Mohon tunggu...
NURCHOLIS
NURCHOLIS Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger

Pendatang baru di kompasiana.com yang sedang mencari pengalaman dan bersemangat dalam membuat konten yang informatif, menarik, dan SEO-friendly. Sedang belajar menulis artikel beragam topik untuk blog dan website.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kritik Pedas dan Saran Manis untuk Kompasiana

5 Juni 2024   00:34 Diperbarui: 5 Juni 2024   00:44 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar hasil tes kecepatan laman kompasiana.com (sumber gambar: gtmetrix.com)

Kompasiana, nama yang tak asing lagi bagi para pecinta literasi di Indonesia. Platform ini telah menjadi wadah bagi banyak orang untuk menuangkan ide, gagasan, dan cerita mereka. Namun, di balik popularitasnya, Kompasiana tak luput dari kritik. Penulis berani menyuarakan keluhan ini terkait fitur dan pengalaman penulis sebagai pengguna yang dirasa kurang optimal.

Kritik-kritik ini bukan tanpa alasan. Di era digital yang serba cepat ini, pengguna mengharapkan platform yang mudah digunakan, nyaman diakses, dan menghadirkan pengalaman yang menyenangkan. Kompasiana, sebagai platform yang digemari banyak orang, perlu berbenah diri agar dapat memenuhi ekspektasi penggunanya dan terus bersinar di tengah gempuran platform media sosial dan blogging lainnya.

Mari kita telusuri lebih dalam apa saja kritik dan saran untuk Kompasiana. Kritik-kritik ini akan menjadi landasan bagi Kompasiana untuk berbenah diri dan kembali menjadi platform yang ideal bagi para penulis dan pembaca. Kritik-kritik ini juga diharapkan dapat membuka ruang diskusi dan ide konstruktif untuk masa depan Kompasiana yang lebih gemilang.


Kecepatan Website: Jangan Biarkan Pembaca Kabur!

Pernahkah Anda menunggu lama saat membuka Kompasiana? Hal ini mungkin disebabkan oleh kecepatan website yang kurang optimal. Kecepatan website yang lambat berdampak buruk pada pengalaman pengguna (UX). Pengguna yang kesal karena menunggu lama cenderung akan meninggalkan Kompasiana dan beralih ke platform lain.

Gambar sampul tulisan ini merupakan hasil tes kecepatan loading Kompasiana yang penulis lakukan pada tanggal 4 Juni 2024, pukul 22.30 WIB, penulis melakukan tes kecepatan laman Kompasiana.com di situs GTmetrix.com. Tes ini bertujuan untuk mengetahui performa laman Kompasiana.com dan mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan kecepatan dan pengalaman pengguna.

Hasil tes menunjukkan bahwa Kompasiana.com mendapatkan nilai D. Nilai ini tergolong rendah dan menunjukkan bahwa laman Kompasiana.com perlu dioptimalkan untuk meningkatkan kecepatannya.

Untuk mengatasi masalah ini, Kompasiana perlu melakukan tes kecepatan website secara berkala. Banyak tool seperti Google PageSpeed Insights yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi kelemahan website dan kemudian melakukan perbaikan terhadap performanya.

Misalnya, dengan kompresi gambar dan penggunaan caching, kecepatan website dapat ditingkatkan secara signifikan. Dengan begitu, pembaca akan lebih senang berkunjung ke Kompasiana dan menikmati konten yang disajikan.


Tampilan Membosankan? Saatnya Ganti Baju Baru!

Tampilan Kompasiana saat ini terkesan sedikit monoton dan kurang mengikuti tren desain website masa kini. Tampilan yang itu-itu saja bisa membuat pengguna cepat bosan. Untuk meningkatkan daya tarik visual, Kompasiana perlu mempertimbangkan untuk melakukan redesign website.

Desain yang lebih fresh dan modern dapat membuat pengguna betah berlama-lama di Kompasiana. Selain itu, perlu dipertimbangkan untuk meningkatkan responsivitas website agar tampilannya tetap optimal saat diakses melalui perangkat mobile.

Saat ini, banyak platform lain yang menyuguhkan tampilan website yang menarik dan user-friendly. Dengan sedikit inovasi dalam desain, Kompasiana dapat kembali menjadi platform favorit para penulis dan pembaca.


Iklan Menyerbu, Kenyamanan Melengkung: Atur Tayangan Iklan!

Munculnya tayangan iklan secara berlebihan di Kompasiana bisa mengganggu kenyamanan membaca pengguna. Iklan yang terlalu banyak dan tidak relevan dengan konten justru mengurangi pengalaman pengguna.

Untuk itu, Kompasiana perlu menerapkan strategi penayangan iklan yang lebih terstruktur. Iklan yang ditampilkan sebaiknya relevan dengan konten artikel dan tidak mengganggu alur pembacaan. Misalnya, iklan tentang kesehatan bisa ditampilkan pada artikel bertema kesehatan.

Selain itu, jumlah penayangan iklan juga perlu dibatasi agar tidak membuat halaman terlihat penuh dan membingungkan pembaca. Dengan penataan iklan yang lebih baik, pengguna akan lebih fokus pada konten yang disajikan dan pengalaman membaca pun menjadi lebih menyenangkan.

Optimasi SEO: Bantu Artikel Kompasiana Cepat Ditemukan Google!

Sebagai platform yang berfokus pada konten, optimasi SEO adalah kunci agar artikel di Kompasiana dapat ditemukan dengan mudah oleh pengguna internet. Sayangnya, Kompasiana masih memiliki beberapa kekurangan dalam hal ini.

Pertama, Kompasiana belum menyediakan fitur slug untuk para penulisnya. Slug adalah bagian URL yang menjelaskan isi konten secara singkat dan jelas. Ketiadaan fitur ini menyulitkan artikel untuk ditemukan mesin pencari seperti Google.

Kedua, Kompasiana juga belum menyediakan fitur ALT Image untuk para penulisnya. Fitur ALT Image berfungsi untuk memberikan deskripsi singkat pada gambar yang diunggah. Tanpa deskripsi ini, mesin pencari seperti Google akan kesulitan memahami arti penting gambar untuk artikel tersebut.

Untuk meningkatkan optimasi SEO artikel di Kompasiana, para penulis disarankan untuk memberikan judul dan deskripsi yang menarik, serta menyertakan internal link ke artikel Kompasiana lainnya yang relevan.

Selain itu, Kompasiana perlu melakukan beberapa perbaikan teknis pada website, seperti mempercepat kecepatan website dan membuat struktur website yang lebih ramah mesin pencari. Dengan optimasi SEO yang lebih baik, artikel-artikel di Kompasiana akan lebih mudah ditemukan oleh pengguna internet dan menjangkau pembaca yang lebih luas.

Belajar dari Kompetitor: Siapa Juara di Hati Para Penulis Hari Ini?

Kompasiana bukanlah platform tunggal untuk para penulis artikel. Ada beberapa platform lain yang menjadi kompetitor Kompasiana, seperti IDN Times, Kumparan, Popmama, Genbest, Narasi, Mojok, dan Medium.

Membandingkan Kompasiana dengan kompetitor bisa menjadi langkah strategis untuk melihat kekurangan dan kelebihan masing-masing platform. Sebagai contoh, IDN Times dikenal dengan fokusnya pada konten-konten kekinian dan viral, serta tim editornya yang aktif membantu penulis dalam mengoptimalkan artikel.

Kompasiana bisa belajar dari hal tersebut dengan mengadakan program mentoring atau pelatihan SEO bagi para penulisnya. Selain itu, Kompasiana juga perlu memperhatikan fitur-fitur yang ditawarkan oleh kompetitor dan mempertimbangkan untuk menambahkan fitur-fitur yang dirasa dapat meningkatkan kualitas pengalaman pengguna.

Mari Berbenah Bersama!

Kompasiana memiliki potensi besar untuk menjadi platform berbagi cerita dan opini terbaik di Indonesia. Namun, platform ini perlu berbenah diri dalam beberapa hal, seperti meningkatkan kecepatan website, mempercantik tampilan, mengoptimalkan SEO, membantu penulis dalam hal monetisasi, dan belajar dari kompetitor.

Dengan komitmen untuk perbaikan, Kompasiana bisa menjadi platform yang diharapkan para penulis artikel untuk berkarya dan berbagi gagasan. Mari kita berharap Kompasiana dapat kembali bersinar dan menjadi rumah bagi para penulis yang ingin menebar manfaat melalui tulisan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun