Mohon tunggu...
Al Johan
Al Johan Mohon Tunggu... Administrasi - Penyuka jalan-jalan

Terus belajar mencatat apa yang bisa dilihat, didengar, dipikirkan dan dirasakan. Phone/WA/Telegram : 081281830467 Email : aljohan@mail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menikmati Senja di Tepi Sungai Melaka

12 Mei 2016   07:32 Diperbarui: 18 Mei 2016   11:11 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di Malam hari, Melaka semakin cantik (Foto :faizalriduan.blogspot.co.id)

Salah satu daya tarik wisata di Melaka adalah sungainya, yaitu Sungai Melaka. Sungai ini mengalir sepanjang 40 km dari hulu di Kampung Gadek ke hilir di Selat Melaka. Airnya cukup bersih dan mengalir lancar. Di kanan-kiri sungai inilah sebagian besar obyek wisata di Melaka berada.

Pada jaman dahulu, sungai ini merupakan jalur transportasi utama kota Melaka. Kapal-kapal dari wilayah pedalaman hilir mudik mengangkut barang dari dan ke pantai Melaka. Pantai Selat Melaka dahulunya pelabuhan yang menghubungkan jalur pelayaran utama dunia. Kapal-kapal dari berbagai negeri, dari Eropa, India, Arab, China banyak singgah di Melaka.

Sungai Melaka adalah saksi bisu sejarah panjang kota Melaka, dari mulai jaman Kesultanan Melayu Melaka hingga saat ini.  Melaka merupakan ibukota Kesultanan Melaka dan pusat peradaban Melayu pada abad ke-15 dan 16. Pada tahun 1511, kota ini jatuh ke tangan bangsa Portugis, lalu pada tahun 1641-1795 dikuasai Belanda dan kemudian pada tahun 1820-an dikuasai Inggris  sampai dengan kemerdekaan Malaysia pada tahun 1957.

Saat ini, Sungai Melaka lebih banyak dikembangkan untuk tujuan wisata. Kapal yang lalu lalang di sungai ini sekarang bukanlah kapal-kapal dagang atau nelayan,  tetapi kapal-kapal boat Melaka River Cruise (MRC), yang mengangkut para wisatawan menjelajahi Sungai Melaka.

Saat ini terdapat 40 buah MRC yang beroperasi di sungai ini, 6 kapal dengan kapasitas 20 penumpang dan 34 kapal dengan kapasitas 40 penumpang. Setiap kapal itu diberi nama para tokoh yang dianggap berjasa dalam sejarah kehidupan Melaka.

Tarif sekali keliling dengan MRC untuk para wisatawan asing adalah sebesar 20 MYR. Rutenya sepanjang 9 km bermula dari Taman Rempah menuju ke muara sungai yang berada di bibir pantai dan kembali lagi ke Taman Rempah, memakan waktu kira-kira 45 menit.

Tempat wisata yang bisa kita lihat saat menaiki MRC (Foto : faizalriduan.blogspot.co.id)
Tempat wisata yang bisa kita lihat saat menaiki MRC (Foto : faizalriduan.blogspot.co.id)
Dengan naik MRC, kita bisa menyusuri sungai dan sekaligus melihat berbagi obyek wisata di wilayah kota Melaka. Sejak dulu, pusat kota Melaka memang dibangun di sekitar sungai tersebut. Baik wilayah pemukiman, maupun pusat bisnis, pusat pemerintahan, tempat ibadah maupun bangunan-bangunan yang lainnya.

Pemerintah Malaysia tampak sangat serius membenahi dan memperindah Sungai Melaka ini menjadi salah satu distenasi utama di kota yang masuk dalam daftar kota warisan dunia, World Heritage City,  yang ditetapkan oleh UNESCO ini.  Padahal berdasarkan analisis kualitas air dari 1976 hingga ke 1995, Sungai Melaka termasuk sungai yang tercemar berat.

Sebuah badan khusus, yaitu Perbadanan Pembangunan Sungai dan Pantai Melaka (PPSPM), dibentuk secara khusu untuk mengurusi Sungai Melaka ini. Untuk lebih banyak menarik wisatawan , banyak even digelar di sepanjang aliran sungai ini, seperti lomba perahu naga, pertandingan boat berhias, arak-arakan kendaraan antik dan berbagai olah raga air.

Orang Melaka kini sangat bangga dengan Sungai Melaka yang sudah dikenal dunia dan banyak menarik wisatawan dari berbagai negara.

Senja di Tepi Sungai Melaka

Saat terbaik menikmati keindahan Sungai Melaka adalah saat senja tiba. Hari Ahad, 24 April 2016 sore, setelah capek berkeliling ke Masjid Kampung Hulu, Masjid Kampung Kling, Kuil Cheng Ho, Jalan Jongker, Museum Maritim, Stadhuys, Christ Church dan St. Paul Church, saya dan istri duduk-duduk di pinggir sungai di dekat Balai Seni Lukis Melaka sambil menikmati pemandangan yang ada di sekitar sungai.

Jalan setapak di pinggir sungai
Jalan setapak di pinggir sungai
Rumah-rumah yang berada di pinggir sungai ditata rapi dan sangat artistik dengan hiasan mural. Pintu-pintunya dibuat menghadap ke sungai, sebagian digunakan untuk hostel dan hotel yang dijadikan sebagai penginapan untuk para wisatawan. Di pinggir Sungai Melaka, juga dibangun sebuah jalan setapak dengan konstruksi dan penataan cukup bagus. Selain naik MRC, kita juga bisa menyusuri keindahan Sungai Melaka dengan jalan kaki.

Di Malam hari, Melaka semakin cantik (Foto :faizalriduan.blogspot.co.id)
Di Malam hari, Melaka semakin cantik (Foto :faizalriduan.blogspot.co.id)
Cahaya malam di tepi Sungai Melaka (faizalriduan.blogspot.co.id)
Cahaya malam di tepi Sungai Melaka (faizalriduan.blogspot.co.id)
Semakin malam Sungai Melaka semakin tampak ramai dengan pengunjung. Diterangi cahaya bulan dan bintang, serta sinar lampu yang berlimpah dari bangunan yang ada, Melaka di malam hari semakin menunjukkan keindahannya.

Menikmati senja di tepi Sungai Melaka
Menikmati senja di tepi Sungai Melaka
Sore itu, sambil menikmati semangkuk cendol, kami banyak berdiskusi dan berandai-andai. Andai saja rumah-rumah di Indonesia yang berada di pinggir sungai juga ditata menghadap sungai, saya yakin pemandangannya tidak akan kalah eksotis dan indah dibanding dengan pemandangan yang ada di pinggir Sungai Melaka.

Dengan rumah yang menghadap sungai, maka para penghuninya akan dipaksa untuk menata dan membersihkan apa yang ada di sekitarnya. Sebaliknya, dengan rumah-rumah membelakangi sungai seperti yang ada sekarang ini, maka sungai akan cenderung menjadi tempat pembuangan dan tidak akan mendapat perhatian yang memadai.

Tulisan serial Melaka lainnya :

1. Semalam di Melaka

2. Mengunjungi Dua Masjid Tua Bernuansa Nusantara di Melaka

1

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun