2. Lebih Mengetahui Perihal Sunnah
Syarat kedua ini berlaku setelah seorang pemimpin dinilai mampu memenuhi syarat pertama. Jika sekiranya semua jamaah (dinilai) baik dari segi bacaannya, maka tunjuklah atau lihatlah yang lebih 'alim mengenai sunnah di antara mereka. Perkara sunnah sangat erat kaitannya dengan sejauh mana seseorang memahami sesuatu berdasarkan dalil atau sumber yang di bawa oleh Rasululloh S.A.W. Singkatnya, 'alim tentang Agama sangat lebih diutamakan untuk menjadi Imam. Dari sini, kita menyimpulkan bahwa seorang pemimpin harus memiliki wawasan dan skill yang luas, baik itu hardskill maupun softskill. Hal ini harus ada bagi seorang pemimpin karena nanti dia akan menaungi segala lini di kehidupan masyarakatnya. Bila ia kurang berwawasan, minimal ia mengangkat orang-orang yang berkompeten yang nantinya akan menjadi tempat pertimbangan baginya sebelum membuat keputusan. Contoh: jika ia seorang presiden, maka ia harus mampu mengangkat menteri-menteri yang berkompeten sesuai wawasan dan keilmuannya.
3. Lebih dahulu Hijrah (menempati tempat itu)
Jika syarat pertama dan kedua terpenuhi, maka seorang imam sholat yang ditunjuk kemudian haruslah orang yang lebih dahulu menempati daerah itu. "Pribumi", satu kata yang pas mewakili syarat ini. Mengapa? Sebab secara umum pribumi lebih tahu seluk-beluk daerah itu, apakah mayoritas kaula muda atau tua, supaya ia bisa mengkondisikan panjang bacaan ketika sholat. Demikian juga seorang pemimpin, ia harus berasal dari tempatnya berkiprah, agar ia mengerti bagaimana memimpin yang baik sesuai dengan aturan yang berlaku di daerahnya tersebut.
4. Lebih Tua Umurnya
Adapun syarat terakhir ini adalah syarat yang biasanya dijadikan syarat pertama di masyarakat kita, yaitu yang lebih tua umurnya. Sekali lagi, bahwa faktor umur adalah syarat terakhir. Jika sekiranya tiga syarat sebelumnya sudah terpenuhi, maka tunjuklah siapa di antara jamaah yang lebih tua umurnya, sebagai bentuk penghormatan kepada beliau karena telah banyak pengalaman yang didapatnya. Begitu juga dalam memilih seorang memimpin. Faktor usia menjadi hal terakhir yang perlu kita lihat. Kita perlu melihat bagaimana pengalaman seseorang dalam berkiprah, itupun jika baik karir kepemimpinannya dan bisa kita jadikan teladan untuk tujuan mendatang. Namun, itu tidak selalu berhubungan. Sebab semakin berlalunya waktu, semakin kompleks pula permasalahan kita ke depan, dan biasanya cara-cara lama (secara substansi) tidak selalu bisa dipakai untuk menyelesaikan permasalahan ke depan.
Dengan empat hal inilah seorang imam sholat ditunjuk. Menurut saya, keempat hal itu juga sangat relevan untuk dijadikan syarat dalam memilih seorang pemimpin. Pemimpin dalam skala kecil seperti organisasi masyarakat, maupun pemimpin dalam skala besar, yaitu presiden.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H