Saat itu, naluri bertahan hidup gue adalah dengan mengikuti instruksi  & berharap nyawa gue bisa selamat. Gue udah ngk peduli dengan barang apapun yang akan dicuri oleh orang yang nodong gue.
Setelah gue masuk ke mobil, gue disuruh nyetir mengikuti arah yang dikatakan orang tersebut. Sambil menodong ia masih sempat memperkenalkan diri nya "Nama gue Clinton, tenang aja, gue nggak akan ngebunuh elo, gue cuma butuh mobil lo sekarang".
Dengan terbata-bata, gue sebenarnya menjawabnya dengan "ammmbiiiil ajjjaaa mobbilll & uaaang gueee yangg ada didompeet, cukuuuuup turrrunkan guee di jallan iniiiii"
Jawaban gue nggak digubris sama Clinton & ia menyuruh gue untuk tetap jalan. Ditengah-tengah perjalan yang entah gue akan dibawa kemana, gue disuruh menepi dijalan.
Tiba-tiba pada saat mobil berhenti, ada seseorang pria lagi yang masuk ke mobil gue. Orang itu ternyata adalah teman Clinton. Ia memperkenalkan dirinya bernama Thenus & naik di kursi belakang mobil.
Setelah beberapa menit mobil berjalan, gue tiba di lahan kosong dekat dengan sebuah pedesaan yang gue nggak terlalu tau lokasinya, waktu itu kondisi malam hari & di area sekitar juga sepi, hanya ada gue serta 2 orang yang bisa menghabisi nyawa gue sewaktu-waktu.
Clinton lantas menyuruh gue untuk turun di area tersebut. Hal yang terjadi kemudian adalah hal yang ngak pernah gue bayangkan bisa terjadi dalam hidup gue.
Mereka berdua kemudian melecehkan gue mulai dari meminta gue melepaskan baju gue dengan paksa & mulai melakukan hal-hal diluar nalar serta keji.
Gue diperkosa berkali-kali oleh 2 orang bejat, keji yang gue ngak kenal. Perasaan gue waktu itu sudah ngak bisa gue omongin. Rasa marah, takut, cemas, gelisah, semua bercampur aduk yang membuat gue sudah mati rasa untuk memahami apa yang sedang terjadi.
Gue mikir, setelah gue diperkosa, mungkin mimpi buruk ini bisa berakhir, tapi nyatanya tidak. Mereka berdua berusaha untuk membunuh gue dengan tujuan menghilangkan jejak.
Mereka lantas mencekik gue dengan sangat keras. Meskipun gue sudah memohon ampun berkali-kali, mereka tidak mendengarkan & tetap mencekik leher gue.