Mohon tunggu...
Aliya Hamida
Aliya Hamida Mohon Tunggu... Mahasiswa - International Relations Enthusiast

International Relations Student

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Invisible Women: Dilema antara Ada dan Tiada

13 April 2022   23:51 Diperbarui: 13 April 2022   23:54 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : intermittent-breathing.com

Negara dalam hal ini perlu membuat program yang mampu memetakan dengan jelas apa apa faktor perempuan terlibat dalam kelompok kekerasan ekstrimis, sehingga dapat dipertimbangkan iya atau tidak layaknya masuk dalam masyarakat. 

Jika memang layak, kemudian negara seharusnya merumuskan langkah-langkah strategis untuk mencapai tujuannya yakni pengembalian perempuan itu tadi. 

Negara secara bersama-sama dengan media lokal dan nasional perlu memberikan berita yang seimbang yang mampu membangun wacana baru dalam mastarakat tentang keberadaan perempuan yang dipulangkan dari kelompok-kelompok kekerasan ekstrimis. Hal ini bukan main-main, dilaporkan oleh UNDP hanya 5% saja perempuan yang kembali

ke negara asal, dari 7081 orang hanya 590 yang kembali di tahun 2018. Tak hanya ketakutan menghadapi stigma masyarakat, gagalnya konstitusi negara melindungi perempuan membuat keamanan tidak dapat diraih mereka. 

Bayang-banyang financial security, seperti akan makan apa disana? Kedepannya penghasilan dari mana? Bagaimana kalau tidak bisa mendapat pekerjaan dan tidak bisa hidup layak? Dsb. 

UNDP dalam hal ini melakukan promosi kepada pemerintah agar sadar akan urgensi legalitas yang mampu melindungi perempuan yang kembali ke masyarakat. 

UNDP mendorong pengakuan terhadap perempuan sebagai bagian dari pertimbangan atas pembuatan kebijakan.Sebagai sebuah organisasi internasional ia tak mampu memaksa negara, hanya dapat melakukan persuasi dengan upaya yang gencar.

Referensi Utama
Laporan UNDP "Invisible Women: Gendered Dimensions of Return, Rehabilitation and Reintegration fromViolentExtremism"yangsayaunduhmelaluilaman https://icanpeacework.org/2019/01/11/invisible-women/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun