Antrian ketiga adalah antrian untuk mendapatkan menu utama bebek goreng. Kami mengira waktunya tidak akan selama antrian pertama. Tetapi ternyata, antrian disini membutuhkan waktu lebih lama. Kami berempat bergantian mengantri untuk mendapatkan jatah makanan sesuai dengan nomor urut.
Pada tahap ini, waktu yang dibutuhkan sekitar satu jam. Total waktu yang dibutuhkan untuk sepiring Nasi Bebek Sinjay tersebut sekitar dua jam.
Akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga. Tapi waktu itu, air minum sudah habis. Akhirnya kami memesan kepada penjual air minum yang banyak berkeliling di rumah makan tersebut.
Sepiring Nasi Bebek Sinjay yang sudah tersaji di meja langsung kami hajar, tidak sampai 10 menit tuntas. Sebenarnya kami ingin menambah, soalnya perut kami sudah meronta-ronta agak lama. Tapi ada masalah disini, jika masih ingin menambah, maka prosesnya harus dari awal lagi.Â
Kita tidak bisa kita minta tambahan di tengah jalan. Niat untuk menambah ini akhirnya urung dilaksanakan.
Soal rasa, sebenarnya tidak jauh berbeda dengan Nasi Bebek Sinjay yang dipesan untuk kami di Surabaya. Cuma bedanya, di Bangkalan kami mendapat bebek fresh from oven dengan nasi yang masih hangat dan ditambah perjuangan berat seperti cerita di atas itu.
Menyesal? Â Tidak. Yang jelas rasa penasaran kami sudah tertebus, kami bisa mencicipi Nasi Bebek Sinjay di tempat asalnya.Â
Itu saja sudah bisa menjadi cerita tersediri dan tidak banyak orang punya pengalaman dan cerita serupa.
Lewat Pegipegi Semuanya Begitu Mudah dan Cepat
Lain cerita tentang nasi Bebek Sinjay, Â lain pula cerita soal perjalanan dinas kami ke Surabaya.Â