Mohon tunggu...
NURCHOLIS
NURCHOLIS Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger

Pendatang baru di kompasiana.com yang sedang mencari pengalaman dan bersemangat dalam membuat konten yang informatif, menarik, dan SEO-friendly. Sedang belajar menulis artikel beragam topik untuk blog dan website.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Pola Asuh Unik Orangtua Milenial Ciptakan Anak Kreatif

7 Juni 2024   07:59 Diperbarui: 7 Juni 2024   08:05 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pola asuh orang tua milenial ciptakan anak kreatif (sumber gambar: unsplash.com)

Generasi milenial, yang lahir di antara tahun 1981 hingga 1996, kini sudah banyak yang menjadi orangtua. Berbeda dengan pola asuh yang mereka terima di masa kecil, para orangtua milenial ini kerap menerapkan gaya pengasuhan yang unik dan kreatif. Mereka sadar bahwa dunia terus berkembang, dan pola asuh yang kaku serta berfokus pada pencapaian akademis semata mungkin tidak lagi relevan untuk masa depan anak-anak mereka.

Lalu, seperti apakah pola asuh unik orangtua milenial yang berpotensi menciptakan generasi kreatif? Mari simak ulasannya di bawah ini!


1. Menghargai Keunikan dan Minat Anak

Generasi milenial sebagai orangtua lebih cenderung menghargai keunikan dan minat anak mereka. Mereka tidak memaksakan anak untuk menjadi seperti anak lainnya atau menggapai cita-cita yang diinginkan orangtua. Orangtua milenial memberikan kebebasan kepada anak untuk mengeksplorasi minatnya dan mengembangkan potensi mereka secara maksimal.

Contohnya, jika anak lebih tertarik pada seni daripada pelajaran matematika, orangtua milenial akan mendukung minat tersebut. Mereka mungkin akan mendaftarkan anak pada kursus seni lukis atau musik untuk menyalurkan kreativitasnya. Dengan demikian, anak akan merasa dihargai dan lebih bersemangat untuk mengembangkan bakatnya.


2. Menanamkan Critical Thinking dan Problem Solving Sejak Dini

Orangtua milenial sadar bahwa kemampuan berpikir kritis (critical thinking) dan pemecahan masalah (problem solving) sangat penting untuk masa depan anak. Oleh karena itu, mereka menerapkan metode parenting yang mengutamakan pengembangan dua kemampuan tersebut.

Misalnya, saat anak mengalami kesulitan, orangtua milenial tidak langsung memberikan jawaban. Sebaliknya, mereka akan mengajak anak untuk berpikir tentang penyebab masalah dan mencari solusi sendiri. Orangtua bisa memberikan pertanyaan panduan seperti "Menurutmu kenapa mainan kamu rusak?" atau "Coba kamu pikirkan cara lain untuk menyelesaikan tugas ini." Dengan demikian, anak terbiasa berpikir kritis dan mandiri dalam menyelesaikan masalah.


3. Menerapkan Digital Literacy Sejak Dini

Generasi milenial yang lahir dan besar di era digital sadar pentingnya literasi digital bagi anak-anak mereka. Mereka tidak menghindari gadget dan teknologi, melainkan mengajarkan anak cara menggunakannya secara bijak dan aman.

Orangtua milenial bisa memperkenalkan aplikasi pendidikan atau game  edukatif kepada anak mereka. Mereka juga bisa mengajarkan anak tentang etika berinternet, bahaya cyberbullying, dan cara menjaga privasinya di dunia digital. Dengan demikian, anak dapat memanfaatkan teknologi untuk belajar dan berkreativitas.


4. Menjalin Komunikasi Terbuka dan Saling Menghargai

Orangtua milenial lebih mengutamakan komunikasi terbuka dan saling menghargai dalam hubungannya dengan anak. Mereka berusaha menjadi teman dekat bagi anak dan membuka peluang diskusi tentang permasalahan yang dihadapi anak.

Orangtua milenial tidak segan untuk menjelaskan alasan di balik setiap aturan yang dibuat. Mereka juga memberikan kesempatan kepada anak untuk menyampaikan pendapat dan perasaannya. Dengan demikian, anak merasa dipercaya dan dihargai, dan hubungan antara orangtua dan anak menjadi lebih kuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun