Mohon tunggu...
Aliya Rahmah
Aliya Rahmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Bimbingan dan Konseling UNESA

Bercita cita menjadi arsitek penyembuhan batin dan bisa menjadi navigasi handal yang menemukan mercusuar harapan dan titik terang bagi semua orang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Strategi Komunikasi Menghadapi Organisasi Krisis : Membangun Kepercayaan di Tengah Ketidakpastian

7 Januari 2025   20:15 Diperbarui: 7 Januari 2025   20:27 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam model komunikasi krisis di atas, maka perlu dilakukan tindakan-tindakan untuk memulihkan masa krisis yang sedang dialami oleh organisasi yaitu dengan cara:

  • Crisis Preparedness : Memiliki rencana komunikasi untuk antisipasi krisis
  • Initial Respons : Mengumpulkan fakta-fakta, menganalisis fakta-fakta, menyampaikan press release
  • Berkomunikasi Dengan Key-Persons; Corrective & Reaction : Menyesuaikan strategi komunikasi dengan situasi krisis yang sedang terjadi
  • Evaluation : Mengevaluasi semua yang telah dilaksanakan, termasuk strategi untuk memulihkan dampak negatif terhadap reputasi

Membangun Kepercayaan di Tengah Ketidakpastian

Ketidakpastian adalah musuh terbesar perencanaan. Kepercayaan merupakan elemen penting dan aset yang sangat berharga untuk organisasi khususnya selama masa krisis dan harus dibangun kembali setelahnya. Ini menjadi pondasi kokoh dalam hubungan antar individu dan pemimpin dengan anggota. Tanpa kepercayaan, pemangku kepentingan akan sulit untuk menerima informasi dan perubahan yang dilakukan oleh organisasi.

Untuk membangun kepercayaan di tengah ketidakpastian ini, diperlukan strategi dan memerhatikan faktor-faktor diantaranya :

  • Transparansi dalam Komunikasi : Organisasi harus berkomunikasi secara terbuka dan jujur secara sungguh-sungguh, menyampaikan informasi yang jelas dan akurat kepada para pemangku kepentingan mengenai situasi mereka (proses perencanaan, penyusunan, pelaksanaan) tanpa ditutup-tutupi dan memanipulasi fakta.
  • Empati : Menunjukkan bahwa bisa peduli dan memahami selama masa krisis terhadap  kesulitan yang dialami seluruh pihak yang terlibat.
  • Konsistensi dan Kejelasan dalam Menyampaikan Pesan : Menyampaikan komunikasi baik internal maupun eksternal di semua saluran komunikasi dan tidak membuat harapan palsu dan janji berlebihan agar tidak membingungkan pemangku kepentingan.
  • Komitmen Jangka Panjang : Berusaha menunjukkan keseriusan dalam berkomitmen untuk memperbaiki situasi krisis ini dan mengembalikan stabilitas, sehingga terlihat memiliki rencana yang matang untuk menghindari periode krisis yang serupa di masa depan.
  • Pemimpin yang Terpercaya : Berani mengakui kesalahan dan bertanggung jawab atas tindakan.
  • Keterlibatan Publik : Dalam setiap  proses pengambilan keputusan, selalu libatkan partisipan publik agar dapat meningkatkan rasa memiliki dan kepercayaan mereka terhadap organisasi.

Baca artikel-artikel menarik lainnya di https://bk.fip.unesa.ac.id/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun