Mohon tunggu...
Allan Maullana
Allan Maullana Mohon Tunggu... Teknisi -

Bukan siapa-siapa. Bukan apa-apa. Hanya remah-remah peradaban.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menyimpul Kata yang Terpisah Makna

20 Januari 2019   16:13 Diperbarui: 21 Januari 2019   13:22 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Buku Yang Terpisah Oleh Jalan Raya: Dokumen pribadi)

Meita Eryanti, awal kenal dengannya, ia adalah seorang nara blog. Membagikan beberapa tulisannya di kompasiana. Kemudian semua berjalan begitu saja. Apa adanya. Tanpa terancana, ia terus menulis, menulis, dan menulis. Tekun sekali. Kini tulisan yang berwujud cerpen menemukan takdirnya sendiri.

Buku yang ada di tangan saya ini adalah sebuah target besar dalam hidupnya. Baginya ini adalah kado yang membahagiakan. Sangat membahagiakan. Meskipun demikian, perjalanan ini jauh dari usai. Ketika satu karya terlahir, maka akan ada karya-karya lainnya yang akan lahir.

Selesai membaca 14 cerpen ini tidak hanya otokritik diri yang saya dapatkan. Saya mengalami semacam kilas balik pada beberapa kejadian dalam hidup saya. Penantian orang terkasih, nasehat orang tua, kepergian nenek, serta cerita legenda. Semua merasuk begitu saja. Berawal hanya sekadar membaca bait-bait aksara, semua kilasan itu masuk tak terbendung sampai ke inti jantung. Menjelma menjadi kenangan.

Awalnya, Menunggu Bulan Sabit menyangsangkan saya pada seseorang yang saya nanti-nanti. Namun, semua itu hilang begitu saja. Kala itu, betapa kesetiaan sangat membabi buta sampai tak membuka mata bahwa ada seseorang yang sedang mengharapkan celah kecil di hati ini.

Lalu, Menangkap Ayam mengingatkan saya pada Bapak. Ya, Bapaklah yang memperkenalkan legenda itu kepada saya. Di balik legenda yang beredar dengan segala kekacauan yang ditinggakan Sangkuriang, Meita coba membuat sempalan kisah dari seekor ayam yang menggagalkan usaha Sangkuriang dengan kokokannya.

Pada Tokoh Antagonis, acap kali kita men-stereotipe-kan karakter seseorang berdasarkan suku, agama, dan ras. Tokoh dalam cerpen ini mengajarkan kita untuk melihat sisi psikologis seseorang yang kita beri stempel. Karena kita pada dasarnya bukanlah tukang stempel, jadi mari kita berhenti sekarang juga. Apakah ada stempel ditanganmu?

Selanjutnya, Kematian Calon Pencuri Emas dengan akhir cerita yang tak terduga membuat saya terkecoh pada tebakan awal. Mungkin, karena tidak banyak cerita tentang detektif yang saya baca. Ada pesan yang menarik dalam cerpen ini: Tidak harus orang miskin yang menjadi pencuri. Orang kaya pun bisa.

Sementara cerpen yang diangkat menjadi judul buku ini saya baca terakhir. Ketika semua cerpen yang tersaji tandas. Bagi saya, Yang Terpisahkan Oleh Jalan Raya benar-benar menjadi cerpen pamungkas.

Bahwasannya acap kali ketimpangan sosial luput dari pandangan kita. Bahkan trotoar pun bisa menjadi garis tegas mana yang lingkungan orang-orang besar dan orang-orang kecil. Membaca ini saya merasa tertuntut untuk lebih membuka mata pada lingkungan sekitar. Melihat, memahami, kemudian memaknai.

Cerpen-cerpen Meita yang lain dalam buku ini, menceritakan tentang hubungan anak dengan orang tuanya. Hubungan seseorang dengan tetangganya, serta hubungan manusia dengan lingkungannya. Tidak hanya menceritakan tentang masa kini dan masa lalu. Ada juga kisah khayalan Meita yang tersaji pada cerpen Kembali ke Bekasi 2033.

Menurut saya, secara keseluruhan cerpen yang tersaji dalam buku ini mengangkat cerita-cerita yang setiap orang bisa mengalami di kehidupannya. Akan tetapi apakah setiap orang bisa tersadar akan makna pada setiap kejadian. Meita adalah pembelajar yang baik. Pelajaran hidup kerap kali ia sampaikan dengan apik pada setiap tulisannya. Sekilas cerpen-cerpen ini sederhana, tetapi syarat akan makna.

Saya menduga, beberapa cerpen yang lain adalah pengalaman pribadi dari Meita. Seperti halnya para penulis lainnya yang menjadikan pengalaman pribadi sebagai dasar dari sebuah karya. Akan tetapi sebagai pembaca, saya tidak perlu memikirkan hal itu. Terlepas dari itu semua dugaan, nyata atau fiksi tetaplah harus kita nikmati, resapi, dan maknai.

Tabik.

***

(Buku Yang Terpisah Oleh Jalan Raya: guepedia.com)
(Buku Yang Terpisah Oleh Jalan Raya: guepedia.com)

Judul: Yang Terpisah Oleh Jalan Raya
Penulis: Meita Eryanti
Jumlah halaman: 88 Hlm
ISBN: 978-602-443-710-7
Penerbit : Guepedia Publisher

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun