Mohon tunggu...
Alkitab Satu Menit
Alkitab Satu Menit Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar

Hidup ini singkat! Semua orang boleh membaca Alkitab dan memahami pesan Allah di dalamnya.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kematian Yesus Kristus vs Kematian Yudas Iskariot

9 Juli 2024   10:24 Diperbarui: 9 Juli 2024   12:43 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sahabat Alkitab, saat ini kita akan menjawab secara khusus, pertanyaan yang dituliskan oleh seseorang di kolom komentar Alkitab satu menit:

Kalau memang Yeshua di TOMBAK, lantas kenapa isi perutnya ngga terburai brother, masih dapat makan minum). Sedangkan YUDAS yang gantung diri malah isi perutnya terburai. (malah ada 2 versi kematian Yudas)

Yuk, kita dengarkan pembahasannya bersama:

Komentar ini menunjukkan bahwa sahabat kita yang bertanya bingung tentang bagaimana Yeshua (bahasa Ibrani dari nama Yesus) dapat makan dan minum setelah di TOMBAK, sementara Yudas yang gantung diri memiliki isi perut yang terburai. Mayoritas orang tentu tidak akan mempertanyakan hal ini, karena sudah jelas proses kematian Yesus dan Yudas jauh berbeda. Namun, kita akan membahasnya sambil mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang Yesus Kristus.

Secara logika sederhana saja, sebenarnya kita sudah mendapat jawaban bahwa tombak adalah senjata tajam dan runcing, bermata dua, bertangkai panjang, untuk menusuk dari jarak dekat atau jauh (menurut KBBI, Kamus Besar Bahasa Indonesia). Tentu luka hasil tusukan umumnya adalah tegak lurus, hanya melubangi dan bukan membelah perut, berbeda dengan hasil sabetan atau sayatan sebuah pedang. Jadi, isi perut Yesus Kristus tidak akan terburai.

Kita akan membahasnya lebih dalam. Sahabat Alkitab dapat mengikuti penjelasannya secara lengkap dengan membaca tulisan ini dari awal sampai akhir. Oya, dapatkan bonus penjelasan yang sangat menarik di bagian akhir dari tulisan ini.


Ada tertulis dalam Injil Yohanes 19:32 Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air. Dan orang yang melihat hal itu sendiri yang memberikan kesaksian ini dan kesaksiannya benar, dan ia tahu, bahwa ia mengatakan kebenaran, supaya kamu juga percaya. Sebab hal itu terjadi, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci: "Tidak ada tulang-Nya yang akan dipatahkan." Dan ada pula nas yang mengatakan: "Mereka akan memandang kepada Dia yang telah mereka tikam."

Ringkasnya, para prajurit Romawi telah mematahkan kaki kedua orang yang disalibkan bersama Yesus. Namun, mereka tidak mematahkan kaki Yesus karena Dia sudah mati. Peristiwa tersebut merupakan bagian penting dalam Injil Yohanes, penggenapan tentang apa yang tertulis dalam Perjanjian Lama. 

Nubuat pertama, "Tidak ada tulang-Nya yang akan dipatahkan," berasal dari Keluaran 12:46. Bagian ini menjelaskan instruksi untuk domba Paskah, yang harus disembelih tanpa mematahkan satupun tulangnya. Yohanes melihat Yesus sebagai domba Paskah yang sejati, dikorbankan untuk dosa dunia.

Nubuat kedua, "Mereka akan memandang kepada Dia yang telah mereka tikam," berasal dari Zakharia 12:10. Bagian ini berbicara tentang masa depan ketika bangsa Israel akan meratap atas Dia yang telah mereka tikam, dan mengakui Dia sebagai Mesias mereka. Yohanes melihat nubuat ini digenapi dalam penyaliban Yesus, karena orang-orang yang menolak dan menyalibkan Dia, suatu hari nanti akan percaya kepada-Nya sebagai Juruselamat mereka.

Sekarang, kita akan membandingkan proses kematian Yesus Kristus yang jauh berbeda dengan Yudas Iskariot. Semoga tabel sederhana ini bermanfaat bagi sahabat semua:

Yesus Kristus mati disalibkan oleh orang-orang Romawi atas tuduhan pemberontakan dan penistaan agama dan dari orang-orang Yahudi. Sementara Yudas Iskariot mati karena membunuh dirinya sendiri. 

Yesus Kristus mengalami Luka Tombak yang dilakukan seorang prajurit Romawi. Lambungnya ditusuk dengan tombak setelah kematiannya, mengeluarkan air dan darah sebagai bukti bahwa benar Yesus Kristus telah mati sebelumnya. Sementara Yudas Iskariot mati dengan cara menggantung diri, dituliskan dalam Injil Matius 27:5 dan Kisah Para Rasul 1:18. Setelah mengkhianati Yesus, Yudas menyesal, menggantung diri, kemudian jatuh dan mati dengan isi perutnya keluar. Tidak ada lagi catatan detail tentang proses kematiannya dalam Alkitab. 

Yesus Kristus mati di kayu salib sebagai kurban untuk menebus dosa umat manusia. Kematian-Nya merupakan tindakan kasih yang radikal dan tanpa pamrih, menunjukkan keagungan dan kebesaran cinta TUHAN Allah bagi seluruh umat manusia. Sementara Yudas mati setelah mengkhianati Yesus dengan mencium-Nya dan menyerahkan-Nya kepada para imam Yahudi. Tindakannya dimotivasi oleh keserakahan dan kekecewaan pribadi.

Kematian Yesus di kayu salib mengalahkan kuasa dosa dan maut. Kebangkitan-Nya merupakan bukti kemenangan atas maut dan menawarkan harapan hidup yang sejati dan kekal bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya. Kematian Yudas dengan cara tragis, yaitu bunuh diri, menunjukkan kepada kita semua tentang konsekuensi fatal dari dosa dan ketidaksetiaan. Sebaliknya dari merendahkan hati dan bertobat, ia lebih memilih jalan dosa dan kehancuran.

Kematian Yesus membuka jalan bagi rekonsiliasi (pemulihan hubungan damai) antara manusia dan TUHAN Allah. Melalui iman kepada Yesus Kristus, manusia dapat kembali ke dalam hubungan yang benar dengan TUHAN Allah. Cara kematian Yudas yang mengerikan merupakan peringatan bagi kita semua tentang bahaya kehancuran yang ditimbulkan tindakan berdosa dan pentingnya menjaga iman dan kesetiaan kepada Yesus Kristus.

Melalui hal-hal tersebut di atas, TUHAN Allah menghadapkan kita pada dua pilihan penting yang dihadapi dalam hidup manusia di segala zaman: beriman pada Yesus Kristus yang penuh kasih dan pengorbanan, atau mengikuti contoh Yudas dalam jalan dosa dan kehancuran.

Melanjutkan pertanyaan di awal tulisan ini: Mengapa Yesus Kristus masih dapat makan dan minum setelah perut-Nya ditombak?

Ada tertulis dalam Alkitab bahwa sisi perut Yesus Kristus (lambung-Nya) ditikam, namun jelas tidak ditulis bahwa isi perutnya terburai setelah kematian-Nya. Yang tertulis adalah bahwa setelah kebangkitan-Nya, dalam tubuh yang mulia, Yesus Kristus makan bersama para murid-Nya. Hal ini menunjukkan fakta bahwa Yesus Kristus hidup kembali dan tubuh kebangkitan-Nya dapat makan dan minum. Tanpa keraguan, ini kutipan ayat lengkapnya dalam Injil Lukas 24:36-43. Dapatkan bonus penjelasan yang sangat menarik setelah ayat-ayat ini dibacakan:

Injil Lukas 24:36-43 Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka: "Damai sejahtera bagi kamu!" Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu. Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu? Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku." Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka. Dan ketika mereka belum percaya karena girangnya dan masih heran, berkatalah Ia kepada mereka: "Adakah padamu makanan di sini?" Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng. Ia mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka.

Sahabat Alkitab, sesuai dengan apa yang kami telah janjikan di awal tulisan ini, ini bonus penjelasan untuk sahabat yang masih menonton sampai sekarang:

Di dalam Injil Yohanes 19:35 yang kita bahas di atas, diceritakan tentang seorang saksi mata yang melihat Yesus ditusuk dengan tombak setelah penyaliban dan menegaskan kebenarannya. Ayat tersebut tidak menyebutkan nama saksi tersebut.

Nama dalam tradisi Kristen kemudian nama prajurit Romawi yang menusuk lambung Yesus dengan tombak dikenal dengan nama Longinus. Konon Tradisi Kristen awal di luar Alkitab, seperti Injil Nikodemus, mengidentifikasi prajurit tak bernama dari Yohanes 19:35 sebagai Longinus. Tradisi ini menjadi diterima secara luas pada Abad Pertengahan, namun tidak ada bukti untuk mengkonfirmasi namanya.

Kisah Longinus menekankan realitas fisik penyaliban Yesus dan pengorbanannya. Dalam beberapa tradisi, Longinus menjadi seorang Kristen baru, menyoroti kekuatan transformatif kematian Yesus. Longinus telah menerima kepastian keselamatan, perubahan hidup yang sejati dan kekal dalam iman kepada Yesus Kristus. Bagaimana denganmu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun