Setelah lebih dari tiga bulan tinggal di Bandung, baru Ahad pagi tanggal 06 Desember 2015 saya bisa jalan-jalan ke Tebing Keraton. Oktober lalu sebenarnya saya sudah berencana pergi, namun saat itu Tebing Keraton sedang ditutup karena sedang ditata dan akses jalan menuju tempat tersebut sedang dicor.
Sebenarnya tidak sulit untuk mencapai Tebing Keraton. Dari pusat kota Bandung kita harus bergerak ke arah utara menuju Dago Pakar lalu berlanjut ke Taman Hutan Raya (Tahura) Djuanda. Dari pintu gerbang Tahura terus belok ke kanan menuju desa Ciburial terus lanjut ke arah kampung Ciharegem Puncak. Jika kita membawa mobil, kita harus memarkirnya di tempat ini.
Rute perjalanan cukup menanjak. Beberapa bagian masih merupakan jalan batu campur tanah, sebagian beraspal tapi rusak. Saat ini sebagian ruas jalan sudah dicor dan pengerjaannya terus dikebut. Kelak jalan menuju ke lokasi Tebing Keraton tersebut akan dicor semua.
Jarak dari tempat parkir ke Tebing keraton masih sekitar 2 km. Kita bisa naik ojek atau jalan kaki. Jika naik ojek maka tarifnya sekitar 50 ribu orang pulang pergi. Belum ada angkutan umum yang melayani trayek penumpang dari Terminal Dago ke tempat Tebing Keraton atau ke kampung Ciharegem.
Karena baru pertama kali datang, maka kemarin saya memutuskan naik ojek langsung dari terminal Dago ke Tebing Keraton. Sekitar jam 7 saya tiba di lokasi, saya langsung membeli tiket masuk seharga 11 ribu rupiah dan langsung menuju tebing yang sekarang lagi heboh itu. Oh ya, tarif ojeknya 70 ribu rupiah pulang pergi.
Pagi Ceria
Ketika saya tiba di Tebing Keraton, ternyata sudah cukup banyak orang, ada sekitar 40 orang. Semakin siang semakin ramai, karena disepanjang jalan saya bertemu dengan banyak orang yang akan berwisata ke tempat tersebut.
[caption caption="Pagi ceria di Tebing Keraton"][/caption]
Tebing ini mulai populer sejak pertengahan tahun 2014 ketika para pengunjung yang rata-rata bersepeda memposting foto-foto keindahan Tebing Keraton di media sosial. Sejak saat itu, banyak orang yang menjadi penasaran dengan tempat tersebut.
Warga setempat, dulu menyebut tempat ini dengan Karang Jontor, karena karang ini menjorok maju dibanding karang-karang yang lain.
Lokasi Favorit