Tata cara ibadah di masjid tersebut juga mirip dengan tata cara ibadah di Indonesia yang mayoritas menganut madzhab Syafii, seperti bacaan yang dibaca sebelum shalat, bacaan qunut saat shalat subuh maupun dzikir sehabis shalat.
Shalat di kedua masjid tersebut seperti shalat di kampung sendiri. Saya juga sempat berbincang-bincang dengan beberapa jamaah masjid di Masjid Kampung Hulu. Mereka cukup terbuka dan ramah menerangkan berbagai hal mengenai masjid-masjid di Melaka dan suasana kehidupan beragama di Melaka, termasuk suasana harmonis dengan umat beragama lain.
Selain bangunan masjid, di Melaka juga banyak terdapat bangunan tempat ibadah lain yang berusia cukup tua seperti Christ Church yang didirikan pada tahun 1753, Gereja Katholik St. Francis Xavier  berdiri tahun 1859, Kelenteng Cheng Hoon Teng berdiri tahun 1705, Kuil Sri Poyatha Vinayagar Moorthi berdiri tahun  1781 dan Gereja St Paul yang berdiri tahun 1521.
Tulisan serial Melaka lainnya :
2. Menikmati Senja di Tepi Sungai Melaka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H