Tanggal 27 Desember 2016 kemarin, saya menanam dua batang pohon alpukat Miki di halaman rumah. Saya berharap, tiga atau empat tahun lagi, sudah bisa memetik buah dari pohon yang saya tanam tersebut.
Saya membeli bibit pohon tersebut langsung dari kebun Pak Yunus Junaidi yang mengembangkan alpukat jenis ini di Kampung Kukusan Depok kira-kira sejak sembilan tahun lalu.
Pria yang sehari-harinya bekerja sebagai seorang pegawai negeri sipil di Kantor Pemkot Depok ini saat kami kunjungi sedang sibuk melayani pesanan bibit alpukat dari berbagai kota di Indonesia. Antara lain pesanan sebanyak 25 bibit ke Bukit Tinggi.
“Dalam setahun kami bisa menjual bibit alpukat Miki sebanyak 10.000 bibit. Hasilnya lumayan, bisa untuk membeli lebih dari satu mobil”, kelakar Pak Yunus. Di garasi rumah Pak Yunus memang terlihat nongkrong beberapa mobil yang cukup berkelas.
Buahnya besar, manis dan legit
Banyak keunggulan yang dimiliki dari buah dan tanaman alpukat Miki ini. Dari segi buah, alpukat Miki termasuk cukup besar ukurannya. Setiap biji alpukat bisa mencapai 400-600 gram. Buahnya juga cukup tebal dan berwarna kuning seperti mentega. Rasanya manis dan tidak getir. Kulitnya juga sangat tipis sehingga alpukat ini sangat mudah untuk dikupas.
Kandungan gizi buah alpukat juga tidak diragukan lagi. Buah ini juga memiliki banyak manfaat, mulai dari biji, daun, batang pohon, kulit pohon dan terutama daging buahnya.
Daging buahnya lezat dijadikan berbagai macam hidangan dengan kandungan vitamin dan gizi yang tinggi.
Ketika saya bilang bahwa saya akan menanam pohon alpukat di depan rumah, istri saya langsung menolaknya. Dia bilang pohon alpukat adalah pohon yang banyak ulatnya. Ulat biasanya memang menjadi momok para petani alpukat seperti yang terjadi di Garut dan Pati. Sekali serang, daun-daun pohon alpukat akan habis dimakan.