Menurut penelitian, dampak perceraian pada anak-anak bisa sangat parah. Di satu sisi banyak anak yang memvonis dirinya mengalami gangguan kesehatan mental terlebih jika tidak diawasi,oleh karenanya peranan penting orang tua di saat perkembangan anak memulai fase-fase remaja awal sangatlah penting.
Hal yang terjadi pada anak nantinya akan berdampak pada dirinya sendiri, seperti lebih mudah marah, khawatir, depresi, punya perilaku yang merugikan dirinya dan orang lain, sulit mengikuti pelajaran di sekolah atau putus sekolah, gampang sakit atau bahkan bisa berpengaruh besar pada faktor lingkungan tempat mereka tinggal seperti kenakalan remaja. Pada dasarnya meskipun ada yang merasa bahwa perceraian mereka akan lebih baik untuk anak mereka.
Menurut Penelope Leach (seorang ahli di bidang pengasuhan anak) mengatakan bahwa ”Perceraian menghancurkan kehidupan anak-anak.”
Slogan “Apakah anak akan lebih bahagia jika orangtuanya berpisah?”
Sebagai kedua orang tua hal tersebut memang terlihat biasa-biasa saja. Tapi ingatlah, apa yang orang tua rasakan belum tentu sama dengan apa yang anak-anak rasakan. Orang tua yang mau bercerai ingin memulai hidup baru. Tapi, anak-anak biasanya tidak suka dengan perubahan dan tetap mau dekat dengan kedua orang tuanya. Kunci utama anak dalam pikiran mereka terhadap pandangan yang melihat kedua orang tua mereka bahagia dan utuh saja sudah lebih dari cukup.
Setelah mewawancarai ribuan anak yang orang tuanya bercerai, pada pengarang buku The Unexpected Legacy of Divorce menulis, “Waktu orang tuaku bercerai, masa kecilku yang bahagia berakhir", dan “Dunia ini tidak bisa dipercaya dan sangat berbahaya”. Mereka berpikir seperti itu karena hubungan dua orang terdekat dalam hidup mereka yang seharusnya kuat malah hancur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H