Mohon tunggu...
Al Johan
Al Johan Mohon Tunggu... Administrasi - Penyuka jalan-jalan

Terus belajar mencatat apa yang bisa dilihat, didengar, dipikirkan dan dirasakan. Phone/WA/Telegram : 081281830467 Email : aljohan@mail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

KCC Kartu Non Tunai “Resmi” Kompasianer

29 April 2015   14:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:33 799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya termasuk salah satu pemegang Kompasiana Community Card (KCC) generasi pertama. Kartu tersebut saya beli pada acara peluncuran KCC di Gedung Sasono, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, 22 Nopember 2014, bersamaan dengan acara Kompasianival 2014.

KCC adalah kartu non tunai berbasis kartu Flazz BCA. Kartu ini dapat digunakan sebagai alat pembayaran di setiap merchant bertanda Flazz. Dengan kartu ini kita juga bisa mendapatkan diskon dan promosi di merchant yang bekerja sama dengan Flazz. Semua syarat dan ketentuan yang melekat pada pemegang kartu Flazz juga melekat pada pemegang KCC.

[caption id="attachment_380764" align="aligncenter" width="454" caption="Kompasiana Community Card (KCC) milik saya "][/caption]

Ada beberapa keuntungan lain yang bisa didapatkan pemegang KCC yang tidak bisa didapatkan oleh pemegang kartu Flazz lain. Karena KCC ini termasuk bagian dari Kompas Gramedia Value Card (KGVC), maka dengan KCC kita bisa mendapatkan diskon dan promosi di unit-unit bisnis Kompas dan Gramedia, seperti di Grazera.com, Gramedia, Hotel Santika, Amaris Hotel, harian dan majalah terbitan Kompas Gramedia dan lain-lainnya.

Dulu, ketika membeli KCC sebenarnya saya belum punya pikiran untuk apa kartu tersebut akan saya gunakan. Alasan utama untuk membeli KCC saat itu adalah lebih karena brand Kompasiana. Ada semacam ikatan batin antara saya dengan blog kroyokan terbesar di Indonesia tersebut.

Tidak perlu repot dan antri

KCC mulai saya gunakan secara rutin sejak Desember 2014, ketika tempat kerja saya dipindah ke kantor cabang lain di Jakarta. Setiap hari saya harus naik KRL (Kereta Rel Listrik) pergi dan pulang kerja.

Manfaat KCC mulai dapat saya rasakan langsung saat itu. Dengan KCC saya tidak perlu lagi mengantri di loket setiap kali naik KRL. Saya cukup melakukan tap in, menempelkan kartu, yang saya pegang di gate stasiun. Saat keluar juga harus melakukan tap out di gate lagi. Sebelum digunakan naik KRL untuk pertama kali, KCC harus diaktivasi dulu di balance reader yang tersedia di stasiun.

[caption id="attachment_380765" align="aligncenter" width="504" caption="Gate in di Stasiun Juanda Jakarta Pusat"]

14302889691892016339
14302889691892016339
[/caption] Dengan cara seperti ini saya bisa menghemat waktu dan bisa merencanakan jam pergi dan pulang kantor lebih tepat waktu.

Selain menggandeng Flazz (termasuk KCC), PT KAI Commuter Jabodetabek (KJC), sebagai operator KRL, juga menggandeng beberapa bank penerbit kartu non tunai sebagai alat bayar KRL, antara lain dengan BRI (BRIZZI), Bank Mandiri (E-money) dan BNI (BNI Tap-cash).

KJC sendiri sebenarnya juga telah mengeluarkan Tiket Harian Berlangganan (THB) dan Kartu Multi Trip (KMT) untuk para pengguna KRL. Kartu ini penggunaannya juga sama dengan kartu non tunai lain, tetapi kartu tersebut hanya bisa digunakan untuk naik KRL, tidak bisa digunakan untuk transaksi lain.

Selain untuk naik KRL, KCC juga sering saya gunakan untuk naik bus Transjakarta. Dengan KCC ini, kita bisa menjelajahi seluruh wilayah Jakarta dengan bus Transjakarta dan menjelajahi wilayah se-Jabodetabek Banten dengan KRL tanpa repot dan tak perlu antri beli tiket.

Sesekali, saya juga menggunakan KCC ini untuk berbelanja buku di Toko Buku Gramedia, baik untuk saya sendiri maupun untuk anak-anak. Lumayan dapat diskon 10 persen.

Aman, cepat dan praktis

Sebagai alat pembayaran multi fungsi KCC juga sangat aman digunakan. Kartu ini dilengkapi dengan teknologi chip terkini dan RFID (Radio FrequencyIdentification) dimana otorisasi pembayaran langsung dilakukan di kartu chip itu sendiri.

KCC juga cepat, murah dan praktis saat digunakan bertransaksi. Cepat karena transaksi dengan KCC hanya memakan waktu beberapa detik, tanpa perlu menginput PIN atau tanda tangan sebagaimana kartu ATM atau kartu kredit. Murah karena saat melakukan transaksi dengan KCC kita tidak akan dikenai biaya. Praktis karena kita tidak perlu lagi mengantungi uang di saku kita dan tak perlu ribet dengan uang receh saat ingin bertransaksi.

Mudah mengisi ulang

Saat kita melakukan tap in atau tap out di stasiun, kita bisa langsung mengetahui berapa saldo yang tersisa pada KCC kita. Masalah saldo ini juga perlu diperhatian oleh para pengguna KRL. Jika saldo kita di bawah saldo minimal, maka kita akan mendapat denda dari pihak KRL.

 

[caption id="attachment_380767" align="aligncenter" width="412" caption="Isi ulang Flazz di Stasiun Juanda"]

14302890991724428686
14302890991724428686
[/caption] [caption id="attachment_380768" align="aligncenter" width="409" caption="Mesin EDC untuk isi ulang di Stasiun Depok Lama"]
14302892132125710986
14302892132125710986
[/caption] Untungnya, saat ini mengisi ulang KCC juga bukan suatu hal yang sulit. Saat saldo kita menipis, kita punya banyak pilihan untuk melakukan isi ulang. Kita bisa melakukannya di toko buku Gramedia, halte bus Transjakarta, di toko-toko yang memegang mesin kartu Flazz atau di ATM BCA non tunai.

Di beberapa stasiun KRL, juga dipasang mesin EDC yang bisa digunakan untuk mengisi ulang KCC. Bahkan di Stasiun Depok dan Juanda Jakarta Pusat, tempat saya berangkat dan turun dari KRL, juga terdapat petugas Flazz yang siap melakukan isi ulang KCC.

Harus hati-hati

KCC ini juga dapat dipinjamkan atau dipindahtangankan ke orang lain. Pada saat hari libur, KCC saya sering dipinjam oleh anak saya saat ingin bepergian dengan KRL atau bus Transjakarta.

Masalah kemudahan dipindahtangankannya kartu ini juga harus disikapi dengan hati-hati. Lengah sedikit, kartu ini bisa pindah ke tangan orang lain yang tidak berhak dan bisa disalahgunakan. Otomatis saldo kita bisa tersedot habis.

Untuk mengantisipasi masalah tersebut, saya selalu menjaga kartu ini dengan hati-hati dan saat mengisi saya juga hanya menambah saldo yang kira-kira cukup untuk kebutuhan sebulan. Kalau toh suatu saat KCC saya tersebut hilang, saya tidak akan terlalu kecewa. Sebab pihak penerbit kartu juga tidak akan bertanggung jawab terhadap resiko yang muncul dari kartu yang hilang.

KCC kartu anti main stream

Setiap hari, saya selalu menyimpan KCC dan kartu pegawai saya di tempat kartu nama yang saya pasang di saku baju. Ketika naik KRL KCC saya taruh di muka, ketika di kantor, giliran kartu pegawai saya yang taruh di muka.

[caption id="attachment_380769" align="aligncenter" width="426" caption="KCC yang tak pernah lepas dari saku baju saya"]

14302893241291360995
14302893241291360995
[/caption]

Ada kejadian unik dengan KCC saya tersebut. Suatu kali saya ditegur oleh atasan saya karena masuk kantor dengan memakai memakai KCC, bukan kartu pegawai saya. Saya dikira mempunyai side job di tempat lain, suatu hal yang tidak boleh dilakukan di kantor saya.

Spontan saya minta maaf dan langsung membetulkan kartu pegawai saya. Setelah itu dia malah penasaran dengan KCC saya, dia ingin melihat apa sih gerangan kartu yang saya pakai tadi.

Saya kemudian menerangkan perihal kartu tersebut, alhamdulillah dia memahami. Bahkan setelah itu dia mengajak saya berdiskusi soal Kompasiana. Sejak saat itu, atasan saya tersebut juga termasuk rutin membaca Kompasiana.

KCC memang kartu non tunai yang tidak main stream. Desainnya ciamik dan unik, sepintas terlihat seperti kartu pegawai. Disitu juga tercantum nama kita sebagai pemilik kartu. Sementara kartu non tunai lainnya biasanya blank tidak mencantumkan nama pemilik kartu.

Peran Kompasianer

Selama ini para kompasianer telah berhasil membuktikan diri mereka sebagai paperless society, masyarakat yang tidak lagi menggunakan kertas dalam interaksinya karena semuanya dilakukan secara online. Tantangan berikutnya adalah bersama-sama membangun dan mengedukasi masyarakat menuju cashless society, masyarakat yang melakukan transaksi dengan uang non tunai.

Sebagai masyarakat yang tingkat melek teknologinya cukup tinggi, kompasianer punya peran sangat strategis untuk ikut mewujudkan terbentuknya cashless society tersebut.

Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) yang digemakan oleh Bank Indonesia sejak tanggal 14 Agustus 2014 harus kita dukung dengan sepenuh hati.

Dengan kerja keras dan kerja sama semua pihak , insyaallah semuanya bisa terwujud.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun