Mohon tunggu...
Al Johan
Al Johan Mohon Tunggu... Administrasi - Penyuka jalan-jalan

Terus belajar mencatat apa yang bisa dilihat, didengar, dipikirkan dan dirasakan. Phone/WA/Telegram : 081281830467 Email : aljohan@mail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

69 Tahun BTN, Bank yang Melekat di Hati

13 Februari 2019   09:16 Diperbarui: 13 Februari 2019   09:31 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya dan BTN

Hubungan saya dengan BTN (Bank Tabungan Negara) sudah terjalin sejak puluhan tahun silam. Selama ini saya cukup puas dengan pelayanan yang diberikan BTN, baik dari sisi kualitas layanan perbankannya sendiri maupun dari sisi pegawainya. Saya merasa punya kedekatan lahir dan batin dengan bank yang saat ini sedang merayakan hari ulang tahunnya yang ke-69.

Perkenalan pertama saya dengan BTN terjadi pada tahun 1983. Ketika itu saya dikirim oleh orang tua saya di Temanggung untuk melanjutkan studi setingkat SMA di Yogyakarta. Untuk biaya hidup, setiap awal bulan saya selalu mendapat kiriman uang sekitar 15 ribu rupiah.

Uang sebesar itu sebenarnya cukup pasa-pasan untuk biaya hidup. Saya harus pintar memutar akal jatah tersebut cukup untuk sebulan. Saya harus irit, untuk makan sehari-hari, saya harus masak sendiri. Saya juga tak malu mencari uang tambahan dengan menjual buku dan hasil kerajinan kulit untuk menutupi kebutuhan hidup.

Dengan cara seperti itu saya tak pernah kekurangan uang, apalagi hutang. Bahkan setiap bulan saya masih bisa menyisihkan sedikit uang untuk ditabung. Saya membuka rekening Tabanas di Kantor Pos Bulaksumur yang letaknya berada di komplek kampus Universitas Gadjah Mada (UGM). Tabanas adalah tabungan hasil kerja sama BTN dengan kantor pos.

Alhamdulillah, dalam waktu dua tahun saya bisa membeli sepeda bekas dar hasil tabungan tersebut. Dengan sepeda ini setiap hari saya bisa menjelajahi sudut-sudut kota Yogyakarta dan sekitarnya.

Kebiasan menabung ini berlanjut ketika saya melanjutkan kuliah di UGM. Di samping masih mendapat jatah bulanan dari orang tua, alhamdulillah saya juga mempunyai beberapa tambahan pendapatan sampingan, antara lain dari honor menjaga masjid, beasiswa, menulis artikel dan membuat gambar kaligrafi di beberapa majalah dan sesekali membantu penelitian dosen.  

Saat menyelesaikan kuliah, saldo tabungan saya cukup lumayan. Saya jarang meminta tambahan kiriman dari orang tua untuk membiayai berbagai kegiatan seperti untuk penelitian dan penulisan skripsi yang jumlahnya lumayan besar.

Berhubungan Langsung 

Hubungan dengan BTN kemudian berlanjut ketika saya bekerja di Kantor Pos Solo pada tahun 1993. Saya juga membuka rekening tabungan BTN di kantor pos. Setiap bulan, sebagian gaji saya dipotong untuk ditabung.

Pada perjalanan berikutnya, bahkan saya mendapat kesempatan berhubungan dan belajar langsung dengan BTN. Saat itu saya ditugaskan di bagian pelayanan yang salah satu tugasnya adalah melakukan rekonsiliasi mingguan dengan Bank BTN.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun