Mohon tunggu...
Al Johan
Al Johan Mohon Tunggu... Administrasi - Penyuka jalan-jalan

Terus belajar mencatat apa yang bisa dilihat, didengar, dipikirkan dan dirasakan. Phone/WA/Telegram : 081281830467 Email : aljohan@mail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Keliling Bandung dengan Sepeda

9 September 2021   11:25 Diperbarui: 9 September 2021   11:47 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kos-kosan saya di Bandung (Foto pribadi)

Sejak pertengahan Mei 2021, saya kembali bertugas di Bandung, setelah sebelumnya sempat bertugas di Medan selama 11 bulan dari bulan Juni 2020. Saya kembali menjadi anak kos. Senin-Jumat di Bandung, akhir pekan berkumpul dengan keluarga di Depok.

Sejak tinggal di Medan, saya jadi senang bersepeda. Setiap pagi sebelum berangkat ke kantor, saya bersepeda mengelilingi komplek perumahan tempat saya tinggal di Komplek Tasbi 2 Sunggal Medan, setelah itu biasanya diakhiri dengan ritual makan pagi di sebuah warung kopi.

Kebiasaan itu ternyata bisa berlanjut di Bandung, dengan sepeda yang saya pakai di Medan dulu. Seperti di Medan, setiap pagi sebelum ke kantor, saya luangkan waktu untuk mengelilingi kota Bandung sekitar 45 menit. Jalur yang bisa dipilih juga cukup komplit. Ada jalur yang landai, sedikit menurun dan menaik, sampai yang jalur yang cukup ekstrim.

Bandung merupakan tempat yang sangat nyaman untuk bersepeda. Di kota ini masih banyak pohon tinggi yang usianya mungkin sudah ratusan tahun. Udara pagi masih sangat segar bahkan cenderung dingin, oksigen juga masih tersedia melimpah.

Tiap hari saya ambil rute yang berbeda. Kadang-kadang hanya berputar-putar di sekitar tempat kos saya di Jalan Progo Bandung. Di sekitar tempat tersebut, banyak gedung-gedung tua bersejarah. Ada Gedung Sate, tempat Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat berkantor. Ada Gedung Pusat PT Pos Indonesia dan Telkom, Lapangan Gasibu, gedung-gedung militer, rumah-rumah besar dan mewah, taman-taman terbuka dan lain sebagainya.

Jalan Asia Afrika Bandung, ada jalur khusus sepeda (Foto pribadi)
Jalan Asia Afrika Bandung, ada jalur khusus sepeda (Foto pribadi)

Kadang-kadang saya gunakan juga untuk mengunjungi rumah teman-teman yang sudah pensiun. Saya menjalani pendidikan kedinasan Pos pada tahun 1992 dan diangkat menjadi pegawai pada tahun 1993. Di angkatan, saya termasuk yang paling muda. Sebagian teman sudah ada yang menjalani pensiun. Saya sendiri masih punya waktu sekitar 2 tahun untuk menyelesaikan tugas kedinasan.   

Selain itu, juga saya gunakan untuk mengunjungi tempat-tempat yang punya kenangan bagi saya pribadi seperti Masjid Agung Bandung dan lingkungan sekitarnya, tempat yang dulu selalu saya kunjungi hampir setiap akhir pekan. Ada juga tempat-tempat lain seperti toko buku, toko tempat saya membeli mahar untuk pernikahan saya dan lain sebagainya.

Di akhir pekan, setiap hari Sabtu, saya dan istri juga rajin bersepeda keliling kampung di sekitar tempat kami tinggal. Sambil jalan kita bisa membeli aneka hasil kebun yang banyak dijajakan di warung-warung penduduk. Di Depok, buah-buahan dan hasil kebun cukup melimpah. Ada jambu, belimbing, pisang, kacang tanah, singkong, ubi jalar, tales dan lain sebagainya.

Sepedaan di Depok bersama istri (Foto pribadi)
Sepedaan di Depok bersama istri (Foto pribadi)

Sehat dengan Bersepeda

Sebelum rutin bersepeda, saya termasuk orang yang agak malas berolahraga. Pagi biasanya saya gunakan untuk tidur, demikian juga pada akhir pekan, biasanya seharian saya gunakan untuk istirahat di rumah. Hanya pada hari Ahad saja kadang-kadang jalan-jalan pagi.

Karena kurang gerak, berat badan saya cenderung memberat, perut membuncit. Badan rasanya juga sering lemas dan maunya tidur melulu.

Setelah rutin bersepeda, secara perlahan saya merasakan perubahan. Perut saya saat ini tidak sebuncit dulu lagi, badan juga terasa ringan dan alhamdulillah sehat. Hasil tes gula darah, asam urat dan kolestrol lumayan normal. Padahal dulu, hasil tes untuk ketiganya biasanya di atas normal.

Dulu, setiap melihat hasil tes, saya harus siap-siap mendengar ceramah panjang lebar dari istri saya. Saya harus mengurangi makan dan minum ini itu, harus minum jamu dan berbagai macam ramuan yang kadang-kadang tidak enak dan pahit. Dan semuanya harus saya lakukan.

Saat ini, saya paling rutin minum madu dan mengkonsumsi buah dan sayuran. Untuk beberapa makanan seperti jeroan, sejak dulu saya memang kurang suka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun