Selama dua hari berada di Pekanbaru, tanggal 28 & 29 Nopember 2012 kemarin, saya ditemani seorang sahabat yang dulu pernah bersama di satu kantor di Jakarta. Pagi hari, dia mengajak cari makan pagi di warung kopi Kimteng yang sangat terkenal di Pekanbaru itu. Setelah itu ke Pasar Bawah untuk mencari oleh-oleh untuk orang rumah. Sehabis solat Dluhur dan makan siang, dia kembali ke kantor. Sekitar jam 4 dia berjanji akan menjemput dan mengantar saya ke bandara Sultan Syarif Kasim II. Untuk mengisi waktu kosong selama kira-kira 2 jam tersebut saya minta diantar ke toko buku. Dia malah menyarankan sebaiknya saya berkunjung ke Perpustakaan Soeman HS saja, yang letaknya berada di Jalan Jenderal Sudirman No. 462 Pekanbaru, tidak jauh dari kantornya. Sebenarnya pada pagi harinya saya sempat melewati gedung perpustakaan tersebut, saya juga sempat memotret tetapi untuk mengunjunginya saya belum tertarik. Dalam kepala saya sudah ada bayangan, perpustakaan tersebut paling juga tidak akan jauh berbeda dengan beberapa perpustakaan yang pernah saya kunjungi. Isinya berupa deretan rak-rak lama dengan koleksi buku yang sudah bulukan. Petugasnya biasanya juga kurang ramah melayaninya. Gambaran tersebut tiba-tiba runtuh ketika saya memasuki gedung pada siang hari tersebut. Gedung perpustakaan tersebut ternyata sangat mewah tidak kalah dengan bangunan mall di Jakarta. Sepanjang pengetahuan saya, inilah mungkin perpustakaan propinsi yang paling mewah yang ada di Indonesia.Disain gedungnya terinspirasi dari bentuk rehal yang biasa digunakan sebagai alas untuk membaca Alquran atau buku-buku lainnya. Sepintas juga terlihat seperti bentuk sebuah buku terbuka yang sedang dibaca.
Gedung perpustakaan yang dibuka sejak tahun 2008 ini namanya diambil dari nama novelis asal Riau keturunan Tapanuli, Soeman Hasibuan atau yang lebih populer dikenal dengan nama Soeman HS. Â Novelis ini termasuk angkatan Pujangga Baru dengan karyanya yang paling terkenal adalah novel 'Mencari Pencuri Anak Perawan' (1930).
Koleksi buku-bukunya ternyata juga cukup lengkap, termasuk koleksi buku terbitan baru. Selain buku-buku umum, secara khusus perpustakaan ini menyimpan koleksi naskah-naskah tentang Melayu yang disimpan dalam ruangan khusus bernama Bilik Melayu.
Ruangan bacanya juga sangat nyaman dan full AC. Tersedia banyak tempat untuk membaca, mau baca di ruang kaca, di meja, sofa atau lesehan di lantai, semuanya boleh. Fasilitas hotspot juga tersedia secara gratis dan ini banyak dimanfaatkan pengunjung dengan gadget yang mereka bawa. Colokan listrik juga tersedia di berbagai sudut sehingga para pengunjung tidak perlu merasa takut akan kehabisan baterai.
Jika kita berada di lantai atas, kita dapat menengok kesibukan para pengunjung perpustakaan yang berada di lantai di bawahnya.
Selain itu yang lebih membuat pengunjung nyaman adalah para petugas yang sangat ramah dan cekatan melayani pengunjung. Ketika saya tanya apakah saya bisa membaca buku-buku yang ada di perpustakaan tersebut meskipun saya tidak punya kartu anggota. Saya dipersilahkan langsung menuju ruangan perpustakaan. Saya boleh membaca buku apa saja, tetapi jika saya ingin meminjamnya untuk dibawa pulang, maka saya harus mendaftar jadi anggota terlebih dahulu.