PARAGRAF UTAMA
Senja perlahan telah menutup sinar nya dan menenggelamkan matahari hingga menerbitkan bulan. Datanglah keistimewaan yang harmonis di tengah gelap gulita malam, begitu indah kerlap-kerlip cahaya lampu kota di malam hari, yang membuat ku terbuai dalam nuansa malam.
Ku langkahkan kaki ku menuju ke arah teras. Dari ketinggian lantai 33 sambil menatap langit dan merasakan dingin nya malam dengan semilir angin yang gemulai seakan hati ini tidak ada rasa sepi yang bertepi.
Tidak ada keinginan yang berlebih dari sisa mimpi-mimpi kemarin. Namun, harapan besar ku hanya ingin menggapai impian dari mimpi yang tertunda.
Aku tidak ingin berkhayal terlalu tinggi. Namun, aku memiliki harapan yang sangat besar. Mulai dari kehidupan, maupun perasaan dalam asmara.
KISAH CERITA - BAB 1
(Kring,, kring,, kring..) Suara telepon berdering.
Agus terbangun karena mendengar suara telepon dari kekasih nya berbunyi. "Halo.. emm,, kenapa chika sayang? aku baru bangun, masih ngantuk banget". Pertanyaan agus saat di telepon dalam keadaan masih mengantuk.
"Aku udah rapih-rapih nih sayang udah mau berangkat ke appartment kamu. huhh,, pasti kamu masih bobo ya? udah sore gini sayang". Chika menanyakan temu janji nya bersama agus.
"Ya ampun,, emang udah jam berapa sayang sekarang?". Agus membalas pembicaraan chika.
"Hmm,, ini tuh udah jam 3 sore sayang, kamu sih begadang terus. ayo dong sayang bangun sekarang ya kamu rapih-rapih juga". Chika menjawab pertanyaan agus.
"Ya ampun,, udah sore.. oke sayang aku langsung siap-siap ya. kalau udah sampai sini langsung masuk aja, pintu enggak aku kunci. i love you!". Dengan kaget agus langsung terbangun dari tempat tidur nya.
"Oke sayang,, i love you too". Jawab chika sambil tersenyum dan menutup telepon nya.
Dalam perjalanan, chika menyempatkan diri untuk membeli kue tiramisu kue favorit agus. Dan setelah membeli kue tersebut chika melanjutkan perjalanan menuju kediaman agus. Dan tiba lah chika di kediaman agus.
"Halo sayang.. ya ampun wangi banget,, calon suami nya siapa sih ini?". Sapa chika saat membuka pintu rumah agus.
"Hai sayang.. iya nih,, calon suami nya siapa ya?". Agus menjawab dengan santai nya berekspresi bercandai chika.
"Huhh,, kalau kamu bukan calon suami aku terus calon suami siapa lagi?". Pertanyaan chika dengan raut wajah nya yang merengut.
"Cie,, cie,, udah dong sayang jangan marah terus. kamu kalau lagi marah aja cantik, apalagi kalau lagi senyum,, pasti tambah cantik deh". Jawab agus sambil tersenyum.
"Jawab dulu pertanyaan aku tadi". Tegas chika dengan manja nya.
"Ya ampun,, iya.. aku kan cuma calon suami kamu aja. enggak ada yang lain kok di hati aku. cuma kamu dan tuhan yang ada di hati aku. i'm promises!". Jawab agus menggenggam tangan chika dan memeluk nya perlahan dengan penuh manja.
Sesaat chika sembari membereskan seluruh rumah agus yang saat itu sangat berantakan, agus pun berjam-jam memandangi chika tiada henti. Usai membereskan rumah agus, chika langsung menyajikan hidangan masakan beef steak bumbu lada hitam dengan campuran kecap inggris yang menjadi khas nya dari makanan kesukaan agus. Tanpa di sadari waktu pun sudah menunjukkan jam 11 malam. Kemudian chika bersama agus duduk di meja makan yang berada di teras di tengah dingin nya kesejukkan angin malam yang berhembus dengan sajian makanan yang sudah di siapkan oleh chika untuk makan malam nya bersama agus. Dan tidak lupa sebagai pelengkap makan malam romantis nya agus selalu menyiapkan segelas wine atau anggur di saat keromantisan itu datang. Namun segelas anggur tersebut bukan untuk berdua bersama chika, namun hanya untuk agus sendiri.
"Sayang, makasih ya kamu sudah datang kesini dan mau menyediakan semua ini. mulai dari kue yang kamu bawakan dan masakan yang kamu hidangkan hingga kecantikan mu malam ini yang begitu mempesona membuat aku terbangun dari tidur ku. seolah tidak ada lagi khayalan yang merasuki mimpi ku". Ungkapan agus dengan penuh mesra di malam romantis bersama chika.
"Aku percaya dengan hubungan ini yang telah tuhan ciptakan untuk kita berdua". Balas chika dengan penuh keyakinan nya atas anugerah cinta yang telah tuhan berikan kepada nya.
"Kamu harus meyakini bahwa ketulusan cinta adalah kesetiaan, kejujuran, dan ketulusan, juga saling percaya agar kita terjaga dari segala fitnah mereka yang mengharapkan kehancuran kita". Jawab agus dengan meyakinkan chika.
"Aku mau kita selama nya, berjanji sehidup semati. tidak ada gelisah maupun ketakutan apalagi keraguan". Suatu keinginan chika kepada agus di tengah bintang-bintang yang bersinar.
"Iya,, begitu pun aku. aku juga merasakan hal yang sama. mungkin kita sudah di takdirkan untuk terus bersama selama nya hingga bumi akan terbelah dua". Suatu sumpah yang di ucapkan oleh agus untuk chika dengan penuh pandangan cinta.
"Makasih sayang,, aku semakin yakin dan aku merasa bahwa cinta ini hanya milik kita berdua. dan inilah sumpah janji ku kepada tuhan hanya untuk mu". Kembali chika bersumpah dan berjanji kepada tuhan bahwa cinta nya hanya untuk agus selama nya.
Malam semakin larut, gemulai nya semilir angin semakin menyapa di tengah cahaya bulan yang menyinari chika dan agus saat-saat malam romantis kian penuh dengan manja agus pun langsung menggenggam segelas anggur yang sudah di siapkan. Agus dan chika pun berdiri bersama melangkahkan kaki menghadap ke arah indahnya lampu-lampu kota yang bersinar di antara bintang-bintang yang berpijar dari terang nya cahaya bulan dengan nuansa malam yang romantis dan penuh dengan manja. Waktu pun telah menunjukkan jam 12 malam. Disitulah chika dan agus memiliki ikrar cinta yang mengikat dan tidak bisa di pisahkan dengan alasan apapun kecuali kematian. Kemudian agus sembari meminum anggur dan mencium kening chika mengatakan "Segelas Minuman Di Mejaku Bersamamu Adalah Alasan Malam Di Ciptakan".