Mohon tunggu...
Al Johan
Al Johan Mohon Tunggu... Administrasi - Penyuka jalan-jalan

Terus belajar mencatat apa yang bisa dilihat, didengar, dipikirkan dan dirasakan. Phone/WA/Telegram : 081281830467 Email : aljohan@mail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengintip Rahasia Sukses Pasangan Pak Tjiptadinata - Ibu Roselina

5 September 2024   21:03 Diperbarui: 7 September 2024   00:31 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun 2025 ini, usia pernikahan Pak Tjiptadinata dan Ibu Roselina genap 60 tahun. Perayaan pernikahan di usia ini biasanya dilambangkan dengan berlian yang menjadi simbol dari kekuatan dan cinta abadi satu sama lain.

Sebagai wujud rasa syukur dan bahagia, teman-teman Pak Tjip berinisiatif untuk menulis rahasia sukses kehidupan pasangan suami istri yang sekarang tinggal di Australia ini.

Pak Tjip dan Ibu Rose sendiri saat ini berusia lebih dari 81 tahun. Keduanya sama-sama lahir di Sumatera Barat, namun berbeda tempat. Pak Tjip lahir di Padang pada tanggal 21 Mei 1943, Ibu Rose lahir di Solok pada tanggal 18 Juli 1943.

Perjalanan kehidupan pasangan Pak Tjip dan Ibu Rose sangat berwarna.  Saat ini, pasangan ini bisa menikmati hidup di masa tua dalam keadaan bahagia dan berkecukupan. Walaupun jauh dari sebutan kaya, begitu tulis Pak Tjip dalam sebuah tulisan "Pernah Hidup Melarat?"

Untuk bisa sampai pada level kehidupan seperti sekarang ini, mereka mencapai dengan tidak mudah dan tiba-tiba.

Mereka berdua merintis semuanya dari nol. Di awal kehidupan berkeluarga, Pak Tjip pernah menjadi kuli di pabrik Karet di PT PIKANI yang lokasinya di desa Petumbak Deli Serdang sekitar 35 kilometres dari Medan. Tinggal di perumahan buruh dan harus antri untuk mandi dengan sesama kuli lainnya.

Pernah juga tinggal di pasar selama bertahun-tahun. Bersahabat dengan tikus, kecoa dan binatang merayap lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari, dulu juga pernah berhutang untuk sekedar membeli nasi rames. Bahkan, untuk membeli obat anak, mereka pernah juga menjual cincin kawin.

Guru dalam Kehidupan

Di usia yang tidak muda lagi, Keduanya masih terlihat sehat dan bugar. Masih sering melakukan perjalanan ke berbagai tempat. Di Australia sendiri maupun ke berbagai tempat lainnya, termasuk sesekali pulang kampung ke Indonesia.

Dalam dunia tulis menulis, terutama di Kompasiana, keduanya merupakan guru yang sangat produktif. Mereka sangat rajin menulis dalam blog keroyokan tersebut. Rasanya tidak ada kompasianer, sebutan untuk para penulis di Kompasiana, yang tidak mengenal kedua nama tersebut.

Pak Tjip adalah rajanya Kompasiana. Admin Kompasiana menyematkan gelar Maestro untuk beliau, satu-satunya gelar yang diberikan untuk seorang kompasianer yang produktivitasnya tiada tanding. Pak Tjip pernah terpilih sebagai Kompasianer of The Year pada tahun 2014.

Sampai saat tulisan ini dibuat, jumlah tulisan yang sudah ditulis Pak Tjip di Kompasiana sampai dengan tanggal 5 September  2024 sudah mencapai 7.408 tulisan.

Pak Tjip mulai bergabung dengan Kompasiana sejak tanggal 14 Oktober 2014. Kalau dihitung secara rata-rata, setiap tahun beliau menulis sekitar 740 tulisan, setiap bulan 62 tulisan. Berarti setiap hari lebih dari 2 tulisan.

Tulisan Pak Tjip selalu ditunggu para pembaca. Ini bisa dilihat dari jumlah like dan komentar yang disematkan para pembaca. Jumlah tulisan yang terpilih sebagai headline di Kompasiana sebanyak 563 tulisan, atau sekitar 7,6% dari tulisannya.

Sementara Bu Rose yang bergabung di Kompasiana mulai tanggal 12 Januari 2013, sampai saat tulisan ini dibuat sudah membuat 1.630 tulisan.  Admin Kompasiana menyematkan peringkat sebagai penulis senior. Kalau dihitung secara rata-rata, setiap tahun beliau menulis sekitar 148 tulisan, setiap bulan 12 tulisan. Atau sekitar 1 tulisan per 2,5 hari. Masih termasuk produktif juga.

Dalam bidang kehidupan, Pak Tjip dan Ibu Rose juga menjadi guru dan teladan dalam arti sebenarnya. Banyak pelajaran dan teladan hidup yang bisa diambil dari pasangan ini.

Kiat Sukses Hidup Bahagia Ala Pasangan Pak Tjip -- Ibu Rose

Pak Tjip dan Ibu Rose sering membagikan rahasia sukses mereka dalam meniti kehidupan di dunia ini, termasuk menikmati masa tuanya saat ini. Dalam tulisan "Ingin Sehat Lahir Batin hingga Menua?", Pak Tjip dengan murah membagi berbagai tipsnya.

Momen berkumpul bersama keluarga (Sumber gambar : Pak Tjiptadinata)
Momen berkumpul bersama keluarga (Sumber gambar : Pak Tjiptadinata)

Agar sukses dalam meniti hidup, kita harus menjadikan hidup ini sebagai proses belajar yang harus dilakoni sepanjang hayat. Pendidikan tidak hanya dalam arti sempit seperti duduk di ruang kelas di bangku universitas.

Dalam pandangan beliau, universitas yang paling komplit adalah Universitas Kehidupan (university of life). Dimana setiap orang dapat belajar A to Z, kapan saja dan dimana saja.

Karena itu kita tidak boleh berhenti belajar. Hidup kita terlalu singkat untuk dapat mempelajari semua misteri yang ada di alam semesta ini. Ibarat sebuah pisau, kalau diasah dan digunakan, akan semakin tajam.

Sebagai orang Tionghoa, Pak Tjip dan Ibu Rose tentu banyak mewarisi nilai-nilai dan filosofi hidup orang Tionghoa yang sangat kaya.

Keduanya juga menyerap filosofi kehidupan orang Minang yang terkenal dengan pepatah "Alam Takambang Jadi Guru",  falsafah pendidikan masyarakat Minangkabau yang menjadi dasar pembentukan karakter melalui kearifan lokal yang bersumber dari alam sebagai tempat belajar. Alam merupakan guru yang sebenarnya bagi manusia yang dapat memberikan hikmah dan ikhtiar

Yang tidak kalah penting adalah merawat hati. Dengan selalu berpedoman pada tenggang rasa dan mengacu pada prinsip hidup "Perlakukanlah orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan."

Untuk itu, kita harus selalu menjaga sikap dan tutur kata serta bahasa tubuh agar jangan sampai menyinggung perasaan orang lain.

Dengan terus berlatih diri secara sangat sederhana, maka hal itu akan menuntun diri untuk memahami arti dan makna dari kehidupan. Dengan cara ini, langkah kita akan selalu dituntun untuk menjalani hidup dengan hati yang damai dan pikiran positif. Sekaligus akan menghadirkan butir-butir pencerahan di dalam diri kita. Bahwa segala sesuatu yang tampaknya besar, sesungguhnya berawal dari hal hal atau benda benda yang kelihatan sepele.

Dalam tulisannya yang berjudul "Agar Dapat Menikmati Hidup di Hari Tua", Pak Tjip juga membagi tips yang lain. Salah satu yang perlu menjadi perhatian adalah mempersiapkan passive income.

Saat muda kita harus bekerja keras untuk mempersiapkan passive income yang bisa dinikmati di hari tua. Saat ini kita banyak melihat orang yang sudah berusia tua tetapi masih kerja keras untuk menutupi kebutuhan hidup. Kalau begitu kapan kita ada kesempatan untuk menikmati hidup bersama keluarga tercinta?

Karena itu sejak sedini mungkin, kita harus merancang secara cermat untuk mempersiapkan passive income untuk dikemudian hari.

Passive income dapat berupa sawah, kebun atau rumah yang kelak dapat disewakan. Sehingga walaupun kelak kita tidak lagi bekerja, setiap bulan akan ada uang masuk untuk membiayai kehidupan kita.

 

 Menomorsatukan Keluarga

Salah satu kunci sukses Pak Tjip dan Ibu Rose dalam membina keluarga adalah menomorsatukan keluarga. Ada momen-momen tertentu yang mengharuskan seluruh anggota berkumpul, misalnya saat ada salah seorang anggota keluarga berulang tahun.

Kesempatan semacam ini digunakan oleh Pak Tjip dan Ibu Rose untuk menyatukan visi dan misi dan memotivasi sekaligus memberi contoh kepada seluruh anggota keluarga untuk meraih sukses sesuai dengan bidangnya masing-masing.

Ketika suasana keluarga sudah kondusif dan matang, maka Pak Tjip dan Ibu Rose akan bebas terbang kemana saja. Untuk menebarkan kebaikan kepada orang lain.

Dalam kesempatan ini, saya ingin mengucapkan Selamat Ulang Tahun Pernikahan yang ke-60. Bahagia dan sukses selalu untuk Bapak Tjiptadinata dan keluarga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun