Saya tahu beliau-beliau ini dulu jarang, bahkan tidak pernah kelihatan menunaikan shalat, tetapi kini para sesepuh tersebut justru menjadi penyokong berbagai kegiatan di masjid.
Saya juga sering berbincang-bincang dengan teman-teman yang usianya lebih muda dari saya, mereka juga terlihat sangat bersemangat menghidupkan masjid, terutama di bulan Ramadhan ini.
Islam yang Ramah
Yang sangat saya syukuri, Islam yang berkembang di kampung tersebut adalah Islam yang "ramah", Islam yang menghadirkan kesejukan bagi lingkungan di sekitarnya, bukan Islam yang menghasud dan suka mengkafirkan orang lain.
Ceramah-ceramah agama yang disampaikan setiap menjelang Shalat Tarawih dan setelah shalat subuh sangat interaktif. Tema-tema yang diambil adalah tema-tema sederhana yang aplikatif untuk kehidupan sehari-hari.
Ceramah-ceramah tersebut biasanya disampaikan dengan santai, bahkan diselingi dengan lelucon. Para jamaah kadang juga menanggapi dengan guyonan dan para penceramah kemudian menimpali dengan lelucon pula.
Sesekali, muncul juga tema-tema yang agak keras. Tetapi sekeras-kerasnya isi materi yang disampaikan tidak akan sampai menimbulkan gejolak di kalangan jamaah karena sebelum menyampaikan isi materi, para penceramah biasanya menyampaikan permintaan maaf, nyuwun pangapunten, kalau isi ceramahnya kurang berkenan di hati jamaah. Mereka pun menyampaikan materi dengan bahasa Jawa krama inggil yang rasanya tak mungkin akan menyulut amarah.
Buka gratis nasi kotak setiap hari
Yang istimewa selama bulan Ramadhan ini, di masjid kampung tersebut, juga masjid-masjid di kampung yang lain selalu tersedia takjil. Takjil yang disediakan disini bukan sekedar kolak, kurma atau minuman pembatal saja, tetapi biasanya lengkap dengan nasi kotak.
Jika kita tidak sempat makan di masjid, maka ketika kita selesai menunaikan shalat maghrib, kita akan mendapati anak-anak remaja masjid membagikan nasi kotak tersebut kepada para jamaah.
Selamat menunaikan ibadah puasa!