Mohon tunggu...
Allan Piere Manoe
Allan Piere Manoe Mohon Tunggu... Lainnya - NIM (31170158)

Mahasiswa semester VI Fakultas Bioteknologi Universitas Kristen Duta Wacana, Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Nature

Penyakit Malaria Menjadi Masalah Risiko Kesehatan bagi Masyarakat di NTT

11 Juli 2020   13:30 Diperbarui: 11 Juli 2020   13:59 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Malaria adalah satu diantara penyakit tular nyamuk yang menjadi perhatian utama di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh virus pseudomonas yang ditularkan oleh nyamuk anopheles. Penyakit ini tentu dapat menyebabkan kematian, sehingga perlu dilakukannya pengendalian vektor. Secara nasional, 75-80% kasus malaria di Indonesia berasal dari kawasan Indonesia timur (Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara dan NTT).

Malaria di NTT tertinggi kedua di Indonesia setelah Papua. Dalam kurun waktu sepuluh tahun (2006 -- 2015). Kasus malaria di NTT sudah menunjukkan penurunan yang siginifikan sebesar 71% Di NTT, penyakit ini menjadi salah satu penyakit yang sudah sering terjadi, hal tersebut dikarenakan banyaknya bak penampung air yang dapat menyebabkan perkembangbiakan nyamuk tersebut.

Dari data Dinkes NTT tahun 2016, menyebutkan bahwa Meskipun kasus malaria di provinsi NTT terus menurun tetapi hingga saat ini masih menjadi daerah endemis dan menyumbang sekitar 21% kasus malaria di Indonesia.

Sejak dikeluarkannya kebijakan eliminasi malaria pada tahun 2009, provinsi NTT telah mengimplementasikan kebijakan tersebut, namun belum semua kegiatan dilaksanakan sesuai dengan ketetapan kebijakan eliminasi.

Hal ini disebabkan karena nyamuk sudah beradaptasi dengan lingkungan disekitar yang cenderung panas, tetapi selalu terdapat genangan air disetiap perumahan. Kondisi lingkungan yang cenderung berubah pada siang hari yang cenderung panas dan malam hari yang cenderung dingin. Membuat nyamuk anopheles sudah beradaptasi. Banyaknya daerah persawahan dan hutan juga menjadi salah satu faktor banyaknya nyamuk yang dapat membawa penyakit menular tersebut karena banyak masyarakat yang tinggal sangat berdekatan dengan daerah tersebut.

Sehingga dalam kondisi tersebut, perlu dilakukannya pengendalian lingkungan (environmental control) dengan cara memanipulasi lingkungan.pengendalian buatan dengan memodifikasi atau memanipulasi kondisi lingkungan yang sekitarnya dapat menjadi tempat perkembangbiakannya vektor nyamuk malaria tersebut.

Manipulasi lingkungan seperti meningkatkan populasi predator jentik nyamuk di daerah persawahan atau daerah-daerah yang memiliki curah hujan yang tinggi sehingga dapat menekan tingkat populasi dari jentik nyamuk tersebut.

Untuk manajemen lingkungannya sendiri, perlu dilakukan perbaikan kondisi lingkungan seperti mencegah masyarakat yang membangun rumah di daerah persawahan maupun hutan, hal tersebut dikarenakan tempat tersebut menjadi sarang perkembangbiakannya nyamuk malaria (anopheles sp.).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun