Mohon tunggu...
Allan Maullana
Allan Maullana Mohon Tunggu... Teknisi -

Bukan siapa-siapa. Bukan apa-apa. Hanya remah-remah peradaban.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sentilan Koel yang Menggelikan

12 Februari 2018   21:51 Diperbarui: 12 Februari 2018   22:02 1043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Koel. Yups tul, Koel namanya. Saya mengetahui tokoh komik bernama Koel dari fanpage facebook Koel. Saya menemukan fanpage Koel berawal dari ketidak sengajaan ketika sedang berselancar di sosial media yang berlogo huruf F warna biru.

Dengan senang hati saya mengikuti fanpage Koel tersebut. Dengan senang hati juga saya membagikan setiap komik strip yang sudah saya baca ke beranda akun facebok milik saya. Kenapa? Sederhana saja, anggap membagikan komik Koel ke beranda sebagai bayaran karena sudah membaca komik secara gratis.

Dua minggu lalu, tepatnya tanggal 28 Januari 2018 saya mendapatkan buku ini di salah satu toko buku daerah Jakarta. Pertemuan saya dengan si Koel (sebut saja buku ini Koel) secara tidak sengaja dan menurut info dari penjaga toko buku, seri komik Koel Dalam Galau ini cuma tersisa satu di toko buku ini.

Okey, tanpa pikir panjang saya langsung membayarnya dengan harga sepuluh ribu rupiah. Teringkuslah si Koel ke dalam kantong pelastik berwarna putih untuk segera saya bawa pulang.

Buku ini menggambarkan sketsa-sketsa kehidupan Koel yang sebagai komikus, Koel yang jomblo, Koel yang pengangguran, Koel yang tertimpa bencana atau musibah dalam kehidupan sehari-hari. Anehnya, alih-alih bersedih saya membacanya dengan penuh tertawa.

Buku komik ini diawali dengan "Derita Cinta", mencertikan Koel yang sedang berusaha mencari pacar. Tapi sayangnya usaha Koel selalu gagal untuk mendapatkan pacar karena wajah Koel terkenal jelek dan kemampuanya pun tidak ada. Bahkan untuk merayu seorang janda pun Koel tidak mampu. Alhasil Koel malah mendapatkan tanda tangan di wajahnya dari janda yang sudah nenek-nenek itu.

Di dalam halaman selanjutnya saya menemukan "Koel Anak Kuliahan". Dikampusnya Koel selalu bersama dengan kawannya yang bernama Bagus, Bagus Teknik Sipil. Dulu Bagus dan Koel selalu bersama saat SMP, duduk sebangku saat SMA dan sekarang mereka tetap bersama dalam satu kampus. Bagus sebagai dosen, Koel Mahasiswanya.

"Bercanda dalam bencana" tepatnya ada di halaman 97. Di cerita ini Koel mencoba menjadi relawan dengan menghibur anak-anak di pengungsian. Ceritanya pun berkembang sampai Koel mengadakan wisata bencana. Tentu saja Koel lebih mendapatkan penghasilan dengan menjadi guide wisata bencana daripada menjadi relawan bencana yang hanya mendapat makan.

Setelah selesai membaca saya baru tersadar bahwa komikus sedang berusaha menyentil kita untuk segera sadar agar lebih peka pada kondisi kehidupan sehari-hari di lingkungan sekitar kita.

Menurut saya komikus cerdas ini jelas menyadarkan kita. Bahwasannya dalam bencana alam selalu ada orang-orang yang mencari keuntungan pribadi. Misalnya dalam sketsa "Berkesinambungan" dan "Wisata Bencana" pada komik ini.

Menurut saya, komik yang penuh cerita jenaka ini adalah buku yang berisi sentilan. Sebab di balik ceritanya yang sederhana terselip pesan moral yang bermakna. Tidak penting cerita ini nyata atau tidak, yang terpenting pesan moralnya dalam kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun