Mohon tunggu...
Al Iz Kusuma
Al Iz Kusuma Mohon Tunggu... -

pen

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nenek Dimana

24 April 2014   05:38 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:16 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nek..
bangun nek..
Nenek itu pun mengangkat wajahnya sambil memandangku..
Loh.. Nak sudah sembuh..??

Aku_ sudah nek..
Nenek_ Alhamdulillah nak, hati-hati nak ya lain kali..
Aku_ iya nek. Oiya nek.. Yang ikut mengantar saya waktu saya dibawa kerumah sakit itu nenek ya..?
Nenek_ iya.. Saya ikut orang-orang naik mobil. waktu itu nenek teriaki tapi tidak dengar..
Aku_ berarti nenek yang menitipkan uang 1 juta itu..?
Nenek_ iya.. Nenek masih punya simpanan. Pasti orang tuanya tidak disini ya, nenek tunggui sampai sore kok tidak ada yang jenguk, Makasih nak ya obatnya kemarin..
Aku_ iya sama-sama nek, Saya kembalikan nek ya uangnya, tapi tidak sekarang nanti kalau saya sudah pulang nek..
Nenek_ tidak usah nak.. Nak tidak apa-apa saja nenek sudah senang.. Seumur-umur nenek baru kali ini nenek mengemis diberi obat, baru kali ini juga nenek diberi uang yang begitu banyak..
Aku_ pas lagi ada rejeki kok nek, kalau ndak ada ya ndak.. ^_^

Akhirnya aku mengurungkan niatku untuk pulang, aku bicara banyak dengan nenek itu, entah kenapa padahal ini kali pertama aku ngobrol dengan nenek itu, tapi kita serasa akrab sekali seakan ada ikatan batin yang tak bisa kugambarkan. Kadang dia memegang kepalaku.. Bagiku itu sangat sesuatu..
Lalu ia menceritakan kehidupanya.. Awal kenapa ia menjadi pengemis. Masa lalunya, anaknya yang telah meninggal karena kecelakaan. Suaminya yang juga meninggal. tak ada yang bisa ia harapkan selain pergi dari kampungnya dan menjadi pengemis disini.
mendengar ceritanya membuatku diam, tak ada yang bisa aku ucapkan..
Ohh Tuhan, berikanlah kebahagiaan untuknya..

Senja pun tiba dan hujan sudah mereda..
Aku berniat mengantar nenek itu pulang tapi nenek itu menolak, aku mengajaknya makan pun ia menolaknya, ia menyuruhku pulang..
Tak ada yang bisa aku lakukan melihat penolakanya, tak etis pula aku memaksanya meskipun ingin sekali aku mengantarnya..
Akhirnya aku pun pulang kekampung halaman yang jaraknya 275 km, kota yang jauh..

Dirumah.. memang benar, aku di kucek habis-habisan oleh ayahku, ya maklum juga ayahku punya prinsip kecelakaan itu terjadi pasti karena ketelodoran, memang benar aku yang teledor. Belum lagi melihat kaki kiriku yang masih diperban, makin menjadi-jadi deh kalau ayah marah, aku menceritakan juga tentang nenek itu pada ayahku, semuanya tentang dia biar aku dikasih uang untuk mengembalikan uang 1 juta nya kemarin itu. Yaa ayah terkejut mendengarnya, aku juga terkejut karena ayah memberikan aku uang 5 juta untuk diberikan kepada nenek itu. Hari terindah dalam hidupku, pasti nenek senang menerimanya.. Terimakasih ayah.. Kau yang terbaik yang aku punya..

sebenarnya aku ingin sekali langsung kembali kemalang tapi tidak di ijinkan oleh orang rumah karena kakiku terlihat tambah sakit, jalan pun semakin lama semakin tertatih-tatih. sudah pernah ditabrak mobil 4x soalnya, akhirnya aku kembali kemalang bertepatan dengan hari pengambilan ijazahku saja. Aku berangkat sangat pagi dari rumah langsung menuju kampus, sepulang dari kampus mampir ke kost dan pulang.
Seperti rencana sebelumnya aku akan mengembalikan uang nenek itu, aku menuju tempatnya mengemis dan benar ia memang disana, dengan gayanya.. Tertidur..

Nenek..
Aku memegang tanganya namun ia masih saja tertidur. ^_^
Nenek yang lucu.. Pikiranya aneh, seaneh diriku. Tidak tega sebenarnya membangunkanya
Semoga sehat selalu nek.. Pasti ada kebahagiaan untukmu.. Pasti..
Aku memasukkan uang 5 juta pemberian ayah itu kedalam gendongnya, serta pesan yang aku tulis membungkus uang itu..
Terimakasih nek. Jaga kesehatan, kalau sakit beli obat. Sekali lagi terimakasih..

Aku meninggalkanya dan beranjak pulang..
Beberapa kali jika aku kemalang aku mampir ke tempat itu namun nenek sudah tak ada disana..
Salah satu orang yang tak akan terlupakan dalam kehidupku..

Suatu saat nanti aku pasti akan bertemu denganya lagi...

Al iz Kusuma

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun