Salah satu daya tarik wisata di Melaka adalah sungainya, yaitu Sungai Melaka. Sungai ini mengalir sepanjang 40 km dari hulu di Kampung Gadek ke hilir di Selat Melaka. Airnya cukup bersih dan mengalir lancar. Di kanan-kiri sungai inilah sebagian besar obyek wisata di Melaka berada.
Pada jaman dahulu, sungai ini merupakan jalur transportasi utama kota Melaka. Kapal-kapal dari wilayah pedalaman hilir mudik mengangkut barang dari dan ke pantai Melaka. Pantai Selat Melaka dahulunya pelabuhan yang menghubungkan jalur pelayaran utama dunia. Kapal-kapal dari berbagai negeri, dari Eropa, India, Arab, China banyak singgah di Melaka.
Sungai Melaka adalah saksi bisu sejarah panjang kota Melaka, dari mulai jaman Kesultanan Melayu Melaka hingga saat ini.  Melaka merupakan ibukota Kesultanan Melaka dan pusat peradaban Melayu pada abad ke-15 dan 16. Pada tahun 1511, kota ini jatuh ke tangan bangsa Portugis, lalu pada tahun 1641-1795 dikuasai Belanda dan kemudian pada tahun 1820-an dikuasai Inggris  sampai dengan kemerdekaan Malaysia pada tahun 1957.
Saat ini, Sungai Melaka lebih banyak dikembangkan untuk tujuan wisata. Kapal yang lalu lalang di sungai ini sekarang bukanlah kapal-kapal dagang atau nelayan,  tetapi kapal-kapal boat Melaka River Cruise (MRC), yang mengangkut para wisatawan menjelajahi Sungai Melaka.
Saat ini terdapat 40 buah MRC yang beroperasi di sungai ini, 6 kapal dengan kapasitas 20 penumpang dan 34 kapal dengan kapasitas 40 penumpang. Setiap kapal itu diberi nama para tokoh yang dianggap berjasa dalam sejarah kehidupan Melaka.
Tarif sekali keliling dengan MRC untuk para wisatawan asing adalah sebesar 20 MYR. Rutenya sepanjang 9 km bermula dari Taman Rempah menuju ke muara sungai yang berada di bibir pantai dan kembali lagi ke Taman Rempah, memakan waktu kira-kira 45 menit.
Pemerintah Malaysia tampak sangat serius membenahi dan memperindah Sungai Melaka ini menjadi salah satu distenasi utama di kota yang masuk dalam daftar kota warisan dunia, World Heritage City, Â yang ditetapkan oleh UNESCO ini. Â Padahal berdasarkan analisis kualitas air dari 1976 hingga ke 1995, Sungai Melaka termasuk sungai yang tercemar berat.
Sebuah badan khusus, yaitu Perbadanan Pembangunan Sungai dan Pantai Melaka (PPSPM), dibentuk secara khusu untuk mengurusi Sungai Melaka ini. Untuk lebih banyak menarik wisatawan , banyak even digelar di sepanjang aliran sungai ini, seperti lomba perahu naga, pertandingan boat berhias, arak-arakan kendaraan antik dan berbagai olah raga air.
Orang Melaka kini sangat bangga dengan Sungai Melaka yang sudah dikenal dunia dan banyak menarik wisatawan dari berbagai negara.
Senja di Tepi Sungai Melaka
Saat terbaik menikmati keindahan Sungai Melaka adalah saat senja tiba. Hari Ahad, 24 April 2016 sore, setelah capek berkeliling ke Masjid Kampung Hulu, Masjid Kampung Kling, Kuil Cheng Ho, Jalan Jongker, Museum Maritim, Stadhuys, Christ Church dan St. Paul Church, saya dan istri duduk-duduk di pinggir sungai di dekat Balai Seni Lukis Melaka sambil menikmati pemandangan yang ada di sekitar sungai.
Dengan rumah yang menghadap sungai, maka para penghuninya akan dipaksa untuk menata dan membersihkan apa yang ada di sekitarnya. Sebaliknya, dengan rumah-rumah membelakangi sungai seperti yang ada sekarang ini, maka sungai akan cenderung menjadi tempat pembuangan dan tidak akan mendapat perhatian yang memadai.
Tulisan serial Melaka lainnya :
2. Mengunjungi Dua Masjid Tua Bernuansa Nusantara di Melaka
1
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H