Parapat, atau sering disebut dengan Prapat adalah satu desa di Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara. Â Jarak desa ini dengan Kota Pematangsiantar sekitar 48 km.
Parapat sudah lama dikembangkan sebagai salah satu tempat tujuan wisata di  danau Toba. Hal ini bisa dilihat dari berbagai fasilitas dan akomodasi yang dibangun di tempat tersebut. Di Parapat banyak sekali hotel dan penginapan yang disediakan untuk para wisatawan.
Parapat telah menjadi objek wisata terkenal pada era 1990-an. Tempat  ini menjadi destinasi favorit para turis dari dalam maupun luar negeri, seperti Belanda, Malaysia, Singapura, Jerman, Jepang, Korea, Amerika dan lain-lain.
Saat mengunjungi Parapat, saya menginap di sebuah hotel tua bernama Darma Agung Beach Hotel, Â yang terletak di Jl. Siporapra No.4, Parapat.
Pada jamannya hotel ini tentu menjadi favorit para turis. Letaknya sangat strategis, persis di pinggir Danau Toba. Banyak tersedia kamar yang viewnya langsung ke danau Toba. Semilir angin sejuk danau Toba juga bisa langsung masuk ke kamar hotel.
Teras bagian belakang hotel ini juga dibuat seperti taman untuk bersantai dan langsung bermain ke danau. Dari sini kita melihat keindahan Danau Toba dengan pemandangannya yang khas. Air danau yang berwarna biru, bukit-bukit yang mengelilingi danau, kapal-kapal kecil yang bersandar di tepian, orang memancing dan lain sebagainya.
Fasilitas dan akomodasi di Parapat cukup lengkap. Kita bisa memilih hotel dari yang berbintang dengan tarif tinggi, sampai kelas penginapan murah.
Di Parapat juga terdapat rumah pengasingan Ir Soekarno, Presiden pertama RI. Bung Karno, sapaan akrab presiden pertama kita, pernah diasingkan di sebuah pesanggrahan milik perkebunan Belanda di Parapat pada tahun 1948. Di rumah itu Bung Karno tinggal selama 2 bulan bersama Agus Salim dan Sutan Syahrir.
Hingga kini, rumah tersebut masih berdiri dengan megah dan kondisinya cukup terawat.