Mohon tunggu...
Al Johan
Al Johan Mohon Tunggu... Administrasi - Penyuka jalan-jalan

Terus belajar mencatat apa yang bisa dilihat, didengar, dipikirkan dan dirasakan. Phone/WA/Telegram : 081281830467 Email : aljohan@mail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Pagi Ceria di Tebing Keraton Bandung

8 Desember 2015   06:29 Diperbarui: 19 Desember 2015   22:38 949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah lebih dari tiga bulan tinggal di Bandung, baru Ahad pagi tanggal 06 Desember 2015 saya bisa jalan-jalan ke Tebing Keraton. Oktober lalu sebenarnya saya sudah berencana pergi, namun saat itu Tebing Keraton sedang ditutup karena sedang ditata dan akses jalan menuju tempat tersebut sedang dicor.

Sebenarnya tidak sulit untuk mencapai Tebing Keraton. Dari pusat kota Bandung kita harus bergerak ke arah utara menuju Dago Pakar lalu berlanjut ke Taman Hutan Raya (Tahura) Djuanda. Dari pintu gerbang Tahura terus belok ke kanan menuju desa Ciburial terus lanjut ke arah kampung Ciharegem Puncak. Jika kita membawa mobil, kita harus memarkirnya di tempat ini.

Rute perjalanan cukup menanjak. Beberapa bagian masih merupakan jalan batu campur tanah, sebagian beraspal tapi rusak. Saat ini sebagian ruas jalan sudah dicor dan pengerjaannya terus dikebut. Kelak jalan menuju ke lokasi Tebing Keraton tersebut akan dicor semua.

Jarak dari tempat parkir ke Tebing keraton masih sekitar 2 km. Kita bisa naik ojek atau jalan kaki. Jika naik ojek maka tarifnya sekitar 50 ribu orang pulang pergi. Belum ada angkutan umum yang melayani trayek penumpang dari Terminal Dago ke tempat Tebing Keraton atau ke kampung Ciharegem.

Karena baru pertama kali datang, maka kemarin saya memutuskan naik ojek langsung dari terminal Dago ke Tebing Keraton. Sekitar jam 7 saya tiba di lokasi, saya langsung membeli tiket masuk seharga 11 ribu rupiah dan langsung menuju tebing yang sekarang lagi heboh itu. Oh ya, tarif ojeknya 70 ribu rupiah pulang pergi.

Pagi Ceria

Ketika saya tiba di Tebing Keraton, ternyata sudah cukup banyak orang, ada sekitar 40 orang. Semakin siang semakin ramai, karena disepanjang jalan saya bertemu dengan banyak orang yang akan berwisata ke tempat tersebut.

[caption caption="Pagi ceria di Tebing Keraton"][/caption]

Tebing ini mulai populer sejak pertengahan tahun 2014 ketika para pengunjung yang rata-rata bersepeda memposting foto-foto keindahan Tebing Keraton di media sosial. Sejak saat itu, banyak orang yang menjadi penasaran dengan tempat tersebut.

Warga setempat, dulu menyebut tempat ini dengan Karang Jontor, karena karang ini menjorok maju dibanding karang-karang yang lain.

Lokasi Favorit

Lokasi favorit bagi para pengunjung Tebing Keraton adalah seperti gambar yang sudah banyak beredar di media sosial. Hampir semua pengunjung langsung berselfie atau berwefie ria dengan latar belakang pemandangan pagi berkabut hutan wilayah Bandung Barat. Kita bisa memandanginya dengan sudut pandang 180 derajat.[caption caption="Mereka yang punya nyali biasanya akan menerobos pagar untuk mendapat spot foto yang lebih menantang"]

[/caption]

Mereka yang merasa punya nyali biasanya tidak puas berfoto di area yang sudah dipagari. Karena ingin mendapat gambar yang lebih menantang, banyak pengunjung yang menerobos bagar dan menaiki batu untuk mengambil foto dengan latar belakang hutan pinus.

Pemandangan Tebing Keraton di pagi hari sungguh sangat indah. Semua keindahan di sekitar Tebing Keraton seakan-akan terkumpul pada saat itu. Hutan pinus yang diselimuti kabut tebal, semburat matahari bagi berwarna keemasan bersatu padu dengan pemandangan indah di Tebing Keraton.

Dari Tebing Keraton kita juga bisa melihat view kota Lembang. Kontur Perbukitan yang hijau terhampar jelas ditambah hamparan pohon pinus yang tersusun rapi serta aliran sungai yang mengalir dari Curug Maribaya.

Tetapi untuk saat ini, dengan banyaknya jumlah pengunjung sekarang ini kita agak susah mengambil gambar untuk diri sendiri. Harus antri dan bergantian dengan orang lain.

[caption caption="Dari arah belakang, para pengunjung terlihat seperti sedang berada di sebuah haluan kapal"]

[/caption]

Dari belakang, pengunjung yang sedang berada di Tebing Keraton, terlihat seperti sedang berada di sebuah haluan kapal.

Pemasangan pagar dan conblock yang licin

Di sekeliling tebing tersebut kini telah dibuat pagar keliling yang cukup kuat demi keamanan pengunjung. Kawasan sekiling tebing merupakan jurang yang cukup dalam. Jika tidak dipasang pagar maka cukup rawan dengan kecelakaan.

Jalanan dari pintu gerbang menuju ke lokasi Tebing Keraton saat ini juga dipasangi conblock. Untuk area yang datar, conblock ini cukup nyaman dipakai. Tetapi begitu jalan menanjak atau menurun, conblock ini cukup berbahaya karena menjadi cukup licin atau rawan membuat orang terpeleset, apalagi pada musim hujan seperti ini.

[caption caption="Conblock yang menanjak cukup licin dan rawan membuat orang terpeleset"]

[/caption]

Menurut saya pemasangan conblock tersebut sebenarnya cukup tepat, tetapi untuk jalan yang menaik atau menurun harus dibuat trap, seperti anak tangga. Ini dapat mengurangi resiko terpeleset.

Tidak hanya saya, banyak pengunjung lain yang sempat terpeleset di jalan yang menurun dan menanjak tersebut. Apalagi bagi pengunjung yang sudah berumur harus ekstra hati-hati menapaki jalan tersebut.

Hal ini harus menjadi perhatian pengelola Tebing Keraton, sebelum ada korban yang jatuh karena terpeleset di jalan yang licin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun