Dalam dunia yang semakin digital dan berbasis data, peran AI dalam memberikan nasihat memang nggak bisa diabaikan. Dengan kemampuan ngakses dan menganalisis informasi dalam jumlah besar, AI bisa ngasih nasihat yang sangat rinci dan spesifik. Tapi, ada aspek kemanusiaan yang cuma bisa dipenuhi oleh tokoh agama, yaitu memberikan teladan yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, alih-alih melihat AI dan tokoh agama sebagai dua entitas yang bersaing, saran Gue lebih bijak kalau kita melihat keduanya sebagai dua komponen yang saling melengkapi. AI bisa ngasih data dan informasi, sedangkan tokoh agama bisa menerjemahkannya ke dalam tindakan nyata yang penuh dengan nilai-nilai kemanusiaan.
Gini deh, kalau mau dapet nasihat yang lengkap dan berdasar data, tanya AI. Tapi kalau mau lihat contoh nyata gimana hidup dengan nasihat itu, lihat tokoh agama. Kayak gini aja, AI bisa bilang, "Hidup sehat itu penting, kamu harus olahraga rutin." Tapi tokoh agama bakal bilang, "Ayo ikut saya jogging tiap pagi!" Eh, pas jogging bareng, tokoh agama nyeletuk, "Lihat AI, dia bisa jogging nggak?" Hahaha, kebayang AI ngikutin kita jogging? Baterainya abis sebelum kelar putaran pertama!
Kiwkiwww,, jangan lupa kasih Komentar dan reaction yaa gessss
-Kafpryg
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H