaat ditinggal cerai oleh orang tuanya, tetapi sangat penting untuk orang tua yang sedang di ambang masalah rumah tangga untuk mencegah tidak terjadinya perceraian.

Dalam bagian pertama buku perceraian berdampak pada psikologis anak usia remaja penulis membahas tentang definisi perceraian dan faktor-faktor penyebab perceraian. Pengertian dari perceraian adalah berakhirnya suatu hubungan atau pernikahan di saat kedua pasangan yang tidak ingin melanjutkan pernikahannya, dengan alasan sudah tidak cocok ataupun sering menyakiti pihak satu dan yang lain. Perceraian ini mengakibatkan stress dan trauma berkepanjangan untuk memulai hubungan baru, dan menimbulkan konflik bagi anak. Karena anak tidak mendapatkan kasih sayang seutuhnya dalam keluarga yang orang tuanya sudah berpisah atau bercerai. Sebenarnya dalam perkembangan anak orang tua harus mendampingi dan membimbingnya. Jika setelah 10 tahun kemudian dari perceraian anak sudah beranjak remaja, dari anak perempuan ataupun anak laki-laki mereka akan sering terlibat konflik dengan orang tuanya yang sebelumnya perceraian 10 tahun yang lalu salah satu orang tuanya yang salah dalam hubungan keluarganya, sedangkan bila anak perempuan lebih berkonflik dengan ibunya, kemudian berperilaku secara tidak terpuji dan bebas melakukan suatu hal yang dilarang oleh ibunya karena merasa selama anak perempuan itu berkembang tetapi malah tidak dibimbing dan dibina oleh ibunya. Perceraian sering terjadi apabila kedua belah pihak baik dari suami maupun dari istri sudah merasa tidak cocok dalam menjalani rumah tangga. Di dalam undang-undang nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan tidak memberikan definisi mengenai perceraian secara khusus. Pada pasal 39 ayat 2 undang-undang perkawinan menjelaskan dan menyatakan bahwa perceraian dapat dilakukan sesuai dengan alasan yang telah ditentukan dalam putusan perkawinan, yaitu: karena kematian, karena perceraian, dan karena putusnya pengadilan. Adapula faktor-faktor yang mempengaruhi dalam perceraian yaitu adanya dalam perceraian banyak faktor-faktor yang muncul bervariasi mulai dari kekerasan rumah tangga pernikahan di usia muda perselingkuhan dan masalah ekonomi. Dalam faktor-faktor tersebut tidak semua hubungan rumah tangga yang setelah permasalahan muncul masih bisa bertahan dan tidak memutuskan untuk bercerai. Karena di dalam masalah rumah tangga tidak bisa ketika ada masalah harus selalu diselesaikan dengan cara bercerai, tetapi jika masalah muncul dalam rumah tangga salah satu pihak suami/istri harus bisa mengalah salah satu tidak egois dan menyelesaikan masalah dengan cara kepala dingin serta tidak memakai emosi. Di dalam buku ini sebuah perceraian yang sering kita jumpai banyak faktor-faktor terjadinya perceraian itu sendiri, diantaranya:

* Ketidak harmonisan dalam rumah tangga.

* Gagalnya komunikasi.

* Perselingkuhan.

* Kekerasan dalam rumah tangga.

* Krisis moral dan akhlak.

* Perzinaan.

* Pernikahan tanpa cinta.

* Pernikahan dini.

* Masalah ekonomi.

* Adanya masalah-masalah dalam perkawinan.

* Perubahan budaya zaman semakin modern.

* Keturunan.

Bagian kedua, buku ini membahas tentang permasalahan remaja. Sebelum masuk dalam permasalahan remaja disini sedikit menyinggung remaja terleih dahulu. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah itu mempunyai arti yang lebih luas dan mencakup mental, emosional sosial dan fisik remaja. Remaja adalah dimana usia yang didalam perorangan atau individu erintegrasi di masyarakat dewasa, mereka tidak lagi merasa dibawah tingakatan yang lebih tua melainkan merasa sama atau sepantaran dalam masalah hak. Usia remaja menurut pendapat Luella Cole (Ahli Psikologi), yaitu usia 13-15 tahun (Masa Remaja Awal), 15-18 tahun (Masa Remaja Tengah), 18-21 tahun (Masa Remaja Akhir). Karakteristik remaja yang menimbulkan berbagai permasalahan pada remaja, yaitu kecanggungan dalam pergaulan, ketidakstabilan emosi, perasaan yang kosong, sikap menantang orang tua, kegelisahan banyaknya hal yang diinginkan, senang bereksperimen dan eksplorasi. Permasalahan remaja yang muncul, ada beberapa permasalahan yang dialami remaja yaitu:

