Tanjungbalai, Berjuluk Kota Kerang, Kota yang berada beberapa Jam perjalanan dari kota medan, dimana masyarakat nya bermata pencaharian sebahagian besar sebagai nelayan. Pada saat ini kota ini di pimpin oleh wali kota yang berlatar belakang sebagai juru dakwah, berprofesi sebagai pns yang dahulunya juga sebagai dosen di IAIN Sumatera Utara.
Sudah hampir sepuluh tahun beliau menjadi pemimpin di kota kerang tersebut, yang sebelumnya menjabat sebagai wakil walikota bersama dengan dr.Sturisno hadi. S.pOG sebagai walikota nya, dan hampir sepuluh tahun pula masyarakat menggantungkan harapan besar terhadap kepemimpinan yang di jalankannya.
Sekarang beliau (thamrin munthe) sudah 3 tahun lebih menjadi walikota, banyak tudingan miring yang di tujukan padanya, baik isyu rotasi mutasi yang "berbayar", atau isyu proyek - proyek yang di kelola oleh keluarganya.
Salah seorang warga masyarakat kota tanjungbalai yang ber inisial ST, yang berkerja sebagai buruh bangunan, mengatakan " Pak Thamrin ni kudongar - dongar sudah mamboli tanah disana sini , kabarnyo duitnyo dikutip nyo dari setoran pns yang ondak jadi kepalo dinas" ujar ST dengan logat khas tanjungbalai nya.
Saya pun tidak percaya begitu saja, lalu saya mencari sumber lain untuk memastikannya, namun apa yang saya peroleh ternyata informasi nya tidak jauh berbeda, dimana mereka men deskripsikan thamrin sebagai walikota yang tidak peduli dengan kesejahteraan rakyatnya, beliau katanya hanya mementingkan keluarga dan pribadinya dengan menumpuk kekayaan sebanyak-banyaknya.
Hingga saya pun menyimpulkan bahwa informasi tersebut cukuplah sebagai bahan cerita , yang belum dapat dijadikan acuan untuk dijadikan alat bukti di depan mata hukum yang berlaku di negara ini, namun saya merasa krisis kepercayaan terhadap kepemimpinan di kota tanjungbalai sedang terjadi dan melanda dengan skala yang sangat besar, sehingga ini akan berdampak kepedulian sosial yang pastinya akan menurun drastis.
Terakhir informasi yang saya dapatkan bahwa beberapa elemen masyarakat baik lsm, mahasiswa sudah berulang ulang demonstrasi mempertanyakan kasus dekranasda kota tanjungbalai yang ternyata dekranasda tersebut di ketuai oleh istri walikota tanjungbalai, hal ini tentu akan memperburuk suasana kepercayaan tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H