Mohon tunggu...
Aliyatun Niswah
Aliyatun Niswah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Jember

Follow dan simak artikel selanjutnya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN Universitas Jember Membangun Desa 2022: Kenali Permasalahan dan Potensi Desa Tegalampel dengan Pendirian Program Bank Sampah

6 Agustus 2022   07:03 Diperbarui: 4 September 2022   14:03 778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Mahasiswa Kelompok KKN 380 Universitas Jember bersama masyarakat Desa Tegalampel melakukan aktivitas praktik daur ulang sampah yang dijadikan pupuk organik dan kerajinan, Kamis 04/08/2022 (Dokpri)

DESA TEGALAMPEL, BONDOWOSO - Universitas Jember melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Tahun 2022 dilakukan dengan mengusung 2 model KKN yakni UNEJ Membangun Desa (UMD) dan KKN Kolaboratif dengan seluruh Perguruan Tinggi yang ada di daerah Jember. Pelaksanaan kegiatan KKN UMD Periode 2 tahun 2022 berlangsung sejak tanggal 20 Juli sampai 23 Agustus 2022 dimana kelompok KKN 380 langsung terjun menuju lokasi KKN yang berada di Desa Tegalampel, Kecamatan Tegalampel, Kabupaten Bondowoso. Lokasi Desa Tegalampel yang berada di Kecamatan Tegalampel Kabupaten Bondowoso menjadi salah satu tempat yang terlibat dalam penerjunan mahasiswa KKN yaitu dari mahasiswa kelompok 380 Universitas Jember.

Sumber: Kepala Desa menyambut hangat kedatangan Mahasiswa Kelompok KKN 380 Universitas Jember. Rabu 20/07/2022 (Dokpri)
Sumber: Kepala Desa menyambut hangat kedatangan Mahasiswa Kelompok KKN 380 Universitas Jember. Rabu 20/07/2022 (Dokpri)

Kedatangan dan niat baik mahasiswa UNEJ disambut dengan tangan terbuka oleh Kepala Desa dan seluruh jajaran perangkat Desa Tegalampel. Pemerintah Desa Tegalampel berharap dengan kedatangan mahasiswa KKN dapat meminimalisir permasalahan serta meningkatkan citra dan pengaruh yang positif untuk Desa Tegalampel. Kecamatan Tegalampel terdiri dari 8 desa yakni Desa Karanganyar, Sekarputih, Tegalampel, Mandiro, Tanggulangin, Klabang, Klabang Agung dan Purnama. Tegalampel merupakan sebuah desa yang berada di Kecamatan Tegalampel Kabupaten Bondowoso yang berjarak sekitar 2 km dari pusat Kota Bondowoso. Mayoritas penduduk di Desa Tegalampel bermata pencaharian sebagai petani dan juga peternak. Kondisi geografis, iklim dan cuaca, maupun tanah yang subur di Desa Tegalampel sangat mendukung usaha pertanian dan peternakan.

Berdasarkan hasil survei, kami mahasiswa Kelompok KKN 380 Universitas Jember menemukan permasalahan mengenai sanitasi lingkungan. Kepala Desa Tegalampel Bapak Sugianto pada Kamis, (21/07/2022) juga menuturkan bahwa "Permasalahan utama Desa Tegalampel yaitu banyaknya limbah sampah baik organik maupun anorganik yang dibuang pada selokan dan sungai" ujarnya. Desa Tegalampel masih belum mempunyai tempat penampungan sampah dikarenakan tidak adanya lahan. Selain permasalahan tersebut, Desa Tegalampel juga mempunyai potensi dimana masyarakatnya ahli dalam membuat kerajinan khususnya ibu-ibu, namun mereka tidak mengasah potensi tersebut. Lalu terdapat juga kelompok tani namun belum memiliki suatu program yang bertujuan untuk meningkatkan pertanian mereka.

Sumber: Mahasiswa Kelompok KKN 380 Universitas Jember bersama masyarakat Desa Tegalampel melakukan aktivitas praktik daur ulang sampah yang dijadikan pupuk organik dan kerajinan, Kamis 04/08/2022 (Dokpri)
Sumber: Mahasiswa Kelompok KKN 380 Universitas Jember bersama masyarakat Desa Tegalampel melakukan aktivitas praktik daur ulang sampah yang dijadikan pupuk organik dan kerajinan, Kamis 04/08/2022 (Dokpri)
Dari permasalahan dan potensi yang ada, kami membuat suatu program “BANK SAMPAH”. Bank Sampah merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan mengenai sampah dengan cara menerapkan prinsip 3R yaitu Reduce, Reuse, Recycle. Bank Sampah akan dikemas dalam tematik kewirausahaan, dimana memiliki tujuan yang selaras dengan Peraturan Menlh Nomor 13 Tahun 2012 dan UU RI Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Tujuan didirikannya Bank Sampah untuk mengurangi pencemaran lingkungan, mendidik masyarakat untuk bertanggung jawab terhadap sampah yang dihasilkan serta menambah penghasilan masyarakat. Potensi yang ada juga dapat diasah dan dikembangkan dengan adanya Bank Sampah ini. Dalam program bank sampah kami memanfaatkan limbah sampah organik maupun anorganik.

Sumber: Pengolahan Limbah Organik dan Anorganik (Dokpri)
Sumber: Pengolahan Limbah Organik dan Anorganik (Dokpri)

Pada permasalahan limbah sampah organik, kami akan memanfaatkan limbah kotoran sapi. Menurut PPL Desa Tegalampel Bapak Rofik juga menjelaskan bahwa kotoran sapi merupakan salah satu permasalahan yang ada di Desa Tegalampel. Kotoran sapi yang ada tidak dikelola dengan baik oleh masyarakat. Sehingga kami mengolah kotoran sapi menjadi pupuk organik yang dapat memberikan penghasilan tambahan bagi masyarakat serta mengatasi permasalahan lingkungan akibat kotoran sapi tersebut, dimana akan dilakukan oleh para kelompok tani dan karang taruna serta didampingi oleh PPL Desa Tegalampel. Sedangkan pada permasalahan sampah anorganik, sampah akan dipilah mana yang bisa dijual dan mana yang bisa diolah menjadi kerajinan seperti bucket bunga dari plastik, lilin, sabun cuci piring, bunga, tas, tikar dan masih banyak lagi. Untuk awal dari meningkatkan potensi masyarakat dalam bidang kerajinan, kami mengolah limbah dengan membuat kerajinan sederhana berupa bucket, dimana akan dilakukan oleh ibu-ibu PKK, karang taruna dan Ibu RW 3 Desa Tegalampel.

Sumber: Musyawarah bersama mengenai pembentukan struktur kelembagaan Bank Sampah bersama Kepala Desa Tegalampel, Minggu 07/08/2022 (Dokpri)
Sumber: Musyawarah bersama mengenai pembentukan struktur kelembagaan Bank Sampah bersama Kepala Desa Tegalampel, Minggu 07/08/2022 (Dokpri)

Pembentukan struktur kelembagaan Bank Sampah dilakukan oleh mahasiswa kelompok KKN 380 UNEJ bersama dengan Kepala Desa Bapak Sugianto. Dalam pembentukan struktur kelembagaan dihadiri oleh Ibu PKK, tokoh masyarakat, serta karang taruna. Berdasarkan musyawarah bersama pada pertemuan tersebut, telah disepakati Bapak Bayu yang merupakan salah satu peserta musyawarah pembentukan struktur kelembagaan terpilih menjadi ketua bank sampah di Desa Tegalampel. Proses pembentukan struktur kelembagaan Bank Sampah berjalan dengan lancar serta diperoleh nama kelembagaan yakni “Bank Sampah BIMATERA Tegalampel”. Makna dari adanya nama kelembagaan tersebut yakni Bank Sampah Bakti Pertiwi Lestari Sejahtera yang mana diharapkan dapat berkelanjutan kedepannya. Produk yang telah diproduksi oleh Bank Sampah yakni bucket bunga dan pupuk organik. Produk tersebut telah dipasarkan kepada sasaran terkait.

Sumber: Hasil produksi Bank Sampah Kerajinan Bucket dan Pupuk Organik (Dokpri)
Sumber: Hasil produksi Bank Sampah Kerajinan Bucket dan Pupuk Organik (Dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun