Mohon tunggu...
Aliyatun Niswah
Aliyatun Niswah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Jember

Follow dan simak artikel selanjutnya

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

KKN Universitas Jember Membangun Desa 2022 : Mendorong Kesadaran Masyarakat dalam Menjaga Lingkungan dan Meningkatkan Perekonomian Melalui Program Bank Sampah

19 Agustus 2022   14:53 Diperbarui: 19 Agustus 2022   16:10 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

DESA TEGALAMPEL, BONDOWOSO - Program Kerja "Bank Sampah" yang bertajuk tema Sanitasi Lingkungan dan Kewirausahaan yang dibentuk oleh kelompok 380 KKN UNEJ dapat membantu perekonomian masyarakat dan membersihkan lingkungan di Desa Tegalampel. 

Bank sampah merupakan suatu bentuk program untuk mengatasi sampah di Desa Tegalampel. Kelompok 380 KKN UNEJ berinovasi untuk mengolah sampah tersebut untuk dijadikan produk yang memiliki nilai jual tinggi. 

Menurut Sriwani yang merupakan salah satu warga Desa Tegalampel juga sebagai Ibu RW 3 mengatakan bahwa "Daripada sampah dibuang, warga saya himbau untuk mengumpulkan sampahnya agar dapat ditabung pada Bank Sampah" Ujar Wanah panggilan akrabnya.

Mahasiswa KKN mengadakan pertemuan pada Minggu 07/08/2022 dengan beberapa warga yang sangat antusias dan mendukung program Bank Sampah. 

Mahasiswa KKN bersama Kepala Desa Tegalampel sepakat untuk membentuk dan mengesahkan struktur kepengurusan dari Bank Sampah. Proses pembentukan struktur kelembagaan Bank Sampah berjalan dengan lancar serta diperoleh nama kelembagaan yakni "Bank Sampah BIMATERA (Bakti Mandiri Pertiwi Sejahtera) Tegalampel".

Bank Sampah BIMATERA menjadi salah satu organisasi kelembagaan masyarakat yang mewadahi proses 3R yang dilakukan oleh masyarakat Tegalampel. Konsep Bank Sampah BIMATERA yaitu dengan memilah antara sampah organik dan anorganik kemudian mengolah sampah  tersebut menjadi produk yang bernilai. 

Pemilahan sampah organik, anorganik dan residu dilakukan dengan tujuan agar sampah tersebur dapat dimanfaatkan kembali serta tidak ikut terbuang ke TPA. Sampah tersebut dapat dilakukan pemilahan terlebih dahulu kemudian dapat langsung disetorkan ke Bank Sampah BIMATERA.

Sampah yang masuk ke Bank Sampah akan dilakukan penimbangan dan pencatatan terhadap jumlah, jenis, dan harga sampah pada buku tabungan yang sudah disediakan oleh pengurus. Warga yang menyetorkan sampahnya kemudian akan dijadikan nasabah dari Bank Sampah. Setelah itu jumlah uang tersebut dapat ditabung terlebih dahulu atau dapat langsung dilakukan penarikan. Harapan dari adanya program ini dapat mengurangi pembuangan sampah ke TPA serta meningkatkan perekonomian masyarakat.

Hal ini selaras dengan program Dinas Lingkungan Hidup Bondowoso sedang gencar untuk melaksanakan program Bank Sampah dengan proses 3R (reuse, reduce, recicle) pada lingkup rumah tangga agar sampah yang masuk ke TPA dapat berkurang. Proses 3R ini akan merubah dari kebiasaan yang sudah melekat di masyarakat yaitu Kumpul -- Angkut -- Buang yang mengakibatkan penumpukan di TPA sebagai tempat akhir dalam pengumpulan sampah.

Bank Sampah BIMATERA memproduksi 2 jenis yakni pupuk organik yang berasal dari limbah kotoran ternak dan kerajinan bucket bunga yang terbuat dari plastik. Perubahan yang dialami setelah terbentuknya Bank Sampah yaitu masyarakat mampu mengetahui perbedaan antara sampah organik dan anorganik, masyarakat juga mulai sadar akan kebersihan lingkungan, serta menjadi lebih kreatif dalam mengolah sampah.

Sumber : Pupuk organik yang diproduksi oleh Bank Sampah BIMATERA (dokpri)
Sumber : Pupuk organik yang diproduksi oleh Bank Sampah BIMATERA (dokpri)
Cara mengolah sampah organik berupa kotoran sapi menjadi pupuk organik yaitu dengan mengumpulkan bahan-bahan yang dibutuhkan seperti kotoran sapi, dekomposer, molase, dan dedak. Kotoran sapi yang dapat digunakan merupakan kotoran yang sudah memasuki hari ketiga atau lebih. 

Langkah selanjutnya yaitu mencampurkan kotoran sapi dengan dedak hingga merata. Setelah tercampur merata kemudian larutkan dekomposer dan molase dengan air lalu menyiramkan larutan tersebut ke kotoran sapi. Langkah terakhir, menutup bagian atas menggunakan terpal atau plastik.

 Proses produksi pupuk organik dimulai dari hari Rabu 03/08/2022, lalu dilanjutkan memproduksi pupuk organik dengan skala lebih besar bersama warga pada hari Rabu 10/08/2022.

Sumber : Bucket bunga yang diproduksi oleh Bank Sampah BIMATERA (dokpri)
Sumber : Bucket bunga yang diproduksi oleh Bank Sampah BIMATERA (dokpri)
Cara mengolah sampah anorganik yaitu memilah terlebih dahulu sampah yang dapat dijadikan sebagai kerajinan, seperti kresek yang dapat diolah menjadi bucket bunga. Langkah pertama yang dilakukan yaitu memilah kresek sesuai warna yang diinginkan. Kemudian menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan seperti setrika, gunting, lem tembak, kertas hvs, kain spondbond, dan pita. Langkah selanjutnya yaitu menyetrika antar kresek sehingga kresek menyatu dan kaku. 

Setelah kresek selesai di setrika kemudian bentuk dan gunting kresek sesuai pola kelopak bunga. Kemudian susun potongan pola hingga menjadi setangkai bunga. Proses produksi sampah anorganik berupa kresek menjadi kerajinan bucket dimulai dari hari Rabu 03/08/2022, lalu dilanjutkan memproduksi bucket dengan skala besar bersama warga sekitar.

Sumber : Pemasaran yang dilakukan oleh Bank Sampah BIMATERA kepada konsumen (dokpri)
Sumber : Pemasaran yang dilakukan oleh Bank Sampah BIMATERA kepada konsumen (dokpri)
Produk pupuk organik dari kotoran sapi sangat digandrungi oleh masyarakat Desa Tegalampel yang mayoritas pendudukanya petani. Mereka sangat tertarik dan ingin mencoba memakai pupuk tersebut pada tanaman mereka. Penjualan pupuk dimulai sejak hari Jumat 12/08/2022 hingga saat ini penjualan semakin meningkat.  

Penjualan pupuk melejit pesat yakni sebesar 200 kg pupuk telah terjual. Produk bucket dari sampah anorganik juga telah laku terjual, para konsumen juga banyak yang tertarik dan memberikan respon yang positif pada produk bucket. Hal ini menandakan keberhasilan produksi.

Sumber : Testimoni dari Bapak Priyatno mengenai produk pupuk organik Bank Sampah BIMATERA (dokpri)
Sumber : Testimoni dari Bapak Priyatno mengenai produk pupuk organik Bank Sampah BIMATERA (dokpri)
Kami juga meminta konsumen untuk menilai produk dari Bank Sampah BIMATERA guna meningkatkan kualitas dan kuantitas. Salah satu konsumen dari produk Bank Sampah mengatakan "Pupuk Organik ini sudah bagus dari segi kemasan dan label, pencampuran limbah dengan bahan pendukung dan campuran bahan-bahan plastik juga tidak ada di dalamnya. 

Masukan dari saya adalah pupuk organik tersebut dapat dilakukan uji lanjutan SNI terkait kandungan mikroorganisme dan kandungan-kandungan lain yang ada pada pupuk dan semoga program ini dapat berlanjut dan berkembang lebih luas lagi baik dari produk maupun pemasaran" ucap Bapak Priyatno, guru SMK Pertanian Bondowoso.

Lalu berdasarkan pendapat dari beberapa konsumen lainnya, "pupuk organik yang kalian pasarkan memiliki harga jual ekonomis. Mengenai pelabelan kemasan dapat menggunakan sablon, hal itu saya rasa lebih hemat daripada menggunakan pelabelan stiker. 

Selain itu pupuk organik ini tidak memiliki variasi berat serta kurang adanya ciri khas produk, saran saya dapat dilakukan penambahan mikroorganisme yang dapat mencegah produk menjadi berjamur jika disimpan lama pada kemasan" ujar Bapak Hasan Basri yang merupakan pemilik toko pertanian di Desa Tegalampel.

Salah satu konsumen dari produk bucket juga memberikan review, dengan mengatakan "Jujur harganya lebih murah dari bucket yang menggunakan bunga asli, tapi lemnya agak kelihatan di bunganya dikit, secara keseluruhan sudah bagus banget kak" ucap Mas Umar. Lalu dari konsumen lain juga mengatakan "Buket bunganya bagus pembuatannya rapi soal harga pas dikantong, mahal murahnya tergantung besar buketnya,,, yang jual juga ramah promosinya ok,,,,," ujar Mbak Ayik.

Sumber : Mahasiswa KKN bersama pengurus Bank Sampah melakukan diferensiasi produk baru yakni pembuatan lilin dan sabun dari minyak jelantah, Rabu 17/08/2022 (dokpri)
Sumber : Mahasiswa KKN bersama pengurus Bank Sampah melakukan diferensiasi produk baru yakni pembuatan lilin dan sabun dari minyak jelantah, Rabu 17/08/2022 (dokpri)

Selain mengeluarkan 2 jenis produksi pada Bank Sampah BIMATERA, kelompok 380 KKN UNEJ bersama dengan pengurus Bank Sampah melakukan diferensiasi produk dan pemasaran agar lebih bervariasi yakni melakukan praktik pembuatan sabun dan lilin yang berasal dari minyak jelantah yang dilakukan pada Rabu sore 17/08/2022. Antusiasme pengurus Bank Sampah sangat tinggi dengan adanya diferensiasi produk sabun dan lilin yang terbuat dari minyak jelantah. 

Diferensiasi produk tersebut dapat menambah segmentasi pemasaran yang lebih luas. Hal ini dikarenakan minyak jelantah dari Ibu-Ibu sangat melimpah serta tidak dimanfaatkan, sehingga dengan adanya praktik tersebut dapat menciptakan produk baru yang lebih bernilai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun