Mohon tunggu...
Allaeda Sabrina S. H.
Allaeda Sabrina S. H. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa program studi Bahasa dan Sastra Arab fakultas Adab dan Humaniora

Masyarakat Muslim Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Tasyakuran Zaadul Muslim ke-33 dan Birrul Waalidain ke-13

16 Juli 2024   16:49 Diperbarui: 16 Juli 2024   16:54 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

      Peringatan hari ulang tahun Majelis Ta’lim & Dzikir Zaadul Muslim dan Birrul Waalidain selalu digelar meriah setiap tahunnya. Acara ini berlokasi di Jalan Al Busyro Citayam Kampung Jati Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat. Lokasi tersebut merupakan salah satu jalur strategis yang selalu padat akan kendaraan bermotor karena merupakan akses dari dua angkot yang berbeda rute. Selain itu, lokasi tersebut juga terletak dekat dengan stasiun Citayam yang merupakan salah satu stasiun transit sehingga sepanjang jalan tersebut selalu dipenuhi massa kendaraan bermotor karena merupakan “jalan hidup” yang selalu ramai pada setiap jam sibuk. Dapat dibayangkan bagaimana padatnya kondisi jalan tersebut yang selalu ramai kendaraan berlalu-lintas setiap harinya apalagi jika terdapat acara besar di sekitar jalan tersebut.? Tentunya, sudah dapat dipastikan bahwa kondisi jalan tersebut akan menjadi sangat macet pada hari pelaksanaan acara tersebut, bukan?

      Majelis Ta’lim & Dzikir Zaadul Muslim dan Birrul Waalidain merupakan salah satu bentuk ormas (organisasi masyarakat) yang mewadahi masyarakat dalam mempelajari ajaran agama Islam. Majelis ta’lim & dzikir ini berada di daerah perbatasan Bogor dengan Depok, yaitu di daerah Citayam. Pimpinan majelis ta’lim & dzikir ini adalah Habib Abu Bakar Assegaf. Majelis ta’lim ini telah berdiri selama 33 tahun dengan jumlah pengikut yang cukup banyak sejak berdirinya hingga sekarang. Pengikutnya pun meliputi masyarakat yang tinggal di sekitar Bogor dan Depok bahkan Jakarta. Pada awal didirikannya, majelis ta’lim & dzikir ini hanya diikuti oleh kaum adam dengan nama Majelis Ta’lim & Dzikir Zaadul Muslim. Namun seiring berjalannya waktu dengan pengikut yang semakin banyak, akhirnya pengikut majelis ta’lim ini tidak hanya kaum adam saja, akan tetapi juga diikuti oleh kaum hawa. Oleh karena itu, pada tahun ke-20 Majelis Ta’lim & Dzikir Zaadul Muslim, di perkenalkanlah nama Birrul Waalidain sebagai respon atas jumlah pengikut wanita yang semakin banyak, namun hal ini sekiranya hanya sebatas sebutan pembeda untuk golongan pengikut pria dan wanita saja, pada umumnya secara keseluruhan bagi para pengikut majelis ta’lim ini bernama Majelis Ta’lim Zaadul Muslim terlepas dari kaum adam ataupun hawa.

      Layaknya sebagai wadah untuk mempelajari dan mengamalkan ajaran agama Islam, majelis ta’lim & dzikir ini sering menggelar acara-acara keagamaan Islam pada hari-hari tertentu, seperti pengajian, shalawatan, acara peringatan maulid nabi, acara peringatan isra mi’raj, acara yang paling besar yaitu peringatan tahun baru Islam karena bertepatan dengan hari peringatan berdirinya majelis ta’lim & dzikir ini, dan lain sebagainya. Acara-acara tersebut bersifat bebas dan terbuka untuk umum. Biasanya sebelum menyelenggarakan acara-acara tersebut, para panitia yang merupakan anggota majelis ta’lim & dzikir tersebut akan membuka donasi bagi siapapun yang ingin membantu terlaksananya acara tersebut, mulai dari keliling kampung sekitar, menghubungi kolega dan kenalan  mereka, juga dengan menyebar promosi donasi di sosial media secara universal. Antusiasme masyarakat sekitar dalam keikutsertaan menghadiri acara-acara tersebut pun sangat besar yang didominasi oleh para pemuda pada fase pencarian jati diri mereka melalui kegiatan tersebut.

      Hal tersebut tentunya didasari oleh kreativitas dan inovasi pergerakan para panitia penyelenggara acara tersebut karena merekalah yang berandil besar dalam promosi acara-acara tersebut. Biasanya pada hari-hari menjelang berlangsungnya acara tertentu, akan terpasang jelas banner-banner bertuliskan ajakan untuk menghadiri acara majelis ta’lim & dzikir tersebut di sepanjang jalan raya hingga memasuki gang tempat majelis ta’lim & dzikir itu berlokasi. Selain banner, mereka juga biasanya membuat umbul-umbul di sepanjang gang masuk hingga ke lokasi majelis ta’lim & dzikir tersebut juga sebuah gapura bertuliskan “Selamat Datang” pada pintu masuk gangnya yang tak lupa dicantumkan semboyan khas majelis ta’lim & dzikir tersebut yaitu “Be Here or Be Blind Forever”. Bahkan pada tengah pertigaan jalan besar penghubung tiga daerah – sebetulnya berjarak cukup jauh dari area acara tersebut dilaksanakan – akan nampak karangan bunga bertuliskan acara tersebut disertai gambar pendirinya, Habib Abu Bakar Assegaf, sehingga banyak orang yang melintasi jalan tersebut akan mengetahui jadwal pelaksanaan acara tersebut. Ini merupakan sebuah pendekatan dengan cara yang sangat efektif karena mendapatkan sasaran informasi yang luas dengan pemasangan berbagai macam papan informasi secara universal sehingga banyak masyarakat yang akan menghadiri acara-acara tersebut. Hal ini berdampak pada akses jalan utama pada hari pelaksanaan acara-acara tersebut, kepadatan pengendara kendaraan bermotor akan sangat terlihat padat merayap.

      Tasyakkuran Majlis Ta'lim & Dzikir Zaadul Muslim dan Birrul Waalidain merupakan acara terbesar dengan persiapan terlama yang diselenggarakan oleh Majelis Ta'lim & Dzikir Zaadul Muslim. Acara tersebut biasanya dilaksanakan pada malam hari setelah isya sekitar pukul 20.00 WIB hingga acara selesai sekitar pukul 02.00-03.00 WIB dini hari. Masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi acara tasyakkuran majelis ta’lim & dzikir tersebut diadakan – khususnya yang berada pada gang masuk hingga area lokasi acara berlangsung – mengatakan bahwa mereka kesulitan dalam mengakses jalan tersebut karena banyaknya massa yang berdatangan baik dengan sepeda motor maupun dengan berjalan kaki. Mereka mengatakan bahwa kegiatan tersebut memang tidak menutup akses jalan manapun, akan tetapi sudah menjadi kebiasaan yang lumrah bahwa pada malam puncak acara tersebut akan sangat ramai masyarakat yang antusias menghadiri acara tersebut dari berbagai daerah sehingga tetap saja akan tampak seakan pada saat itu seluruh pengguna jalan didominasi oleh orang-orang yang ingin menuju ke lokasi acara tasyakkuran majelis ta’lim & dzikir tersebut berlangsung. Sehingga biasanya, masyarakat sekitar yang memiliki hajat ke luar dari daerah tersebut dan/atau sebaliknya, umumnya akan mengurungkan niatnya tersebut ketika malam pelaksanaan acara tersebut. Karena arus kendaraan yang terjadi hanya akan menjadi satu arah dengan tujuan ke lokasi acara tasyakkuran majelis ta'lim & dzikir tersebut berlangsung. Dan terkadang akan ada penutupan akses bagi mobil dari arah yang berlawanan karena dikhawatirkan akan menyulitkan para pengendara jika berpapasan dengan mobil dari arah yang berlawanan tersebut.

      Meskipun dominasi masyarakat sekitar merupakan muslim, akan tetapi pengguna jalan di daerah tersebut tentunya bukan hanya berasal dari daerah setempat saja, melainkan dari berbagai penjuru wilayah terlebih jalan tersebut merupakan salah satu jalur utama yang strategis yang menghubungkan pengguna jalan ke jalan utama lainnya, letaknya pun dekat dengan stasiun yang selalu ramai dipadati para pengguna KRL. Hal ini tentu saja menjadi problematik di kalangan pengguna jalan tersebut yang tentunya ada yang keberatan dengan kemacetan yang ditimbulkan akibat acara tasyakkuran majelis ta’lim & dzikir tersebut. Ada banyak hal yang dapat dilakukan dalam memperingati momen-momen tertentu, antusiasme masyarakat yang senada dengan lembaga terkait memang sangat bagus, akan tetapi akan lebih nyaman jika tetap memperhatikan kemaslahatan bersama sebagai makhluk sosial yang pancasilais. Masyarakat akan amat menghormati acara suatu komunitas tertentu jika kenyamanan dan kemaslahatan bersama juga dijaga. Sikap saling menghargai hak dalam bersosial-masyarakat sangat diperlukan dalam kehidupan kita sehari-hari. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memperhatikan dampak yang akan ditimbulkan dari setiap kegiatan yang akan kita laksanakan supaya tidak mengganggu ketertiban umum di masyarakat sekitar kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun