Siklus ini berdampak positif bagi adaptasi perkembangan budaya di era digital, meningkatkan kreatifitas mayarakat, serta explorisasi dalam menggali informasi dan pengetahuan secara meluas. Dampak positif juga dapat dirasakan pada berbagai macam bidang industri seperti mengembangkan industri kreatif, menyebarkan inovasi bagi industri kuliner, dan ikut meramaikan industri pariwisata.
Namun mudahnya akses arus informasi melalui platform tiktok ini tidak luput dari dampak negatif yang dapat merusak budaya positif yang sudah terbentuk, seperti banyaknya budaya luar yang masuk ke Indonesia, akan mengakibatkan terkikisnya budaya lokal. Selain itu mudahnya penyebaran gagasan tanpa filterisasi yang baik juga akan menimbulkan budaya berpikir yang salah.
Bagaimana solusi tepat untuk mengurangi proses difusi inovasi pada tiktok yang akan berdampak negatif?
Â
Segala sesuatu selalu memiliki dampak baik maupun buruknya, semuanya tergantung bagaimana kita menyikapi fenomena yang terjadi. Penyebaran gagasan atau ide dapat menjadi salah jika penerima gagasan menelan gagasan tersebut secara mentah-mentah tanpa memfilter baik buruknya. Solusinya tentu ada pada individu masing-masing, dengan memfilter segala sesuatu yang masuk dapat mengurangi terkikisnya budaya lokal yang telah menjadi citra positif, selain itu, perlu juga konsumen media digital seperti tiktok mengkaji ulang inovasi, gagasan, serta ideologi yang telah mereka terima dari tayangan di platform sharing khusunya tiktok.
(Alkatiri Dzikri Rahmandhani, Mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H