Mohon tunggu...
Al Johan
Al Johan Mohon Tunggu... Administrasi - Penyuka jalan-jalan

Terus belajar mencatat apa yang bisa dilihat, didengar, dipikirkan dan dirasakan. Phone/WA/Telegram : 081281830467 Email : aljohan@mail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kutacane, Napak Tilas Perjalanan 31 Tahun Lalu

8 Maret 2021   11:40 Diperbarui: 12 Maret 2021   07:46 1324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Al Jihad Lawe Sigalagala, tempat rombongan menginap pertama di Kutacane (foto pribadi)

Masjid Pertama

Perjalanan khuruj saya selama 4 bulan dimulai dari pertemuan besar di Masjid Al-Muttaqin Ancol, Jakarta Utara pada pertengahan tahun 1990. Saya mendaftarkan diri dan kemudian diputus bergabung dengan satu jamaah yang akan dikirim ke Kutacane.

Masjid Al Jihad Lawe Sigalagala, tempat rombongan menginap pertama di Kutacane (foto pribadi)
Masjid Al Jihad Lawe Sigalagala, tempat rombongan menginap pertama di Kutacane (foto pribadi)

Setelah melakukan perjalanan selama kurang lebih 4 hari 4 malam dengan bus dari Jakarta ke Medan, terus disambung dengan kendaraan kecil dari Medan ke Kutacane, kami akhirnya sampai di sebuah masjid kecil, Masjid Aljihad, yang berada di pinggir jalan di Lawe Sigalagala, masuk wilayah Aceh Tenggara.

Dalam perjalanan ke Kutacane kali ini, saya bisa menemukan masjid tersebut. Bangunannya kini sudah direnovasi, tetapi saya masih ingat letaknya, di sebelah bangunan milik kesatuan angkatan darat yang sampai sekarang masih dipakai. Bangunan tersebut meskipun kelihatan tua, masih kelihatan kokoh dan terawat.

Markas Kutacane 

Setelah semalam menginap di masjid tersebut, rombongan kemudian melanjutkan perjalanan ke Kutacane. Kami dibawa ke sebuah meunasah tua di salah satu sudut kota tersebut. 

Meunasah tersebut biasa disebut sebagai markas Kutacane atau markas Aceh Tenggara. Seluruh kegiatan Jamaah Tabligh di Aceh Tenggara digerakkan dari meunasah ini.

Alhamdulillah, kemarin saya juga sempat menengok meunasah ini. Bentuknya masih seperti dulu, 31 tahun lalu ketika saya datang. Waktu itu, meunasah ini juga sudah kelihatan tua.

Saat ini meunasah tersebut sudah tidak dipakai lagi. Di sampingnya sudah berdiri sebuah masjid yang cukup besar. Dulu, masjid tersebut masih dalam proses pembangunan, masih berupa pondasi batu.

Sekadar pengetahuan, meunasah ini kalau di Jawa mirip dengan langgar atau mushala. Sebuah tempat yang biasa digunakan ibadah, pengajian dan musyawarah. Bangunannya lebih kecil dari masjid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun