Mohon tunggu...
Alkitab Satu Menit
Alkitab Satu Menit Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar

Hidup ini singkat! Semua orang boleh membaca Alkitab dan memahami pesan Allah di dalamnya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bagaimana Pandangan Kristen tentang Bayi Tabung?

15 Februari 2023   17:40 Diperbarui: 16 Februari 2023   09:28 6598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagaimana pandangan Kristen tentang bayi tabung?


DISCLAIMER: Mohon materi ini dibaca lengkap, dari awal sampai akhir secara utuh, supaya tidak terjadi kesalahpahaman. Dalam artikel ini, disebutkan beberapa ayat Alkitab yang perlu Anda catat, baca dan renungkan secara pribadi.

Program Bayi Tabung

Secara sederhana, program bayi tabung merupakan cara kehamilan modern yang tidak alamiah, dilakukan dengan cara melakukan pembuahan (menggabungkan sperma dan sel telur) di luar tubuh, lalu dipindahkan kembali ke rahim wanita. Alkitab tidak mengenal program bayi tabung, sehingga tidak secara eksplisit (jelas) menyatakan bahwa program bayi tabung diperbolehkan atau tidak. Namun, ada prinsip-prinsip Alkitab yang membantu kita untuk mengambil keputusan yang berkenan di hadapan Tuhan.

Prinsip Kehidupan berkeluarga

Di dalam Alkitab, berikut ini beberapa prinsip yang Allah ajarkan tentang kehidupan berkeluarga:

  • Alkitab mengajarkan bahwa tujuan hidup manusia adalah untuk memuliakan Tuhan (1 Korintus 10:31), bukan sekedar untuk menikah, bukan sekedar untuk memiliki anak.
  • Pernikahan yang berkenan di hadapan Tuhan adalah monogami (Kejadian 2:24), satu pasangan suami istri yang disatukan dalam pernikahan kudus, termasuk di dalamnya hubungan seksual.
  • Anak merupakan berkat Tuhan (Mazmur 127:3). Tuhanlah yang berdaulat membuka atau menutup kandungan seseorang (Yesaya 66:9).

Sebelum memutuskan ikut program bayi tabung

Berikut ini adalah beberapa hal penting yang perlu direnungkan dengan sungguh-sungguh hati. Pada dasarnya, manusia memiliki kecenderungan untuk mementingkan kesejahteraan dirinya sendiri. Bila program bayi tabung tersebut berhasil, tentu akan mendatangkan harapan yang lebih baik untuk meraih kegembiraan. Namun, pernahkah Anda merenungkan: Jika program bayi tabung dilakukan, apakah keberadaan kita di hadapan Allah menjadi lebih baik atau sebaliknya? Sejujurnya, sangat terbuka potensi program bayi tabung menggiring diri kita pada perbuatan-perbuatan berdosa dan pada masalah-masalah lainnya.

Program bayi tabung itu berdosa?

Sekali lagi, Alkitab tidak mengenal kecanggihanan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti yang kita alami di zaman modern ini. Namun, secara tegas, dalam Alkitab ada tertulis hal-hal berikut yang dapat diaplikasikan pada program bayi tabung... untuk menghindarkan diri kita dari perbuatan-perbuatan berdosa:

  • Program bayi tabung berpotensi mengambil porsi Allah dalam proses menciptakan kehidupan, melalui pembuatan genetik (Mazmur 139:13). Ingat, Allah adalah Sang Pencipta, yang berdaulat/berkuasa penuh atas semua ciptaan-Nya, termasuk diri kita manusia (Kejadian 1:1, Roma 1:25).
  • Manusia diciptakan menurut gambar Allah (Kejadian 1:27; 9:6), sehingga merekayasa manusia melalui program bayi tabung, sama saja dengan mempermainkan Allah.
  • Program bayi tabung nampaknya mendegradasi nilai-nilai pernikahan kudus. Sejatinya, pernikahan kudus adalah antara kedua pasangan yang diberkati Allah, tanpa ada campur tangan orang lain (yang menjadi pihak ketiga) dalam pembuahan (Kejadian 3:16).
  • Dalam prosesnya, program bayi tabung dapat dikategorikan sebagai berbuat hal yang "jahat di mata TUHAN", apabila sperma diambil melalui proses onani. Membiarkan mani terbuang sia-sia saja sudah "jahat di mata" TUHAN (Kejadian 38:9-10).
  • Yang juga perlu diwaspadai adalah bahaya perzinahan, karena sperma atau sel telur yang diambil dari orang atau donor yang bukan pasangan nikahnya (Keluaran 20:14).
  • Tidak jarang program bayi tabung melibatkan dosa pembunuhan (Ulangan 5:17), karena embrio-embrio yang kurang baik dibuang. Kita menyadari bahwa bahkan saat sperma bertemu dengan ovum (terjadi pembuahan) menjadi zigot pun, sudah terjadi suatu kehidupan yang baru.

Masalah-masalah lain program bayi tabung

Memperoleh anak melalui program bayi tabung juga berpotensi menghadapkan kita pada masalah-masalah lainnya. Walaupun bukan merupakan dampak langsung, hal-hal berikut perlu juga menjadi pertimbangan kita:

  • Memiliki anak tidak menjamin kebahagiaan, dan juga anak yang dilahirkan pun tidak dijamin akan membahagiakan orang tuanya (Amsal 17:25). Suatu saat, seorang anak akan meninggalkan kedua orang tuanya secara fisik atau pun juga meninggalkan dunia melalui kematian.
  • Kekecewaan bila hasil program bayi tabung tidak sesuai dengan yang diharapkan (Amsal 13:12), misalnya:
    - jenis kelamin anak yang tidak sesuai dengan yang dijanjikan dokter
    - ingin satu anak ternyata embrio yang dihasilkan lebih dari satu
    - bayi cacat sejak pembuahan, membuka kejatuhan dalam dosa aborsi
    - keguguran karena success-rate yang rendah, apalagi bila ditambah faktor usia pasangan yang sudah lanjut
    - kesulitan keuangan karena banyak hidden cost dan potensi pembengkakan biaya lain-lain
    - anak yang (nantinya) kemungkinan tidak menerima dirinya sebagai bagian dari program bayi tabung, dll.
  • Suara hati nurani, perasaan bersalah karena  melakukan sesuatu yang tidak alami, dan permasalahan ketidakmampuan pribadi dalam melakukan pembuahan dalam hubungan suami istri (1 Korintus 10:29-33).


FAKTA: Ada peristiwa nyata pasangan suami istri peserta program bayi tabung (di Indonesia) yang kecewa dan menggugat dokter karena jenis kelamin bayi tidak sesuai dengan yang dijanjikan.

 

Persyaratan rohani program bayi tabung

Bila Anda bersikeras masih ingin ikut program bayi tabung, kami berpendapat bahwa masih ada kemungkinan walaupun tipis, program bayi tabung dapat dilakukan dengan beberapa PERSYARATAN. Daftar persyaratan ini perlu dipertimbangkan dengan baik, karena berusaha memperoleh anak melalui proses biomedis merupakan salah satu keputusan pelik (sulit) dalam hidup berkeluarga:

  • Dilakukan memang karena salah satu pasangan atau keduanya, menderita permasalahan fisik, tidak ada cara penyelesaian medis lainnya, dan memang tidak pernah mempunyai anak.
  • Pasangan suami istri memeriksa kemurnian motivasi mereka dalam melakukan program bayi tabung, sepakat menggumulkannya dalam doa dan sekiranya mungkin, meminta tanda khusus dari Allah (Bacalah secara lengkap Mazmur 139, terutama ayat 23 dan 24).
  • Mendapatkan restu dari kedua orang tua atau orang yang dituakan dalam keluarga besar.
  • Mendapatkan restu dari gembala sidang (pendeta utama) atau pembimbing rohani di gereja.
  • Sperma dan ovum diambil dari laki-laki dan perempuan yang memang merupakan pasangan nikahnya yang sah, proses pengambilannya dilakukan dengan cara yang tidak berdosa
  • Sama sekali tidak dilakukan pembunuhan embrio, yaitu tidak ada embrio yang dibuang.

PERHATIAN: Jika syarat-syarat tersebut tidak terpenuhi, kami sama sekali TIDAK MEREKOMENDASIKAN pelaksanaan program bayi tabung.

Kekuatan serta penghiburan

Memang, hidup di dunia ini terkadang menyisakan misteri atau pertanyaan yang tidak terjawab (Yesaya 55:8-9), jalan kita bukan jalan TUHAN, rancangan kita bukan rancangan TUHAN. Termasuk tentang "mengapa Dia memberi anak kepada pasangan di luar nikah, dan tidak memberi anak kepada pasangan dalam pernikahan yang kudus". Namun, walaupun kita tak sanggup mengerti  perbuatan Allah dari awal sampai akhir, percayalah bahwa segala sesuatu "Indah pada waktunya", Allah menentukan waktu yang tepat untuk segala sesuatu (Pengkhotbah 3:11), dan "Allah mengatur segala hal, sehingga menghasilkan yang baik untuk orang-orang yang mengasihi Dia" (Roma 8:28)

Kita bersyukur bahwa kedaulatan tetap ada di tangan Allah, karena pasti itulah yang terbaik. Kalau memang perencanaan keluarga kita sesuai kehendak-Nya... pasti berhasil, kalau tidak sesuai kehendak-Nya... pasti gagal. Manusia berusaha, Allah yang menentukan. Manusia boleh berusaha dengan inseminasi buatan atau proses bayi tabung. Tetapi yang menciptakan pertumbuhan dan keberhasilannya tetap Allah. Allah akan mengizinkan ada kehidupan baru di dunia kalau sesuai rencanaNya.

Kami berpendapat, bahwa adalah baik pasangan yang belum memiliki anak tetap mengusahakan cara yang alami. Percaya bahwa tidak ada sesuatu apa pun yang mustahil bagi TUHAN (Kejadian 18:3-4), sambil tetap berserah kepada TUHAN dalam apapun yang diputuskan-Nya (Markus 9:23).

Kami percaya juga, setiap pasangan lebih berbahagia, kalau mereka tetap menomorsatukan Allah lebih dari kondisi punya anak atau tidak punya anak (Habakuk 3:17-19). "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia (Tuhan Yesus Kristus) yang memberi kekuatan kepadaku." (Filipi 4:13). Di surga, orang percaya Kristus tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga (Markus 12:25). Juga berarti, tidak beranak dan tidak diperanakkan. Hidup hubungan suami istri dan orang tua anak hanya bersifat sementara di dunia.

Doa kami bagi Anda

Bagi pasangan yang sedang merindukan buah hati, kami ikut mendoakan yang terbaik diberikan oleh Allah. Tetaplah setia membangun pernikahan yang memuliakan Allah (Matius 6:33, 1 Petrus 4:19). Fokus saling mengasihi, bertumbuh dalam iman dan melayani keluarga-keluarga lain yang membutuhkan Kristus. Siapa tahu, ada berkat khusus, yaitu buah kandungan, yang Allah titipkan dalam keluarga saudara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun