Ada yang berbeda pada lebaran kali ini, terutama pada cara penyajian minuman dan makanan. Kalau biasanya ketika kita bertamu ke rumah-rumah penduduk, maka kita akan dijamu dengan minuman yang dituang di gelas, minuman orson atau teh manis. Maka sekarang, di rumah-rumah yang kita kunjungi, telah disiapkan gelas plastik air mineral atau minuman manis lain dalam kemasan.
Kita tinggal memilih minuman apa yang akan kita minum. Mau minuman beraneka rasa atau cukup air putih saja.
Untuk piring yang digunakan makan, kini yang disiapkan adalah piring rotan dan kertas sebagai alas makan. Bukan piring seperti yang biasa digunakan untuk makan.
Demi Kepraktisan
Sebenarnya alasan mengganti penyajian dengan gelas atau piring instan adalah demi kepraktisan semata. Bukan ikut-ikutan mau mengikuti budaya instan.
Sementara kami, anak-anak dan cucu beliau, juga tidak bisa full membantu ketika mudik lebaran. Kami biasanya memanfaatkan waktu mudik selain untuk bersilaturahmi ke saudara, juga untuk jalan-jalan.
Tetap Harus Menyiapkan Dalam Jumlah Banyak
Yang tidak berubah di rumah orang tua saya adalah setiap saat harus menyiapkan sejumlah hidangan makanan untuk para tamu dalam jumlah porsi banyak. Bapak ibu kebetulan termasuk orang yang dituakan di kampung sehingga banyak tamu yang datang ke rumah.Â
Kebetulan kami juga punya keluarga besar yang tinggal agak berjauhan. Mereka biasanya datang berombongan. Sekali datang bisa sampai 30 orang. Kami harus menyiapkan jamuan untuk mereka karena mereka datang dari tempat yang jauh dan hanya datang sekali setahun pada saat lebaran.
Saudara saya yang lain juga punya tamu yang juga tidak kalah banyaknya dengan tamu yang datang ke rumah kami. Sampai dengan lebaran hari ketiga kemarin, saudara saya tersebut sudah memasak daging sapi 14 kg, belum termasuk ikan lele atau lauk lainnya.
Meskipun terlihat repot, keluarga kami tetap senang melakukannya. Happy Ied Mubarrak. Mohon maaf lahir dan batin.