Sebagai badan usaha, setiap tahun Ancol selalu meyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang cukup besar ke Pemprov DKI Jakarta. Pada tahun 2008, PAD yang disumbangkan sebesar Rp 43 miliar, tahun 2009, Rp 46 miliar dan tahun 2010 ini ditargetkan menyumbang Rp 49 miliar. Di samping PAD, Ancol tentunya juga patuh dalam membayar pajak dan kontribusi lain untuk negara yang memang telah menjadi kewajibannya.
Nasionalisme Ancol ?
[caption id="attachment_101074" align="alignleft" width="270" caption="Idealisme dan nasionalisme Ancol"][/caption] Untuk menakar kadar nasionalisme Ancol, terlalu remeh apabila kita hanya mengukurnya dengan ukuran-ukuran yang sifatnya simbolis saja, misalnya bagaimana upacara dilaksanakan setiap bulan di Ancol, bagaimana Ancol menyambut hari-hari besar nasional atau bagaimana Ancol memasang spanduk-spanduk yang berisi slogan untuk mencintai produk dalam negeri dan lain sebagainya.
Cara mengukur yang lebih jelas adalah dengan melihat bagaimana track record dan komitmen yang telah ditunjukkan oleh Ancol selama ini, apakah Ancol, di balik nama besarnya, telah memberikan sumbangsih dan kontribusi yang memadai bagi masyarakat dan negara, ataukah Ancol lebih banyak bekerja untuk kepentingan dirinya sendiri saja dan hanya menjadi kepanjangan tangan pihak asing dalam pengembangan dunia wisata di Indonesia.
Catatan di atas mudah-mudahan dapat sedikit membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dan dapat sedikit menjelaskan dimana posisi Ancol sebenarnya.
Secara pribadi, saya yakin masih banyak sumbangan dan kontribusi lain yang telah diberikan Ancol untuk bangsa dan negara ini sebagai bagian dari tanggung jawab dan nasionalismenya terhadap tanah air tercinta. Kalau sudah begitu, mau bicara nasionalisme yang mana lagi ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H