Kalau orang tua bilang, pernikahan yang baru dua tahun itu baru seumur jagung. Anak kemarin sore. Atau istilah-istilah lain yang mengartikan bahwa dua tahun itu baru sebentar dan belum ada apa-apanya.Â
Tapi, justru dua tahun pertamalah yang biasanya menjadi pondasi rumah tangga seseorang untuk ke depannya.
Kenapa 'biasanya'?
Karena, yang sudah menikah puluhan tahun pun terkadang pondasinya tidak begitu kuat, sehingga mengalami retakan-retakan yang tak bisa dihindarkan.
Dilansir dari alodokter.com bahwa, "Dua tahun pertama pernikahan disebut-sebut sebagai masa dengan risiko perceraian tinggi."
Nah, untuk itu saya yang baru saja merayakan anniversary yang kedua pada tanggal 9 Maret kemarin, jadi masih hangat-hangatnya, ingin berbagi pengalaman untuk teman-teman yang akan menikah atau baru saja menikah.
Kalau sudah lebih dari dua tahun, saya yakin sudah pada master dan berpengalaman, yaa.
Jujur, dua tahun pertama bukanlah hal yang mudah. Bahkan untuk saya dan suami yang sudah berpacaran sejak SMA. Kalau ditotal-total kami sudah berpacaran sekitar 10 tahun. Dengan berbagai drama putus-nyambung.
Mungkin ada yang kepikiran, kenapa pacaran lama sekali? Tunggu apaan?
Kapan-kapan saya tulis lagi di diary yaa. Karena sekarang bukan itu yang akan saya bahas. Hehehe..
Nah, berikut tips yang mungkin akan berguna untuk calon atau para pasangan baru. Semua ini menurut pengalaman saya. Semoga bermanfaat.
1. Jangan Berekspektasi Tinggi
Jangan terlalu berharap bahwa dunia pernikahan akan seindah di drama Korea. Bahwa pasangan akan mengerti keinginan kita semudah mengedipkan mata.
Tidak semua pasangan bisa langsung mengerti atau sepaham tentang membina rumah tangga. Jadi pasti ada satu atau dua hal yang tidak sama.
Itu lah mengapa jangan berekspektasi tinggi. Bila ada hal kecil yang tidak sesuai dengan keinginan kita, kemungkinan kalian akan merasa sedikit kesal dengan pasangan. Dan merasa, "kok seperti ini sih?"
Coba bayangkan kalau kita menurunkan harapan-harapan indah kita tentang pernikahan. Mungkin pemikiran kita akan, "nanti akan aku sampaikan keinginanku. Semoga dia bisa mengerti kalau aku tidak suka seperti itu."
Bukankah hubungan kita dengan pasangan akan semakin indah?
2. Â Jangan Egois
Sepertinya hal ini adalah salah satu koentji sebuah hubungan. Karena pernikahan adalah menyatukan dua kepala. Dua pendapat. Dua keinginan. Dua harapan. Dan dua-dua yang lain untuk menjadi kesatuan yang utuh dalam rumah tangga.
Apabila kita bersikap egois, ingin segala sesuatunya sesuai dengan kehendak kita, bagaimana bisa rumah tangga bisa utuh?
Ibaratnya hanya satu pondasi yang ingin dibangun dengan sempurna. Pondasi yang lain diabaikan. Bagaimana bisa sebuah rumah tangga akan berdiri dengan kokoh?
Jadilah pendengar yang baik, bila ingin didengarkan.
3. Berkata Baik atau Diam
Apabila ada ketidakcocokan yang tidak bisa diabaikan, usahakan bicara dengan nada dan kata-kata yang baik.
Apabila kemarahan sudah berada di tenggorokan, menjauhlah sesaat dari pasangan. Berdiam dirilah terlebih dahulu.
Susah memang. Tapi lebih baik diam sampai tubuh bergetar menahan amarah daripada kita menyesal telah menyakiti hati pasangan yang kita harapkan untuk sehidup-semati.
Jangan sampai ada kata-kata atau perbuatan yang tidak mengenakan keluar untuk pasangan kita. Ingatlah bahwa perjuangan kalian masih begitu panjang. Jangan sampai melakukan hal yang akan kalian sesali seumur hidup.
4. Jangan Gengsi atau Besar Kepala
Jangan gengsi untuk meminta maaf dan jangan besar kepala saat pasangan meminta maaf.
Ada kalanya salah satu di antara suami-istri meminta maaf walaupun Ia merasa benar. Dan bukan berarti yang menerima permintaan maaf itu sudah pasti benar.
Jadi saat pasangan meminta maaf, janganlah merasa diri ini hebat. Karena dalam rumah tangga, tidak ada yang lebih hebat antara satu sama lain.Â
5. Saling Menghargai
Terkadang pihak suami mau pun istri, ingin sekali dipuji. Walaupun dengan hal-hal kecil. Hal itu membuat pasangan merasa dihargai.
Sebagai contoh, misalnya suami sudah bekerja seharian penuh. Walaupun memang laki-laki sang pencari nafkah, hargailah perjuangannya sekecil apapun.
"Terima kasih ya, sudah bekerja untuk keluarga kecil kita," dan diakhiri kecupan manis untuk suami.
Percayalah, walaupun hanya kalimat sederhana, hal itu bisa membangkitkan semangat suami dalam bekerja.
Jangankan bekerja. Suami saya bahkan pernah berterima kasih hanya karena saya megisi ulang sabun yang habis di kamar mandi. Sangat sepele ya? Tapi saya senang sekali mendengarnya.
6. Komunikasikanlah.
Mungkin ini adalah koentji terpenting dalam suatu hubungan. Sebagian besar pasti juga sudah paham bagaimana komunikasi antar pasangan adalah hal yang sangat krusial demi lancarnya pernikahan.
Ingat! Bahwa pasangan kita bukanlah seorang cenayang yang mampu memahami keinginan kita lewat pikiran.
Bicarakanlah. Tentu dengan kata-kata yang baik. Jangan tiba-tiba ngambek. Hal itu malah akan memicu pertengkaran.
Sekian tips-tips yang bisa saya bagikan tentang dua tahun pertama pernikahan.
Yang akan menikah semoga dilancarkan pernikahannya.
Yang baru menikah semoga bisa membangun pondasi yang kuat untuk kedepannya.
Dan yang sudah lama menikah semoga semakin kuat dan bisa menjadi panutan untuk orang di sekitarnya.
Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H