Jalan menuju ke Pulau Samosir ternyata banyak. Selain bisa ditempuh dengan kapal penumpang atau ferry, juga bisa ditempuh melalui jalan darat.
Untuk perjalanan dengan kapal, kita bisa memilih berbagai jalur. Bisa dari Ajibata ke Tomok, dari Balige ke Onanrunggu, dari Tigaras ke Simanindo, dari Muara ke Sipinggan/Nainggolan atau yang terbaru, dari Ajibata ke Ambarita.
Jembatan Tano Ponggol
Sementara, untuk akses perjalanan darat hanya ada satu jalur yaitu melalui jembatan Tano Ponggol yang terletak di Kabupaten Samosir.
Cerita tentang jembatan ini tidak lepas dari sejarah pemerintahan kolonial Belanda. Dulu, terdapat tanah yang menghubungkan antara Pulau Samosir dengan daratan di Sumatera Utara.
Pada awal abad ke-20, tanah tersebut diputus dengan pembangunan kanal yang kemudian dihubungkan dengan sebuah jembatan, yaitu jembatan Tano Ponggol. Nama Tano Ponggol sendiri artinya adalah tanah yang dipenggal.
Pada tahun 1982 jembatan tersebut mulai dibeton dan dibangun dengan panjang 20 meter. Sayang, posisi jembatan dan kondisi kanal yang semakin dangkal sehingga tidak memungkinkan kapal besar melalui kanal tersebut.
Saat ini jembatan Tano Ponggol sedang dalam proses pembangunan kembali. Desainnya akan mengadopsi kearifan lokal adat Batak dengan perkiraan ketinggian ideal jembatan sekitar 8-9 meter dari permukaan danau. Panjang konstruksi jembatan totalnya 294 m.
Desain baru jembatan ini akan menjadi ikon baru di Danau Toba dan akan menjadi daya tarik tersendiri. Diharapkan juga menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di pesisir Danau Toba.