Mohon tunggu...
Al Johan
Al Johan Mohon Tunggu... Administrasi - Penyuka jalan-jalan

Terus belajar mencatat apa yang bisa dilihat, didengar, dipikirkan dan dirasakan. Phone/WA/Telegram : 081281830467 Email : aljohan@mail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Janjang Ampek Puluah, Undakan Bersejarah di Bukittinggi

10 Juni 2018   13:03 Diperbarui: 13 Juni 2018   11:50 1145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Janjang Ampek Puluah yang legendaris (Dokpri)

Sesuai dengan namanya, lokasi kota Bukittinggi memang terletak di wilayah perbukitan. Kontur tanahnya naik turun sehingga untuk berpindah dari satu lokasi ke lokasi yang lain kadang perlu effort yang luar biasa. 

Contohnya jika kita berpindah dari Pasar Atas yang terletak di atas Bukik Kandang Kabau ke Pasar Banto atau Pasar Bawah, meski dekat kita harus berjalan mendaki atau menurun di tanjakan yang cukup ekstrim.

Janjang Ampek Puluah Bukittinggi (Dokrpi)
Janjang Ampek Puluah Bukittinggi (Dokrpi)
Itulah salah satu alasan dibangunnya Janjang Ampek Puluah (Undakan Empat Puluh). Meskipun masih cukup tinggi, tetapi keberadaan undakan ini cukup membantu pergerakan orang-orang yang ingin belanja di tiga pasar tersebut. Secara administratif, jenjang 40 berada di Kelurahan Benteng Pasar Atas, Kecamatan Guguk Panjang, Bukittinggi.

Janjang Ampek Puluah dibangun lebih dari 110 tahun lalu, tepatnya pada tahun 1908 oleh Louis Constant Westenenk yang pada saat itu menjabat sebagai Asisten Residen Agam. Pembangunan janjang ini merupakan bagian dari penataan pasar di Bukittinggi.

Jika dihitung, sebenarnya jumlah janjang seluruhnya dari atas ke bawah katanya jumlahnya 100 undakan, tapi saya tidak menghitungnya.

Jumlah undakan 40 adalah pada bagian teratas anak tangga yang berukuran lebih kecil dan curam.

Pasar Atas Pasar Bawah

Kemarin saya dan istri sempat menuruni janjang ini. Di Pasar Atas kami sempat bersantap siang di Kapau Uni Lis yang cukup kesohor itu. Menu yang cukup terkenal di Kapau ini adalah Gulai Tambusu, yang bahan utamanya dari usus sapi yang diisi dengan campuran telur dan tahu.

Selain Kapau, di Pasar Atas juga terdapat puluhan kios tempat penjualan pakaian bekas eks impor. Kita juga bisa membeli kuliner khas Minang di pasar ini.

Sementara di Pasar Bawah, istri saya berbelanja ikan bilih dan beberapa kuliner lainnya. Saya juga sempat menyeruput dadiah, yogurt susu kerbau khas Bukittinggi.

Renovasi

Pada tahun 2017 janjang ini mengalami renovasi. Terdapat pembangunan gerbang di bagain bawah. Dulu gerbang hanya ada di bagian atas. Gerbang yang dibangun bergaya kolonial. Di sampingnya dibuat prasasti yang menceritakan sedikit sejarah tentang janjang ini.

Gerbang Bawah Janjang Ampek Puluah (Dokpri)
Gerbang Bawah Janjang Ampek Puluah (Dokpri)
Selain itu juga penggantian material lantai, penerangan, pembangunan taman dan jalur khusus bagi yang berkebutuhan khusus seperti tuna netra.

Mengunjungi janjang ini seperti mengunjungi Bukittinggi di masa lalu dan masa kini. Kalau kita googling di Web, kita bisa mendapatkan banyak gambar berbagai aktivitas di janjang ini.

Sampai kini janjang ini juga masih ramai dikunjungi orang. Baik oleh wisatawan maupun penduduk lokal yang sehari-harinya beraktivitas di tempat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun