Solo, kota yang dikenal dengan budaya dan tradisinya yang kaya, juga memiliki daya tarik lain yang tidak kalah menggoda: wisata kuliner. Salah satu tempat terbaik untuk merasakan kelezatan kuliner khas Solo adalah Pasar Gede, pasar tertua yang berdiri sejak zaman kolonial. Dengan suasana yang kental akan sejarah dan keragaman kuliner, Pasar Gede adalah surga bagi para pencinta makanan.
Pasar Gede, yang terletak di pusat Kota Solo, bukan hanya sekadar tempat berbelanja. Pasar ini adalah saksi bisu perjalanan sejarah Kota Solo, mencerminkan kehidupan masyarakat dari generasi ke generasi. Didirikan pada tahun 1930, pasar ini telah menjadi pusat perdagangan dan interaksi sosial bagi warga Solo. Arsitektur bangunannya yang khas dan tradisional menjadikannya sebagai ikon kota.
Salah satu daya tarik utama Pasar Gede adalah keragaman kuliner yang ditawarkan. Di sini, pengunjung dapat menemukan berbagai jenis makanan, mulai dari jajanan pasar hingga hidangan tradisional. Berkunjung ke Pasar Gede Solo tak afdol jika tak mencicipi es dawet telasih. Banyak sekali penjualnya, salah satu yang terkenal adalah racikan Bu Dermi. Es Dawet Telasih Bu Dermi ini memiliki racikan yang segar. Isinya komplit, seperti dawet ketan hitam, jenang sumsum, tape ketan, biji selasih, gula cair, santan, dan es batu. Seporsinya dibanderol sekitar Rp 10.000.
Tak hanya itu, Pasar Gede juga menyediakan beragam jajanan pasar yang lezat. Lenjongan, alias aneka jajanan tradisional khas Jawa. Salah satu penjual lenjongan yang ramai dan jadi favorit saat berkunjung ke sini adalah Lenjongan Yu Sum. Lenjongan ini berisi tiwul, cenil, ketan hitam, ketan putih, sawut, grontol, hingga klepon dan taburan kelapa parut dengan siraman gula merah cair. Menikmati jajanan ini sambil mengamati suasana pasar yang ramai memberikan kenikmatan tersendiri.
Pasar memang pusatnya jajanan tradisional yang menjadi ciri khas camilan suatu kota. Nah, di Pasar Gede Solo bisa berburu makanan yang satu ini, Ayam goreng Pak Ali juga menjadi andalan oleh-oleh kuliner ketika menjelajah di Pasar Gede. Ada dua versi ayam goreng yang bisa dibawa pulang, yaitu goreng matang dan goreng setengah matang. Menariknya ayam goreng ini dibungkus menggunakan daun pisang dan besek. Aroma dan rasa yang dihasilkan pun lebih autentik dan lezat.
Berwisata kuliner di Pasar Gede bukan hanya tentang menikmati hidangan, tetapi juga menjelajahi suasana pasar yang ramai. Aroma makanan yang menggoda, suara pedagang yang tawar-menawar, dan senyum ramah dari para penjual menciptakan pengalaman yang tak terlupakan. Pengunjung dapat bercengkerama dengan warga lokal, mendengarkan cerita mereka, dan merasakan kehangatan budaya Solo.
Dengan segala kelebihan yang dimiliki, Pasar Gede telah menjadi salah satu ikon wisata kuliner di Solo. Hal itu menjadikan Kota Solo semakin dikenal karena kulinernya. Setiap gigitan makanan dan tegukan minuman membawa kita lebih dekat kepada budaya dan tradisi yang ada di Solo.
Dalam pandangan saya, Pasar Gede Solo bukan sekadar tempat untuk menikmati kuliner, tetapi juga merupakan wadah untuk merayakan keberagaman dan tradisi yang ada di Indonesia. Melalui setiap hidangan yang disajikan, kita tidak hanya mengisi perut, tetapi juga menyantap sejarah dan budaya yang telah terjalin selama bertahun-tahun. Hal ini menjadi pengingat bahwa kuliner adalah salah satu cara terbaik untuk memahami suatu daerah dan masyarakatnya. Kita bisa melihat bagaimana resep-resep turun temurun tetap dipertahankan, sekaligus diadaptasi dengan sentuhan modern.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H