Saya sekeluarga pindah ke rumah yang saya tinggali sekarang di Cipayung Depok pada tahun 2006. Kebetulan lokasinya dekat dengan Bulak Timur, sebuah kampung yang terletak di pinggir jalan Raya Cipayung Jaya Depok.
Pada tahun tersebut, keadaan Bulak Timur masih sangat sepi. Jalan yang melewati kampung tersebut keadaannya sangat rusak, penuh dengan lobang disana-sini. Rumah-rumah penduduk juga masih kumuh. Beberapa rumah di pinggir jalan digunakan untuk menampung barang-barang bekas.
Saya tidak begitu berani keluar pada malam hari melewati jalan tersebut. Penerangannya sangat minim dan angka kejahatan cukup tinggi.
Kini, keadaannya sudah sangat berubah. Bulak Timur telah menjadi sebuah magnet ekonomi baru. Kampung ini telah menjadi pusat perdagangan konveksi terbesar di kota Depok. Namanya mulai banyak dikenal oleh para pebisnis konveksi dari seluruh Indonesia.
Rumah-rumah di sepanjang jalan kampung telah berubah menjadi pertokoan permanen dan cukup megah dengan jualan aneka ragam pakaian. Sementara di belakang deretan toko, rumah-rumah penduduk banyak digunakan sebagai bengkel kerja pembuatan aneka ragam jenis konveksi.Â
Setiap hari Sabtu dan Minggu, jalanan di Bulak Timur selalu dipenuhi dengan kendaraan roda dua dan empat dari berbagai kota. Toko-toko yang ada diserbu para pembeli yang membeli pakaian untuk dipakai sendiri atau dijual kembali ke orang lain.
Puncaknya saat menjelang lebaran tiba. Kondisi di sekitar jalan tersebut dipastikan macet. Untuk jalan kaki pun biasanya akan susah.
Rintisan Awal
Rintisan awal industri konveksi di Bulak Timur sudah dimulai sejak tahun 1980-an. Waktu itu sudah ada beberapa keluarga yang membuat pakaian dari bahan kain sisa pabrik. Bahan tersebut diambil dari pabrik konveksi yang ada di daerah Bogor, Tangerang dan Bandung.
Dulu memang banyak penduduk warga kampung yang menjadi buruh pabrik konveksi sehingga mereka bisa mendapatkan sisa bahan kain dengan harga murah.
Setelah krisis ekonomi pada tahun 1998, banyak warga yang bekerja di pabrik konveksi terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Untuk mempertahankan hidup, Â mereka mencoba membuat usaha koneksi kecil-kecilan di rumah mereka.
Mereka menjadikan rumah-rumah mereka sebagai basis produksi sekaligus sebagai tempat menjual produk mereka.
Selain itu, mereka juga menitipkan dagangan kepada pedagang keliling yang memasarkan aneka barang di perkampungan dan komplek perumahan sekitar Depok.
Produk konveksi rumah tangga tersebut ternyata mendapat sambutan cukup baik dari para pembeli. Harganya murah dan mutunya cukup bagus.
Para pedagang brosir di Tanah Abang, Cipulir dan Jatinegara juga mulai melirik Bulak Timur. Mereka mengambil barang untuk kemudian dijual lagi kepada para pedagang yang berbelanja kulakan di ketiga pusat perdagangan konveksi di Jakarta tersebut.
Pada perkembangan selanjutnya, Bulak Timur juga mulai banyak menarik pedagang dari luar kota untuk membuka pertokoan di kawasan tersebut. Sekarang ini, toko-toko pakaian yang ada di Bulak Timur, tidak hanya dimiliki oleh penduduk setempat, tetapi banyak juga yang dimiliki oleh pedagang-pedagang dari luar kota Depok.
"Ya lumayan Mas, kalau hari-hari biasa bisa dapat omset 10 - 15 juta. Kalau mendekati lebaran, bisa mencapai 25 juta pernharinya", tuturnya ketika saya temui di tokonya.
Kini, selain menjual barang-barang hasil produksi sendiri dan memasok ke Tanah Abang, dia juga mengambil pakaian dari Tanah Abang untuk dijual di tokonya.
Hasil usahanya tersebut telah berwujud nyata, di rumahnya yang lumayan mewah terparkir kendaraan roda empat yang cukup bagus. Di bengkel samping rumah, kini dia mempekerjakan 5 karyawan.
Benefit lain
Perkembangan industri konveksi di Bulak Timur juga memberikan dampak positif bagi masyarakan sekitar. Mereka mendapat manfaat ekonomi secara langsung dari pesatnya industri konveksi tersebut. Selain toko-toko pakaian, juga muncul rumah-rumah makan, penjual minuman, toko buah-buahan, mini market yang selalu ramai dikunjungi orang. Jumlah pekerja yang membuat pakaian jadi juga bertambah banyak.
Di masa datang industri dan pertokoan konveksi di Bulak Timur akan terus berkembang. Bulak Timur akan semakin mudah diakses setelah jalan tol Depok Antasari beroperasi. Tol ini akan menghubungkan Depok dengan Bogor dan Jakarta.
Peran JNE
Perkembangan industri konveksi Bulak Timur yang cukup pesat, tidak terlepas dari peran dan dukungan industri jasa kurir. Semua perusahaan kurir besar yang punya jangkauan luas punya cabang atau agen di tempat ini, termasuk JNE.
Ada kiriman dari para seller yang melayani pembelian secara online. Ada juga kiriman dalam partai besar yang dikirim ke berbagai kota.
Menurut petugas loket JNE yang saya temui, setiap hari outlet JNE tersebut selalu penuh dengan kiriman. Untuk memudahkan para pelanggan, JNE juga melakukan layanan tambahan jemputan gratis. Banyak pelanggan yang memanfaatkan layanan gratis ini.
JNE merupakan salah satu kurir yang menjadi pilihan bagi para pebisnis untuk mengantarkan barang-barang mereka. Kualitas layanannya sangat prima dan telah mendapat pengakuan banyak pihak.
JNE yang punya moto "Mengantarkan Kebahagiaan" dan kini berusia 28 tahun ini terus meningkatkan mutu layanannya demi memenuhi kebutuhan konsumen yang terus meningkat dari waktu ke waktu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H