Hari Jumat pagi, 11 Desember 2015, ada tiga panggilan dengan nomor yang berbeda masuk ke ponsel saya. Ketika itu saya sedang naik KRL dalam gerbong penuh penumpang, saya tidak bisa mendengar panggilan tersebut karena ponsel saya taruh dalam tas.
Saya berpikir ini tentu panggilan penting. Tiga panggilan dalam waktu yang hampir berurutan dari tiga nomor berbeda. setelah turun dari KRL, saya langsung callback, tetapi semua nomor dalam keadaan sibuk.
Alhamdulillah kira-kira sejam kemudian, saya berhasil menghubungi salah satu nomor. Oh, ternyata dari Kompas Gramedia. Saya tanya kepada operator, ternyata dia tidak tahu permasalahannya dan tidak tahu nomor ekstensi berapa yang telah menghubungi saya.
Saya yakin, kalau penting pasti saya akan ditelepon lagi. Ternyata sampai sore tidak ada panggilan. Saya baru mendapat jawaban soal panggilan telepon tersebut dari Mas Isjet, panggilan akrab Mas Iskandar Zulkarnaen, dari Kompasiana ketika sore harinya bertemu pada acara Nangkring di Kantor Pusat JNE, Tomang, Jakarta Barat. Telepon pagi hari tadi adalah mengenai undangan makan siang untuk 100 Kompasianer bersama Presiden di Istana Negara, Sabtu 12 Desember 2015.
Mas Isjet kemudian juga sedikit bercerita latar belakang soal undangan makan tersebut. Ini berkaitan dengan acara Kompasianival yang digelar di Gandaria City. Sejak awal, panitia sudah merencanakan untuk menghadirkan Presiden Jokowi sebagai keynot speaker dalam acara tersebut. Pengumuman soal ini juga sudah dishare dimana-mana.
Tetapi menjelang hari h-nya, karena berbagai hal dan kesibukan, ternyata Presiden tidak bisa hadir. Sebagai kompensasinya, Presiden mengundang 100 orang Kompasianer untuk makan siang di Istana.
Menurut Mas Isjet, perubahan rencana tersebut cukup mepet waktunya. Tim Kompasiana harus menyiapkan segala sesuatunya secepatnya, termasuk, yang paling penting dan sedikit membuat "heboh" adalah siapa saja Kompasianer yang harus diundang. Apakah hanya para lovers, atau mereka yang aktif, atau pertimbangan lainnya. Untuk masalah ini, saya kira tim dari Kompasiana sudah mempertimbangkan segala sesuatunya. Tetapi, tentu saja tidak bisa memuaskan semua pihak. Ya kita harus maklum.
Kenapa saya ikut diundang, saya tidak tahu alasannya. Saya baru aktif menulis kembali sekitar sebulan yang lalu, setelah sempat off beberapa lama. Terus terang dalam pilpres kemarin saya juga bukan pendukung Jokowi. Satu-satunya tulisan yang saya tulis tentang Presiden Jokowi di Kompasiana adalah tentang sesuatu yang menyatukan Presiden Jokowi dengan Fadli Zon, yang sering disebut penyinyir paling keras.
Makan Siang yang Heboh
Dini hari Sabtu, 12 Desember 2015 sekitar jam 03.40, saya menerima SMS yang mengingatkan undangan di atas termasuk tentang keharusan memakai pakaian batik lengan panjang dan sepatu. Jam 09.00 semua peserta harus sudah berkumpul di Piazza, Gandaria City.
Jam 09 kurang sedikit saya sudah tiba di Gandaria City. Disitu saya lihat sudah berkumpul banyak Kompasianer, dari Semarang, Batam, Riau, Bandung, Ambon, Bali, Menado, Ponorogo dan tentu saja kompasianer lokal dari sekitar Jabodetabek. Dari sisi daerah asal saya kira sudah cukup terwakili.