* Permasalahan Fisik dan Kesehatan

* Permasalahan Alkhohol dan Obat-obatan Terlarang

* Pergaulan Bebas Remaja

Bagian ketiga, yaitu membahas perkembangan psikologis remaja yang mencakup tentang psikologis remaja, faktor-faktor yang mempengaruhi proses penyesuain remaja, dan ciri-ciri serta karakteristik psikologis remaja. Psikologis remaja dalam perkembangan setiap manusia banyak sekali tuntutan psikologis yang muncul pada proses perkembangan dan tidak berhasil dipenuhi. Mengakibatkan hambatan kematangan psikologis dalam remaja. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dalam penyesuain diri remaja yaitu, kondisi fisik, kepribadian, edukasi/pendidikan, lingkungan, agama dan budaya. Tidak hanya itu tetapi ada juga ciri-ciri atau karakteristik psikologi remaja, yaitu:

* Perkembangan Fisik Psikologi Remaja

* Perkembangan Kognitif Psikologi Remaja

* Perkembangan Emosi Psikologi Remaja

* Perkembangan Moral Psokologi Remaja

* Perkembangan Sosial Psikologi Remaja

* Perkembangan Kepribadian Psikologi Remaja

Bagian keempat, yaitu membahas tentang psikologis remaja akibat perceraian yang didalamnya mencakup pembahasan dampak psikologis remaja dari perceraian orang tua, kondisi psikologis anak dan peran orang tua terhadap perkembangan psikologis anak. Dampak dari perceraian orang tua berbeda-beda, perceraian selalu memberikan guncangan yang memberikan luka batin terutama pada anak usia remaja. Anak remaja juga cemas untuk kehidupannya yang akan datang, karena trauma dengan hal yang menimpa dia di usia remaja ini mereke berdo'a agar tidak. Kondisi psikologis anak, secara psikologis anak terikat dengan orang tua, jika orang tua akan bercerai hal ini membuat pengaruh ke anak yang akan memiliki rasa harga diri yang rendah, murung dan tidak percaya diri, adapun hal-hal yang dirasakan oleh anak ketika orang tuanya bercerai adalah Merasa tidak aman, Tidak diinginkan atau ditolak orang tuanya yang pergi, Marah sedih dan kesepian, Kehilangan dan merasa sendiri. Perasaan itulah yang membuat anak jika setelah dewasa takut untuk hal menjalin hubungan rumah tangga yang gagal, karena mengerti jika orang tuanya dulu gagal dalam menjalin rumah tangga. Permasalahan ini kadang orang tua tidak menyadari bahwa bercerai mengakibatkan pengaruh pada anak, mereka menganggap hanya berpengaruh pada suami dan istri padahal dibalik itu pengaruh terbesar dalam perceraian adalah pada anak yang akan berkembang pada usia-usia yang belum matang dan dewasa. Jadi baiknya ada peran orang tua dalam perkembangan psikologis anak, karena jika tidak ada peran orang tua maka akan berdampak buruk bagi anak yang memliki rasa sedih serta takut untuk memulai hal baru ada kehidupan yang akan dijalaninya. Dengan membaca buku ini kita dapat mengambil pelajaran dalam menjalin rumah tangga yang baik bagaiman dan mencegah perceraian karena akan berdampak pada psikologis anak. Di buku ini sudah mencakup semua pembahasan yang bisa di pahami sebelum melakukan perceraian yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi perceraian, permasalahan yang dihadapi remaja ketika ditinggal cerai orang tua, perkembangan psikologis anak remaja dan dampak psikologis anak remaja akibat dari perceraian orang tua. Dari pembahasan diatas dapat kita ambil bagaiman cara untuk mencegah perceraian dan jangan mengambil keputusan dengan matang-matang saat emosi tiba, apalagi sampai dengan proses perceraian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun