Mohon tunggu...
Aliya Shajali
Aliya Shajali Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Keperawatan Universitas Airlangga

Sifatnya ceria, tapi jiwanya gampang sedih, moodnya gampang berantakan, dan mentalnya gampang nangis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dampak Buruk Polusi Cahaya bagi Kesehatan yang Jarang Masyarakat Ketahui

27 Mei 2022   21:25 Diperbarui: 27 Mei 2022   21:31 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagian besar pencemaran lingkungan di bumi berasal dari manusia dan penemuannya. Kita ambil contoh, mobil atau plastik. Saat ini, emisi mobil merupakan sumber utama polusi udara yang berkontribusi terhadap perubahan iklim, dan plastik memenuhi lautan, menciptakan bahaya kesehatan yang signifikan bagi hewan laut.

Dan bagaimana dengan bola lampu listrik? salah satu benda penemuan yang merupakan penemuan terbesar manusia sepanjang masa. Dengan lampu listrik bisa menjadi hal yang indah, membimbing kita pulang saat matahari terbenam, menjaga kita tetap aman dan membuat rumah kita nyaman dan terang. Namun, seperti emisi karbon dioksida dan plastik, terlalu banyak hal baik mulai berdampak negatif terhadap lingkungan. Polusi cahaya, penggunaan cahaya buatan luar ruangan yang berlebihan atau tidak tepat, memengaruhi kesehatan manusia, perilaku satwa liar, dan kemampuan kita untuk mengamati bintang dan benda langit lainnya.

Polusi cahaya dapat didefinisikan sebagai cerahnya langit malam yang disebabkan oleh lampu jalan dan buatan manusia lainnya sumber yang menghalangi pengamatan bintang dan planet. Masih banyak masyarakat yang kurang mengetahui tentang bahaya dari polusi cahaya, terutama dampaknya bagi kesehatan.

Polusi cahaya datang dalam berbagai bentuk, yang pertama yaitu sky glow, sky glow adalah terangnya langit malam, sebagian besar di daerah perkotaan, karena lampu listrik mobil, lampu jalan, kantor, pabrik, iklan luar ruang, dan bangunan, mengubah malam menjadi siang bagi orang-orang yang bekerja dan bermain lama setelah matahari terbenam. Sky glow terbentuk dari pemantulan dan penghamburan cahaya oleh molekul dan aerosol di atmosfer. Kedua yaitu light trespass, dikenal sebagai cahaya tumpahan yang terjadi ketika lampu tanpa sengaja menerangi rumah dan area lain. Ketiga silau, diciptakan oleh cahaya yang bersinar secara horizontal.  Dan yang keempat yaitu pencahayan berlebih, mengacu pada penggunaan cahaya buatan jauh melampaui apa yang dibutuhkan untuk aktivitas tertentu, seperti menyalakan lampu sepanjang malam di gedung kantor yang kosong.

Polusi cahaya dapat merusak ritme tubuh alami baik pada manusia maupun hewan. Cahaya malam mengganggu tidur dan mengacaukan ritme sirkadian atau siklus tidur-bangun yang diulangi kira-kira setiap 24 jam yang memandu aktivitas siang dan malam dan memengaruhi proses fisiologis di hampir semua organisme hidup. Salah satu proses ini adalah produksi hormon melatonin.

Melatonin, hormon yang diproduksi oleh kelenjar pineal, disekresikan pada malam hari dan dikenal membantu mengatur jam biologis tubuh. Melatonin memicu sejumlah aktivitas biologis, termasuk pengurangan produksi estrogen tubuh di malam hari. Tubuh memproduksi melatonin di malam hari, dan kadar melatonin turun drastis dengan adanya cahaya buatan atau alami yang mengakibatkan kurang tidur, kelelahan, sakit kepala, stres, kecemasan, dan masalah kesehatan lainnya. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa penurunan tingkat produksi melatonin noc-turnal meningkatkan risiko individu mengembangkan kanker.

Hubungan antara cahaya buatan dan gangguan tidur juga cukup intuitif. Kesulitan dalam menyesuaikan jam sirkadian dapat menyebabkan sejumlah gangguan tidur, termasuk gangguan tidur kerja shift, yang mempengaruhi orang-orang yang bergiliran atau bekerja di malam hari, dan sindrom fase tidur tertunda, di mana orang cenderung tertidur sangat larut malam dan mengalami kesulitan bangun tepat waktu untuk bekerja, sekolah, atau kegiatan sosial.

Untuk itu berhenti membuang energi merupakan hal-hal yang dapat kita semua lakukan untuk mengurangi polusi cahaya. Penulis juga menyarankan agar masyarakat menggunakan pencahayaan luar ruangan hanya jika dan di mana diperlukan, untuk memastikan lampu luar ruangan terlindung dengan benar dan mengarahkan cahaya ke bawah bukannya ke langit, dan menutup tirai jendela di malam hari untuk menjaga cahaya di dalam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun