Sekembali dari Makkah beliau membangkitkan sebuah aktivitas yang kemudian banyak dikenal orang sebagai Jamaah Tabligh. Gerakan ini saat ini sudah melebar hampir ke seluruh dunia. Di Indonesia, pusatnya berada di masjid Jami’ Kebun Jeruk Jalan Hayam Wuruk 83 Jakarta.
Tampilan ketiga tokoh tersebut juga mempunyai kemiripan satu dengan yang lain. Sama-sama bersurban, memelihara jenggot dan memakai gamis.
Muhammadiyah secara hariah artinya adalah pengikut Nabi Muhammad SAW, Nahdlatul Ulama (NU) secara harfiah berarti kebangkitan para ulama. Ulama sendiri adalah pewaris para nabi dan penghulu para nabi adalah nabi Muhammad SAW.
Sedangkan Jamaah Tabligh adalah nama yang diberikan oleh orang lain. Maulana Ilyas sendiri tidak memberikan sebuah nama untuk gerakan yang beliau pimpin. Seandainya harus diberi nama, beliau lebih suka memberi nama “Harakatul Iman”, Gerakan Iman.
Kearifan Lokal dan Global
Ketiga organisasi lahir karena kepedulian dan keprihatinan ketiga ulama tersebut di atas terhadap kondisi masyarakat muslim pada saat itu.
Kota Yogyakarta tempat lahirnya Muhammadiyah pada waktu itu masih banyak dipenuhi dengan praktek-praktek keagamaan yang merupakan campuran dari berbagai ajaran, maka KH Ahmad Dahlan berusaha meluruskannya. Beliau juga prihatin dengan kondisi sosial umat Islam waktu itu, karena itu kemudian beliau juga bergerak di bidang pendidikan, rumah sakit dan panti asuhan. Sampai saat ini, bidang-bidang tersebut merupakan kekuatan yang dimiliki oleh Muhammadiyah.
Nahdlatul Ulama yang lahir di sebuah pelosok di Tebuireng, Jombang Jawa Timur, waktu itu juga digambarkan sebagai tempat yang penuh dengan kemaksiatan. KH Hasyim Asyari tampil untuk melawan kemaksiatan tersebut. Beliau membuka pengajian dan mendirikan pesantren untuk mendidik umat agar menjalankan agama dengan benar. Hingga saat ini, pengajian dan pesantren merupakan pilar kekuatan NU.
Jamaah Tabligh, di Nizamudin, New Delhi Timur, India, juga lahir di sebuah kawasan dimana umat Islam sudah jauh meninggalkan agamanya. Untuk menyadarkan umat ini, Maulana Ilyas juga melakukan berbagai cara, mulai dari pengajian umum, mendirikan madrasah dan mengembangkan metode yang sekarang dipakai oleh Jamaah Tabligh yaitu khuruj fi sabilillah, meluangkan sebagaian waktu untuk belajar dan menyebarkan agama.
Meskipun punya ciri masing-masing yang terkait dengan tempat tumbuhnya gerakan tersebut, ketiga organisasi tersebut juga punya watak global yang diyakini sebagai perwujudan dari rahmatan lil alamin, bahwa agama merupakan rahmat bagi seluruh alam. Ketiga organisasi tersebut terus mengepakkan sayapnya ke seluruh alam. Banyak cabang NU dan Muhammadiyah berdiri di luar negeri. Jamaah Tabligh jaringannya mungkin lebih luas lagi.